Punya 8.603 Pemilih, Desa Abiantuwung Selalu Gagal Rebut Kursi DPRD Tabanan
Desa Abiantuwung, Kecamatan Kediri merupakan salah satu desa di Kabupaten Tabanan yang memiliki jumlah pemilih terbanyak.
Dengan 3.600 Pemilih, Desa Bajera Memiliki Wakil Tetap di Dewan
TABANAN, NusaBali
Saat ini, jumlah pemilih di Desa Abiantuwung mencapai 8.603 Orang. Ironisnya, desa ini tidak pernah mampu meloloskan wakil rakyat ke DPRD Tabanan sejak Pemilu 2009. Sebaliknya, Desa Bajera Kecamatan Selemadeg, Tabanan yang kini cuma memiliki 3.600 pemilih, selama ini selalu sukses meloloskan wakilnya ke kursi legislatif sejak era Orba tahun 1987.
Dari total 133 desa di Kabupaten Tabanan, Desa Abiantuwung menempati peringkat ketiga dengan jumlah pemilih terbanyak untuk tarung Pileg/Pilpres 2019. Berdasarkan data di KPU Tabanan, jumlah pemilih di Desa Abiantuwung saat ini mencapai 8.603 orang. Mereka tinggal tersebar di 13 banjar dinas, yakni Banjar Suralaga, Banjar Pangkung Nyuling, Banjar Yangapi, Banjar Balu, Banjar Pasekan, Banjar Abiantuwung Kaja, Banjar Abiantuwung Kelod, Banjar Dadakan, Banjar Tapetan, Banjar Janter, Banjar Koripan Kaja, Banjar Koripan Kelod, dan Banjar Taman Surodadi.
Sedangkan desa dengan jumlah pemilih terbesar di Tabanan adalah Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri yang memiliki pemilih mencapai 11.582 orang. Peringkat kedua diduduki Desa Dauh Pekan, Kecamatan Tabanan, dengan jumlah pemilih mencapai 9.640 orang.
Sementara desa dengan jumlah pemilih terbanyak keempat di Tabanan adalah Desa Delod Peken, Kecamatan Tabanan yang pemilihnya mencapai 7.582 orang, disusul Desa Kediri (Kecamatan Kediri/dengan jumlah pemilih 7.429 orang), Desa Candikuning (Kecamatan Baturiti/6.315 pemilih), Desa Kaba Kaba (Kecamatan Kediri/5.730 pemilih), Desa Senganan (Kecamatan Penebel/5.705 pemilih), Desa Bongan (Kecamatan Tabanan/5.516 pemilih), dan Desa Beraban (Kecamatan Kediri/5.127 pemilih).
Meski memiliki jumlah poemilih cukup besar, namun Desa Abiantuwung tak pernah bisa meloloskan calegnya ke kursi DPRD Tabanan dalam dua pesta gong demokrtasi terakhir, yakni Pemilu 2009 dan Pemilu 2014. Masalahnya, selain karena masyarakat masih pragmatis dan menerima caleg incumbent dari luar yang datang membawa bansos, di internal Desa Abantuwung sendiri selalu muncul banyak caleg yang saling sikut berebut suara.
Dalam Pileg 2014, misalnya, ada 3 caleg asal Desa Abiantuwung yang maju tarung berebut kursi DPRD Tabanan. Termasuk di antaranya I Wayan Yasa (caleg dari Golkar) dan Anak Agung Sagung Ani (juga caleg dari Golkar). Namun, keduanya gagal lolos ke kursi DPRD Tabanan 2014-2019, karena perolehan suaranya kurang signifikan.
Sedangkan untuk tarung Pileg 2019, bahkan muncul 6 caleg dari Desa Abiantuwung yang semuanya berebut kursi DPRD Tabanan. Mereka masing-masing AA Sagung Ani Ariani (caleg dari PDIP), Veronika Ego (caleg Golkar), I Wayan Yasa (caleg Golkar), Wayan Wira Sartika (caleg Gerindra), Ni Nyoman Sri Mulyani (caleg NasDem), dan I Ketut Mahardika (caleg PKPI).
Perkembangan di lapangan, masyarakat Desa Abiantuwung lebih banyak mengarahkan dukungan ke AA Sagung Ani Ariani dari PDIP untuk maju ke kursi DPRD Tabanan 2019-2024. AA Sagung Ariani merupakan ipar dari Ni Nengah Sri Labantari, caleg incumbet asal Gerindra yang kini menjabat Wakil Ketua DPRD Tabanan 2014-2019.
Kepala Desa (Perbekel) Abiantuwung, I Gusti Agung Ngurah Bayu Pramana, mengatakan selama ini caleg-caleg dari desanya selalu gagal lolos ke kursi legislatif dalam dua Pileg terakhir pada 2009 dan 2014. Menurut Ngurah Bayu, banyak faktor penyebab gagalnya caleg asal Desa Abiantuwung.
Salah satunya, karena masyarakat setempat amat pragmatis, sehingga tidak mau bersatu dalam mengalirkan dukungan untuk caleg dari kampung sendiri. Selain itu, jumlah caleg dari kampung sendiri selalu banyak dan saling sikut berebut suara. "Jadi, kemungkinan kurangnya komunikasi yang baik," jelas Ngurah Bayu kepada NusaBali, beberapa waktu lalu.
Ngurah Bayu berharap nantinya ada caleg dari Desa Abiantuwung yang lolos ke kursi legislatif dalam Pileg 2019. "Meskipun ada 6 caleg bertarung dan semuanya berstatus new comer, kami sangat berharap ada di antara mereka yang lolos ke kursi Dewan,” harap Ngurah Bayu.
Dengan adanya wakil rakyat di DPRD Tabanan, Kata Ngurah Bayu, diharapkan Desa Abiantuwung lebih mendapat perhatian. Apalagi, desa yang mewilayahai 13 banjar dinas ini memiliki banyak pura yang perlu dibenahi. Selain itu, infrastruktur dan sarana prasarana di Desa Abiantuwung juga perlu ditingkatkan. "Artinya, jika ada keterwakilan, otomatis pembangunan bisa dipercepat. Jadi, besar harapan masyarakat agar ada caleg asal Desa Abiantuwung yang lolos ke kursi legislatif," tandas Ngurah Bayu.
Sementara itu, fenomena sebaliknya justru terjadi di Desa Bajera, Kecamatan Selemadeg yang merupakan salah satu desa di Tabanan dengan jumlah pemilih paling sedikit. Saat ini, jumlah pemilih di Desa Bajera hanya mencapai 3.600 orang utuk Pileg 2019. Yang hebah, Desa Bajera selalu loloskan wakil rakyat di DPRD Tabanan sejak era Pemilu 1987.
Anggora DPRD Tabanan asal Desa Bajera biasanya naik kendaraan PDI (P) dan Golkar. Di era Orde Baru, pernah ada Ketua DPRD Tabanan dari Desa Bajera, yakni I Nyoman Sudarta (politisi Golkar). Sedangkan dalam Pemilu 1999 (pesta gong demokrasi pertama era Reformasi), Desa Bajera meloloskan politisi PDIP I Wayan Suparta ke DPRD Tabanan. Kala itu, Wayan Suparta dipercaya menjadi Wakil Ketua DPRD Tabanan 1999-2004.
Sedangkan dalam Pileg 2004, Desa Bajera meloloskan politisi PDIP Ketut Boping Suryadi ke kursi DPRD Tabanan. Saat itu, politisi seniman ini lolos ke DPRD Tabanan 2004-2009 bersama politisi PDIP lainnya, Wayan Suparta. Bahkan, hingga kini Boping Suryadi masih duduk di Dewan sebagai Ketua DPRD Tabanan 2014-2019.
Dalam Pileg 2019, ada 2 caleg dari Desa Bajera yang maju tarung berebut kursi DPRD Tabanan, masing-masing Made Suardika (dari PDIP) dan I Wayan Dedi Rusmantara (Perindo). Sedangkan Boping Suryadi maju tarung berebut kursi DPRD Bali dari PDIP Dapil Tabanan. *de
Komentar