7.400 Penari Rejang Renteng Bersiap di HUT Kota Singaraja
Gladi Resik Dilakukan oleh Empat Kecamatan
SINGARAJA, NusaBali
Ribuan penari rejang renteng di masing-masing kecamatan mulai melakukan gladi pada Minggu (24/3) kemarin. Empat kecamatan di Buleleng pun menggelar gladi di tempat berbeda, jelang pementasan tari rejang rentang massal yang pentas dengan 7.400 penari pada puncak HUT Kota Singaraja ke-415, Sabtu (30/3) mendatang.
Dalam gladi kemarin seluruh penari rejang renteng di empat kecamatan meliputi Buleleng, Seririt, Busungbiu dan Gerokgak langsung mendapat pemantauan dan pelatihan kilat dari penggiat dan peneliti Tari Rejang Renteng, Ida Ayu Made Diastini. Proses gladi bersih pertama dilakukan Kecamatan Buleleng di sepanjang jalan Ngurah Rai, Buleleng, saat car free day.
Dalam gladi bersih itu melibatkan 1.250 orang penari rejang renteng dari 26 desa/kelurahan di Kecamatan Buleleng. Ada tiga kelurahan yang disebut absen dalam keikutsertaan pementasan tari rejang renteng massal yakni Kampung Singaraja, Kampung Kajanan dan Kampung Bugis, karena mayoritas penduduknya muslim.
Seribuan penari rejang renteng kecamatan Buleleng mengambil posisi di areal yang sudah di atur oleh panitia, yakni di depan Markas Detasemen Polisi Militer (Denpom) Singaraja. Tarian berdurasi 15 menit itu pun ditarikan berulang, oleh ibu-ibu perwakilan desa/kelurahan dibimbing oleh Ida Ayu Made Distini.
Camat Buleleng Gede Dody Sukma Oktiva Askara mengatakan, gladi itu sengaja dilakukan kemarin, sebab bertepatan dengan car free day. Saat gladi itu, dirinya sekaligus menata formasi dan lokasi para penari akan pentas pada Sabtu mendatang. “Minggu ini kesempatan terakhir sebelum pentas, karena kosongnya jalan hanya pas car free day saja,” kata Camat Dody.
Sementara itu peneliti tari Rejang Renteng Ida Ayu Made Diastini mengevaluasi, para penari harus benar-benar memerhatikan suara gong. Sebab iring-iringan gong pada tari rejang renteng, sudah selaras dengan gerakan. Sehingga suara-suara gamelan pun menjadi patokan tersendiri dalam melakukan gerakan.
Ia juga menekankan agar tarian tersebut dibawakan dengan benar, karena rejang renteng adalah tari wali. Ia pun tak memasalahkan jika gerakan penari kurang bagus dan indah, asalkan sesuai dengan pakem yang sudah ditetapkan. “Rejang renteng ini tari wali, beda dengan balih-balihan, yang parameternya bagus atau tidak. Bagi saya, tidak masalah gerakannya kurang bagus, yang penting gerakan itu benar,” jelasnya dengan pengeras suara.
Gladi rejang renteng massal juga dilakukan di Kecamatan Seririt, Kecamatan Gerokgak, serta Kecamatan Busungbiu. Untuk di Kecamatan Seririt melibatkan 1.050 penari dari 21 desa yang gladi dipusatkan di Lapangan Umum Seririt. Sedangkan 700 penari dari 14 desa di Kecamatan Gerokgak, gladi dilakukan di areal Bendungan Gerokgak. Sedangkan di Kecamatan Busungbiu, latihan dilakukan di depan Kantor Camat Busungbiu. *k23
Dalam gladi kemarin seluruh penari rejang renteng di empat kecamatan meliputi Buleleng, Seririt, Busungbiu dan Gerokgak langsung mendapat pemantauan dan pelatihan kilat dari penggiat dan peneliti Tari Rejang Renteng, Ida Ayu Made Diastini. Proses gladi bersih pertama dilakukan Kecamatan Buleleng di sepanjang jalan Ngurah Rai, Buleleng, saat car free day.
Dalam gladi bersih itu melibatkan 1.250 orang penari rejang renteng dari 26 desa/kelurahan di Kecamatan Buleleng. Ada tiga kelurahan yang disebut absen dalam keikutsertaan pementasan tari rejang renteng massal yakni Kampung Singaraja, Kampung Kajanan dan Kampung Bugis, karena mayoritas penduduknya muslim.
Seribuan penari rejang renteng kecamatan Buleleng mengambil posisi di areal yang sudah di atur oleh panitia, yakni di depan Markas Detasemen Polisi Militer (Denpom) Singaraja. Tarian berdurasi 15 menit itu pun ditarikan berulang, oleh ibu-ibu perwakilan desa/kelurahan dibimbing oleh Ida Ayu Made Distini.
Camat Buleleng Gede Dody Sukma Oktiva Askara mengatakan, gladi itu sengaja dilakukan kemarin, sebab bertepatan dengan car free day. Saat gladi itu, dirinya sekaligus menata formasi dan lokasi para penari akan pentas pada Sabtu mendatang. “Minggu ini kesempatan terakhir sebelum pentas, karena kosongnya jalan hanya pas car free day saja,” kata Camat Dody.
Sementara itu peneliti tari Rejang Renteng Ida Ayu Made Diastini mengevaluasi, para penari harus benar-benar memerhatikan suara gong. Sebab iring-iringan gong pada tari rejang renteng, sudah selaras dengan gerakan. Sehingga suara-suara gamelan pun menjadi patokan tersendiri dalam melakukan gerakan.
Ia juga menekankan agar tarian tersebut dibawakan dengan benar, karena rejang renteng adalah tari wali. Ia pun tak memasalahkan jika gerakan penari kurang bagus dan indah, asalkan sesuai dengan pakem yang sudah ditetapkan. “Rejang renteng ini tari wali, beda dengan balih-balihan, yang parameternya bagus atau tidak. Bagi saya, tidak masalah gerakannya kurang bagus, yang penting gerakan itu benar,” jelasnya dengan pengeras suara.
Gladi rejang renteng massal juga dilakukan di Kecamatan Seririt, Kecamatan Gerokgak, serta Kecamatan Busungbiu. Untuk di Kecamatan Seririt melibatkan 1.050 penari dari 21 desa yang gladi dipusatkan di Lapangan Umum Seririt. Sedangkan 700 penari dari 14 desa di Kecamatan Gerokgak, gladi dilakukan di areal Bendungan Gerokgak. Sedangkan di Kecamatan Busungbiu, latihan dilakukan di depan Kantor Camat Busungbiu. *k23
1
Komentar