Kerusakan Ancam Terumbu di Karang Sari
Terumbu karang di lokasi diving wilayah perairan Karang Sari, Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, mengalami kerusakan.
SEMARAPURA, NusaBali
Kondisi ini diduga akibat penangkapan ikan dan jangkar kapal. Warga sekitar juga memperkirakan titik lokasi itu menjadi kawah dinamit atau bekas bahan peledak untuk menangkap ikan.
Permasalahan tersebut menjadi sorotan setelah diunggah di media sosial dalam bentuk postingan beserta foto-foto kondisi terumbu karang di perairan Karang Sari, Minggu (24/3) malam. Menindaklanjuti informasi tersebut, Kepala UPT Kawasan Perairan Nusa Penida Nyoman Karyawan, bersama petugas Satpol Air, langsung turun ke lokasi, Senin (25/3) pagi.
Hanya saja karena terkendala ombak besar, petugas belum bisa menjangkau lokasi terumbu karang tersebut. Terlebih sarana-prasarana petugas terbatas. Mereka hanya membawa alat selam dari jalur darat. “Karena ombak besar kami belum bisa mengecek sesuai titik koordinat kerusakan terhadap informasi terumbu karang tersebut,” ujar Nyoman Karyawan kepada NusaBali.
Kata Karyawan, ketika turun di lokasi petugas juga bertemu dengan Perbekel Suana. “Tapi beliau (Perbekel) bilang di lokasi ini (perairan Karang Sari,Red) tidak pernah ada nelayan luar yang beraktivitas. Hanya boat boat diving yang beraktivitas di lokasi tersebut,” imbuh Karyawan. Kendati demikian, petugas akan turun kembali ketika ombak sudah mulai normal. Hal ini demi memastikan kebenaran lokasinya. Dari keterangan aparat Desa Suana, lokasi yang diposting itu merupakan lokasi diving, bukan tempat orang mancing. “Kemudian saya lihat di postingan media sosial mengenai ada penggunaan dinamit atau seperti kayak bom itu, kami rasa tidak ada. Karena bila itu dilakukan, pasti warga yang rumahnya dekat lokasi mendengar suara ledakan. Selama ini tidak ada yang mendengar suara ledakan itu,” katanya.
Karyawan juga berterimakasih kepada masyarakat yang juga turut serta mengawasi lingkungan perairan setempat. Sehingga laporan baik secara langsung maupuan lewat media sosial juga diperlukan. Hal ini demi kelesterian biota laut khususnya di Kecamatan Nusa Penida.
Sebelumnya, akun facebook ‘Lembongan Marine Association’ Minggu pukul 18.55 Wita, memposting status dalam bahasa Inggris dan Indonesia serta beberapa foto kondisi terumbu karang. “Penyelaman hari ini di lokasi penyelaman Karang Sari di pantai timur Nusa Penida menunjukkan bukti penangkapan ikan dan jangkar kapal yang merusak baru-baru ini!,” tulisnya.
“Banyak area terumbu karang yang rusak ditemukan di kedalaman 4m-20m. Pola kerusakan mencerminkan terseretnya jangkar kapal nelayan melintasi terumbu & kemungkinan kawah dinamit. Daerah puing yang terbentuk oleh kerusakan ini masih menunjukkan kerangka putih (telanjang ganggang koraline atau ganggang pemukiman) dan baru-baru ini membunuh fragmen karang yang menunjukkan jaringan masih ada . Oleh karena itu dampak ini terjadi dalam minggu terakhir,” tulisnya.*wan
Permasalahan tersebut menjadi sorotan setelah diunggah di media sosial dalam bentuk postingan beserta foto-foto kondisi terumbu karang di perairan Karang Sari, Minggu (24/3) malam. Menindaklanjuti informasi tersebut, Kepala UPT Kawasan Perairan Nusa Penida Nyoman Karyawan, bersama petugas Satpol Air, langsung turun ke lokasi, Senin (25/3) pagi.
Hanya saja karena terkendala ombak besar, petugas belum bisa menjangkau lokasi terumbu karang tersebut. Terlebih sarana-prasarana petugas terbatas. Mereka hanya membawa alat selam dari jalur darat. “Karena ombak besar kami belum bisa mengecek sesuai titik koordinat kerusakan terhadap informasi terumbu karang tersebut,” ujar Nyoman Karyawan kepada NusaBali.
Kata Karyawan, ketika turun di lokasi petugas juga bertemu dengan Perbekel Suana. “Tapi beliau (Perbekel) bilang di lokasi ini (perairan Karang Sari,Red) tidak pernah ada nelayan luar yang beraktivitas. Hanya boat boat diving yang beraktivitas di lokasi tersebut,” imbuh Karyawan. Kendati demikian, petugas akan turun kembali ketika ombak sudah mulai normal. Hal ini demi memastikan kebenaran lokasinya. Dari keterangan aparat Desa Suana, lokasi yang diposting itu merupakan lokasi diving, bukan tempat orang mancing. “Kemudian saya lihat di postingan media sosial mengenai ada penggunaan dinamit atau seperti kayak bom itu, kami rasa tidak ada. Karena bila itu dilakukan, pasti warga yang rumahnya dekat lokasi mendengar suara ledakan. Selama ini tidak ada yang mendengar suara ledakan itu,” katanya.
Karyawan juga berterimakasih kepada masyarakat yang juga turut serta mengawasi lingkungan perairan setempat. Sehingga laporan baik secara langsung maupuan lewat media sosial juga diperlukan. Hal ini demi kelesterian biota laut khususnya di Kecamatan Nusa Penida.
Sebelumnya, akun facebook ‘Lembongan Marine Association’ Minggu pukul 18.55 Wita, memposting status dalam bahasa Inggris dan Indonesia serta beberapa foto kondisi terumbu karang. “Penyelaman hari ini di lokasi penyelaman Karang Sari di pantai timur Nusa Penida menunjukkan bukti penangkapan ikan dan jangkar kapal yang merusak baru-baru ini!,” tulisnya.
“Banyak area terumbu karang yang rusak ditemukan di kedalaman 4m-20m. Pola kerusakan mencerminkan terseretnya jangkar kapal nelayan melintasi terumbu & kemungkinan kawah dinamit. Daerah puing yang terbentuk oleh kerusakan ini masih menunjukkan kerangka putih (telanjang ganggang koraline atau ganggang pemukiman) dan baru-baru ini membunuh fragmen karang yang menunjukkan jaringan masih ada . Oleh karena itu dampak ini terjadi dalam minggu terakhir,” tulisnya.*wan
1
Komentar