ISI Denpasar Bakal Manfaatkan untuk Prodi Musik
Terima Sumbangan Piccolo, Saxophone dan Biola
DENPASAR, NusaBali
Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar menerima beberapa sumbangan alat musik piccolo dan saxphone dari Kunitachi College of Music, Jepang. Selain itu, ISI Denpasar juga menerima dua buah biola milik mendiang Ong Tiong Giap, maestro biola asal Surabaya yang sudah lama menetap di Kota Stutgart, Jerman. Sumbangan musik ini diterima Senin (25/3) di kampus setempat.
Dalam acara peyerahan alat musik tersebut, dari Kunitachi College of Music Jepang diwakili oleh Prof Kiechi Kubota, serta istri mendiang Ong Tiong mengutus Jongky Goie untuk menyerahkan dua biola kepada ISI Denpasar. Dalam kesempatan tersebut, Prof Kiechi Kubota menjelaskan, penyerahan alat musik ini merupakan tindak lanjut dari kerjasama MoU yang telah dilakukan antara Kunitachi College of Music dengan ISI Denpasar.
“MoU sudah kami lakukan setahun lalu dan kami senang bekerjasama dengan ISI Denpasar. Untuk penyerahan alat musik hari ini (kemarin, red) kami menyerahkan dua perangkat saja secara simbolis,” ujar Prof Kubota.
Bantuan alat musik modern yang disumbangkan institusinya ini, kata dia, masih bagus dan layak dipakai untuk dimainkan. Pihaknya juga siap menyumbangkan satu perangkat orkestra untuk ISI Denpasar yang nantinya dimanfaatkan mendukung pengembangan program studi musik di ISI Denpasar. “Di tempat kami ada banyak alat musik modern yang masih bagus sekali. Karena banyak, jadinya ditaruh dalam gudang. Namun itu tidaklah rusak, masih bagus-bagus semua,” katanya.
Sementara itu, Jongky Goie yang diutus oleh Ong Wang Ing, istri mendiang Ong Tiong Giap, menjelaskan, semasa hidup, mendiang Ong Tiong Giap merupakan salah satu pemain biola terbaik. Sementara istrinya adalah pemain piano kenamaan. Bahkan Jongky sendiri adalah anak didik dari Ong Wang Ing di Universitas Stutgart, Jerman. Pasangan suami istri ini konon telah menjelajah belahan dunia untuk menggelar konser orkestra.
Nah, sepeninggal sang suami meninggal dua tahun lalu, banyak koleksi biola yang ditinggalkan. Sang istri lantas berniat untuk membagikan alat musik biola tersebut kepada generasi muda Indonesia. “Koleksi biola mereka sangat banyak, sehingga Ibu Ong berniat membagikannya untuk generasi muda. Dan Ibu Ong sangat menyukai Bali,” tutur Jongky.
Sementara dipilihnya ISI Denpasar secara spesifik, menurut Jongky, karena pasangan suami istri ini dulunya sering mengunjungi Bali. Selain itu, Jongky merupakan dosen tamu pada Prodi Musik ISI Denpasar dan pernah membawa orchestra di kampus setempat. “Semacam kedekatan khusus antara keluarga Ong dengan ISI Denpasar. Selain itu, saya juga pernah membawa orkestra tiup dan menggelar konser di ISI Denpasar tahun lalu,” imbuhnya.
Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha, SSKar MHum didampingi Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama I Ketut Garwa, Dekan Fakultas Seni Pertunjukan I Komang Sudirga dan Humas I Gede Eko Jaya Utama, mengaku telah menjalin kerjasama dengan Kunitachi College of Music sejak kunjungan pertama tahun 2015. “Dari kunjungan kami ke sana, kemudian dilanjutkan dengan kunjungan balasan. Nyambung terus, sampai kami diberi sumbangan alat musik modern pada hari ini,” ujarnya.
Namun sayangnya, bantuan alat musik dalam jumlah banyak itu tidak bisa dibawa sekalian ke Indonesia. Pengiriman terkendala regulasi negara Indonesia. “Sulit membawa alat musik dalam jumlah banyak. Kami terus mencari jalan kelar, bahkan berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Jepang,” katanya.
Setelah menerima beberapa sumbangan alat musik, rencananya akan dimanfaatkan untuk pembelajaran di prodi musik. “Prodi musik adalah prodi yang baru di ISI Denpasar. Fasilitasnya masih belum maksimal, sehingga dengan bantuan alat musik ini bisa digunakan untuk belajar bagi mahasiswa nantinya,” tandas Prof Arya. *ind
Dalam acara peyerahan alat musik tersebut, dari Kunitachi College of Music Jepang diwakili oleh Prof Kiechi Kubota, serta istri mendiang Ong Tiong mengutus Jongky Goie untuk menyerahkan dua biola kepada ISI Denpasar. Dalam kesempatan tersebut, Prof Kiechi Kubota menjelaskan, penyerahan alat musik ini merupakan tindak lanjut dari kerjasama MoU yang telah dilakukan antara Kunitachi College of Music dengan ISI Denpasar.
“MoU sudah kami lakukan setahun lalu dan kami senang bekerjasama dengan ISI Denpasar. Untuk penyerahan alat musik hari ini (kemarin, red) kami menyerahkan dua perangkat saja secara simbolis,” ujar Prof Kubota.
Bantuan alat musik modern yang disumbangkan institusinya ini, kata dia, masih bagus dan layak dipakai untuk dimainkan. Pihaknya juga siap menyumbangkan satu perangkat orkestra untuk ISI Denpasar yang nantinya dimanfaatkan mendukung pengembangan program studi musik di ISI Denpasar. “Di tempat kami ada banyak alat musik modern yang masih bagus sekali. Karena banyak, jadinya ditaruh dalam gudang. Namun itu tidaklah rusak, masih bagus-bagus semua,” katanya.
Sementara itu, Jongky Goie yang diutus oleh Ong Wang Ing, istri mendiang Ong Tiong Giap, menjelaskan, semasa hidup, mendiang Ong Tiong Giap merupakan salah satu pemain biola terbaik. Sementara istrinya adalah pemain piano kenamaan. Bahkan Jongky sendiri adalah anak didik dari Ong Wang Ing di Universitas Stutgart, Jerman. Pasangan suami istri ini konon telah menjelajah belahan dunia untuk menggelar konser orkestra.
Nah, sepeninggal sang suami meninggal dua tahun lalu, banyak koleksi biola yang ditinggalkan. Sang istri lantas berniat untuk membagikan alat musik biola tersebut kepada generasi muda Indonesia. “Koleksi biola mereka sangat banyak, sehingga Ibu Ong berniat membagikannya untuk generasi muda. Dan Ibu Ong sangat menyukai Bali,” tutur Jongky.
Sementara dipilihnya ISI Denpasar secara spesifik, menurut Jongky, karena pasangan suami istri ini dulunya sering mengunjungi Bali. Selain itu, Jongky merupakan dosen tamu pada Prodi Musik ISI Denpasar dan pernah membawa orchestra di kampus setempat. “Semacam kedekatan khusus antara keluarga Ong dengan ISI Denpasar. Selain itu, saya juga pernah membawa orkestra tiup dan menggelar konser di ISI Denpasar tahun lalu,” imbuhnya.
Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha, SSKar MHum didampingi Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama I Ketut Garwa, Dekan Fakultas Seni Pertunjukan I Komang Sudirga dan Humas I Gede Eko Jaya Utama, mengaku telah menjalin kerjasama dengan Kunitachi College of Music sejak kunjungan pertama tahun 2015. “Dari kunjungan kami ke sana, kemudian dilanjutkan dengan kunjungan balasan. Nyambung terus, sampai kami diberi sumbangan alat musik modern pada hari ini,” ujarnya.
Namun sayangnya, bantuan alat musik dalam jumlah banyak itu tidak bisa dibawa sekalian ke Indonesia. Pengiriman terkendala regulasi negara Indonesia. “Sulit membawa alat musik dalam jumlah banyak. Kami terus mencari jalan kelar, bahkan berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Jepang,” katanya.
Setelah menerima beberapa sumbangan alat musik, rencananya akan dimanfaatkan untuk pembelajaran di prodi musik. “Prodi musik adalah prodi yang baru di ISI Denpasar. Fasilitasnya masih belum maksimal, sehingga dengan bantuan alat musik ini bisa digunakan untuk belajar bagi mahasiswa nantinya,” tandas Prof Arya. *ind
1
Komentar