Disnak Minta Pengawasan Diperketat
Alokasi pasokan daging ayam dari luar Bali perlu dibatasi, sedangkan pengawasan harus dilakukan terhadap pasokan illegal atau tanpa dokumen.
Terkait Indikasi Daging Ayam Luar Meluber ke Bali
DENPASAR, NusaBali
Dinas Peternakan Provinsi Bali berharap, pengawasan terhadap daging ayam yang masuk ke Bali diperketat. Hal ini menghindari dugaan melubernya daging ayam tak resmi atau tanpa dokumen masuk ke Bali.
Kepala Bidang Pembibitan dan Produksi Dinas Peternakan Provinsi Bali, IGK Nata Kesuma mengatakan, Minggu (24/3).
Hal tersebut disampaikan Nata Kesuma, menyusul koordinasi Dinas Peternakan Provinsi Bali ke Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur bertempat di Dinas Peternakan Kabupaten Banyuwangi, Jumat (22/3). “Kita berharap peningkatan pengawan oleh karantina, baik di Pelabuhan Ketapang (Banyuwangi) maupun di Pelabuhan Gilimanuk,” kata Nata Kesuma.
Dikatakan Nata Kesuma, setiap daging ayam masuk ke Bali, dikatakan Nata Kesuma harus dilengkapi dokumen pengiriman. Di antaranya dokumen surat keterangan kesehatan hewan. “ Jika dokumen lengkap, daging ayam bisa masuk,” kata Nata Kesuma.
Tiba pelabuhan, pihak yang membawa atau pengirim, mesti melaporkan kepada pihak karantina. Selanjutnya pihak karantina melakukan pengecekan atau pemeriksaan. Sedang yang dipersoalkan kalangan peternak menurut Nata Kesuma adalah dugaan kelebihan daging ayam yang masuk tidak resmi atau tanpa dokumen.
Daging ayam tersebut diperkirakan karena produksi berlebih di luar daerah, yang dikirim ke Bali. Ada kemungkinan kata Nata Kesuma daging ayam tanpa dokumen itu masuk lewat jalur tak resmi, seperti ‘jalur-jalur tikus’.
Sebelumnya Dinas Peternakan Provinsi Bali berkoordinasi ke Jawa Timur, menyusul keluhan kalangan peternak ayam (broiler) tentang dugaan banjirnya daging ayam dari luar daerah yang masuk ke Bali. Peternak mengaku mengalami kerugian akibat melubernya daging ayam masuk ke Bali. “Terjadi penumpukan (ayam) karena penyerapan produksi berkurang,” ujar I Ketut Yahya Kurniadi, Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Bali, sebelumnya. Hal ini tentu saja menyebabkan kerugian para peternak.
Jumlah peternak ayam (broiler) di Bali menurut Yahya Kurniadi, sekitar 1.200 orang peternak. Sedang produksi ayam antara 180 ribu sampai 200 ribu ekor ayam per hari. Sedang dugaan daging ayam yang masuk ke Bali diperkirakan sekitar 55 ton. Jumlah tersebut setara dengan 35 ribu ekor ayam hidup dengan berat 1,8 kilogram. “Jadi sekitar itulah (35 ribu ekor ) yang tidak bisa keluar (penumpukan),” jelas Yahya Kurniadi. *k17
DENPASAR, NusaBali
Dinas Peternakan Provinsi Bali berharap, pengawasan terhadap daging ayam yang masuk ke Bali diperketat. Hal ini menghindari dugaan melubernya daging ayam tak resmi atau tanpa dokumen masuk ke Bali.
Kepala Bidang Pembibitan dan Produksi Dinas Peternakan Provinsi Bali, IGK Nata Kesuma mengatakan, Minggu (24/3).
Hal tersebut disampaikan Nata Kesuma, menyusul koordinasi Dinas Peternakan Provinsi Bali ke Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur bertempat di Dinas Peternakan Kabupaten Banyuwangi, Jumat (22/3). “Kita berharap peningkatan pengawan oleh karantina, baik di Pelabuhan Ketapang (Banyuwangi) maupun di Pelabuhan Gilimanuk,” kata Nata Kesuma.
Dikatakan Nata Kesuma, setiap daging ayam masuk ke Bali, dikatakan Nata Kesuma harus dilengkapi dokumen pengiriman. Di antaranya dokumen surat keterangan kesehatan hewan. “ Jika dokumen lengkap, daging ayam bisa masuk,” kata Nata Kesuma.
Tiba pelabuhan, pihak yang membawa atau pengirim, mesti melaporkan kepada pihak karantina. Selanjutnya pihak karantina melakukan pengecekan atau pemeriksaan. Sedang yang dipersoalkan kalangan peternak menurut Nata Kesuma adalah dugaan kelebihan daging ayam yang masuk tidak resmi atau tanpa dokumen.
Daging ayam tersebut diperkirakan karena produksi berlebih di luar daerah, yang dikirim ke Bali. Ada kemungkinan kata Nata Kesuma daging ayam tanpa dokumen itu masuk lewat jalur tak resmi, seperti ‘jalur-jalur tikus’.
Sebelumnya Dinas Peternakan Provinsi Bali berkoordinasi ke Jawa Timur, menyusul keluhan kalangan peternak ayam (broiler) tentang dugaan banjirnya daging ayam dari luar daerah yang masuk ke Bali. Peternak mengaku mengalami kerugian akibat melubernya daging ayam masuk ke Bali. “Terjadi penumpukan (ayam) karena penyerapan produksi berkurang,” ujar I Ketut Yahya Kurniadi, Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Bali, sebelumnya. Hal ini tentu saja menyebabkan kerugian para peternak.
Jumlah peternak ayam (broiler) di Bali menurut Yahya Kurniadi, sekitar 1.200 orang peternak. Sedang produksi ayam antara 180 ribu sampai 200 ribu ekor ayam per hari. Sedang dugaan daging ayam yang masuk ke Bali diperkirakan sekitar 55 ton. Jumlah tersebut setara dengan 35 ribu ekor ayam hidup dengan berat 1,8 kilogram. “Jadi sekitar itulah (35 ribu ekor ) yang tidak bisa keluar (penumpukan),” jelas Yahya Kurniadi. *k17
1
Komentar