Petani Tak Lagi Tertarik Komposkan Sampah Upakara
Persoalan sampah di kawasan Pura Besakih, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, semakin kompleks.
AMLAPURA, NusaBali
Penyebab utamanya, sampah upakara mulanya diminati kalangan petani, untuk dijadikan pupuk organik. Sejak beberapa tahun terakhir sampah ini tidak lagi laku. Sebab pamedek membuat banten tidak lagi menggunakan semat, melainkan stapler.
Maka sangat berbahaya jika sampah bekas upakara dijadikan pupuk. Karena mata anak stapler yang mengkarat sangat berbahaya jika sampai menusuk kaki petani saat mengolah lahan.
Perbekel Besakih, Kecamatan Rendang I Wayan Benya, ditemui NusaBali, Jumat (22/3), mengatakan pihaknya
telah menjalin kerjasama dengan pihak luar yang peduli lingkungan, di antaranya PT Indonesia Power (PI) Denpasar. Didampingi Camat Rendang I Wayan Mastra dan Sekretaris II Desa Pakraman Besakih I Gusti Mangku Astika, Benya menjelaskan, pihak Indonesia Power telah ngayah selama rangkaian Karya Agung Panca Walikrama lan Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Besakih. Pihak PI
nantinya akan mengangkut seluruh sampah yang dibuang di TPA Banjar Palak, Desa Besakih, selanjutnya diangkut ke TPA Pesanggaran, Denpasar.
"Jadi sampah setiba di TPA Banjar Palak, tidak lagi dicemplungkan ke alur Sungai Gumawang. Ada pegiat lingkungan dari Indonesia Power, mengangkut ke Pesanggaran," kata I Gusti Mangku Astika, dihubungi di Pura Penataran Agung Besakih, Banjar Besakih Kangin, Desa Besakih, Kecamatan Rendang.
Namun pantauan NusaBali, belum ada yang mengangkut sampah yang menumpuk di TPA Banjar Palak. "Dalam waktu dekat ini akan diangkut, petugasnya sudah bilang demikian, mengaku ngayah selama rangkaian Karya Agung," kata Wayan Benya.
Camat Rendang I Wayan Mastra mengatakan, adanya rencana pangayah secara khusus mengangkut sampah dari TPA Banjar Palak, sangat membantu agar sampah tidak lagi menumpuk di alur Sungai Gumawang. "Adanya alternatif dijanjikan para pegiat lingkungan hidup mengangkut sampah dari Banjar Palak ke Sanggaran Denpasar, sambil menunggu dioperasikannya TPST (tempat pengolahan sampah terpadu)," katanya.
Camat Rendang I Wayan Mastra mengakui, selama ini setiba sampah di TPA Banjar Palak, masalahnya kembali muncul. Sebab, sampah belum dilakukan pemilahan, hanya dibuang begitu saja di alur Sungai Gumawang.
Selain menyumbat alur Sungai Gumawang menimbulkan bau tak sedap dan pemandangannya tidak nyaman. Hanya saja terlihat dari sisi luar, TPA Banjar Palak terlihat bersih. Sebab, sampah telah dicemplungkan ke alur sungai sedalam sekitar 8 meter, ke arah barat.
Sungai Gumawang itu di musim hujan mengalirkan air tembus ke Sungai Gesing dan Sungai Telaga Waja. *nant
Maka sangat berbahaya jika sampah bekas upakara dijadikan pupuk. Karena mata anak stapler yang mengkarat sangat berbahaya jika sampai menusuk kaki petani saat mengolah lahan.
Perbekel Besakih, Kecamatan Rendang I Wayan Benya, ditemui NusaBali, Jumat (22/3), mengatakan pihaknya
telah menjalin kerjasama dengan pihak luar yang peduli lingkungan, di antaranya PT Indonesia Power (PI) Denpasar. Didampingi Camat Rendang I Wayan Mastra dan Sekretaris II Desa Pakraman Besakih I Gusti Mangku Astika, Benya menjelaskan, pihak Indonesia Power telah ngayah selama rangkaian Karya Agung Panca Walikrama lan Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Besakih. Pihak PI
nantinya akan mengangkut seluruh sampah yang dibuang di TPA Banjar Palak, Desa Besakih, selanjutnya diangkut ke TPA Pesanggaran, Denpasar.
"Jadi sampah setiba di TPA Banjar Palak, tidak lagi dicemplungkan ke alur Sungai Gumawang. Ada pegiat lingkungan dari Indonesia Power, mengangkut ke Pesanggaran," kata I Gusti Mangku Astika, dihubungi di Pura Penataran Agung Besakih, Banjar Besakih Kangin, Desa Besakih, Kecamatan Rendang.
Namun pantauan NusaBali, belum ada yang mengangkut sampah yang menumpuk di TPA Banjar Palak. "Dalam waktu dekat ini akan diangkut, petugasnya sudah bilang demikian, mengaku ngayah selama rangkaian Karya Agung," kata Wayan Benya.
Camat Rendang I Wayan Mastra mengatakan, adanya rencana pangayah secara khusus mengangkut sampah dari TPA Banjar Palak, sangat membantu agar sampah tidak lagi menumpuk di alur Sungai Gumawang. "Adanya alternatif dijanjikan para pegiat lingkungan hidup mengangkut sampah dari Banjar Palak ke Sanggaran Denpasar, sambil menunggu dioperasikannya TPST (tempat pengolahan sampah terpadu)," katanya.
Camat Rendang I Wayan Mastra mengakui, selama ini setiba sampah di TPA Banjar Palak, masalahnya kembali muncul. Sebab, sampah belum dilakukan pemilahan, hanya dibuang begitu saja di alur Sungai Gumawang.
Selain menyumbat alur Sungai Gumawang menimbulkan bau tak sedap dan pemandangannya tidak nyaman. Hanya saja terlihat dari sisi luar, TPA Banjar Palak terlihat bersih. Sebab, sampah telah dicemplungkan ke alur sungai sedalam sekitar 8 meter, ke arah barat.
Sungai Gumawang itu di musim hujan mengalirkan air tembus ke Sungai Gesing dan Sungai Telaga Waja. *nant
Komentar