Pasutri Mangku Madwijati
Pasangan suami istri, Jro Mangku Wayan Kariana dengan Jro Mangku Istri Sari madwijati di Geria Asram Satya Loka Taman Saraswati, Banjar/Desa Tegallinggah, Buda Wage Menail, Rabu (20/3).
AMLAPURA, NusaBali
Bertindak sebagai guru nabe Pandita Agni Sri Begawan Satya Nanda Saraswati dan guru waktra Pandita Dukuh Agni Suniatmika. Surat Keputusan (SK) sulinggih diserahkan oleh Bidang Diksa Pariksa PHDI Karangasem, I Gusti Ngurah Ananjaya.
Jro Mangku Wayan Kariana setelah disulinggih berganti nama jadi Pandita Agni Rsi Begawan Muninanda Sarasawti dan istrinya Jro Mangku Istri Sari berganti nama jadi Pandita Istri Rsi Begawan Amritananda Saraswati. Sebelum puncak upacara Rsi Yadnya diawali matur piuning di Pura Kahyangan Tiga, Pura Mrajan, dan diksa pariksa, Redite Umanis Uye, Minggu (17/3). Setelah PHDI Karangasem dipimpin I Gusti Ngurah Ananjaya menyatakan lulus, diksa pariksa dilanjutkan menggelar upacara Rsi Yadnya.
Hadir di acara penyerahan SK PHDI kepada dua sulinggih itu, Bupati I Gusti Ayu Mas Sumatri, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Ni Made Santikawati, Kepala Badan Kepegawaian Pengembangan Sumber Daya Manusia I Gusti Gede Rinceg, Staf Ahli Bupati Priagung Duarsa, Kepala Kantor Kementerian Agama Karangasem Dr Ni Nengah Rustini MAg, Camat Karangasem Cok Alit Surya Prabawa, Kabag Kesra I Gede Basma, dan undangan lainnya.
Bupati Mas Sumatri mengingatkan, tugas-tugas sulinggih sangatlah mulia. Di antaranya, membimbing umat, muput upacara dan melakukan penyucian diri melalui ritual nyurya sewana. “Setiap hari, sang sulinggih mendoakan umat sedharma dan semesta ini agar aman dan tentram serta umatnya selalu dalam kondisi kenak rahayu, melalui ritual nyurya sewana,” jelas Bupati Mas Sumatri.
Apalagi sesuai ketentuan kitab suci Hindu, salah satunya tertuang dalam Lontar Ekapratama disebutkan sulinggih itu sebagai sang katrini katon, sebagai wakil Tuhan. Juga dalam Sarasamuscaya disebutkan sebagai satya wadi yakni selalu menyuarakan kebenaran. “Itu artinya sulinggih selama ini melayani umat, dilandasi semangat dharma,” katanya.
Pangrajeg Karya, I Ketut Wirata, mengatakan setelah sepasang jro mangku jadi sulinggih, semua tatanan mesti berganti. Mulai dari nama tempat tinggal telah dikukuhkan menjadi geria, nama jro mangku diubah jadi nama sulinggih atas pemberian guru nabe. “Begitu juga tutur kata berkomunikasi sehari-hari juga berubah, lebih sopan dan lebih santun, sesuai sor singgih,” katanya. Sebab, sang sulinggih telah menjadi wakil Tuhan, sesuai amanat kitab suci yang tertuang dalam Lontar Ekapratama yakni sebagai sang katrini katon. *k16
Jro Mangku Wayan Kariana setelah disulinggih berganti nama jadi Pandita Agni Rsi Begawan Muninanda Sarasawti dan istrinya Jro Mangku Istri Sari berganti nama jadi Pandita Istri Rsi Begawan Amritananda Saraswati. Sebelum puncak upacara Rsi Yadnya diawali matur piuning di Pura Kahyangan Tiga, Pura Mrajan, dan diksa pariksa, Redite Umanis Uye, Minggu (17/3). Setelah PHDI Karangasem dipimpin I Gusti Ngurah Ananjaya menyatakan lulus, diksa pariksa dilanjutkan menggelar upacara Rsi Yadnya.
Hadir di acara penyerahan SK PHDI kepada dua sulinggih itu, Bupati I Gusti Ayu Mas Sumatri, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Ni Made Santikawati, Kepala Badan Kepegawaian Pengembangan Sumber Daya Manusia I Gusti Gede Rinceg, Staf Ahli Bupati Priagung Duarsa, Kepala Kantor Kementerian Agama Karangasem Dr Ni Nengah Rustini MAg, Camat Karangasem Cok Alit Surya Prabawa, Kabag Kesra I Gede Basma, dan undangan lainnya.
Bupati Mas Sumatri mengingatkan, tugas-tugas sulinggih sangatlah mulia. Di antaranya, membimbing umat, muput upacara dan melakukan penyucian diri melalui ritual nyurya sewana. “Setiap hari, sang sulinggih mendoakan umat sedharma dan semesta ini agar aman dan tentram serta umatnya selalu dalam kondisi kenak rahayu, melalui ritual nyurya sewana,” jelas Bupati Mas Sumatri.
Apalagi sesuai ketentuan kitab suci Hindu, salah satunya tertuang dalam Lontar Ekapratama disebutkan sulinggih itu sebagai sang katrini katon, sebagai wakil Tuhan. Juga dalam Sarasamuscaya disebutkan sebagai satya wadi yakni selalu menyuarakan kebenaran. “Itu artinya sulinggih selama ini melayani umat, dilandasi semangat dharma,” katanya.
Pangrajeg Karya, I Ketut Wirata, mengatakan setelah sepasang jro mangku jadi sulinggih, semua tatanan mesti berganti. Mulai dari nama tempat tinggal telah dikukuhkan menjadi geria, nama jro mangku diubah jadi nama sulinggih atas pemberian guru nabe. “Begitu juga tutur kata berkomunikasi sehari-hari juga berubah, lebih sopan dan lebih santun, sesuai sor singgih,” katanya. Sebab, sang sulinggih telah menjadi wakil Tuhan, sesuai amanat kitab suci yang tertuang dalam Lontar Ekapratama yakni sebagai sang katrini katon. *k16
1
Komentar