Hilang Sehari, Siswa SMP Ditemukan Tewas
Sehari pasca hilang terseret ombak di Pantai Batu Belig, Desa Kerobokan Kelod, Kecamatan Kuta Utara, Badung, korban I Kadek Agus Surianta, 13, akhirnya ditemukan tewas, Minggu (22/5) siang pukul 12.00 Wita.
Musibah Maut di Pantai Batu Belig, Desa Kerobokan Kelod
MANGUPURA, NusaBali
Jasad siswa Kelas II SMP Ngurah Rai ini ditemukan mengambang di tengah laut dalam jarak sekitar 800 meter dari tepi pantai di mana sebelumnya terseret.
Saat ditemukan petugas gabungan, jasad korban Kadek Agus Surianta mengambang dalam posisi telungkup. Dari telinga dan matanya keluarkan darah, sementara kulitnya sebagian mengelupas. Jasad siswa SMP asal Banjar Taman Mertha Nadi, Desa Kerobokan Kelod, Kecamatan Kuta Utara ini pun langsung dievakuasi ke RS Sanglah, Denpasar untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Korban Kadek Agus Surianta sebelumnya digulung ombak besar, lalu terseret hingga hilang tenggelam saat mandi bersama empat rekannya di Pantai Batu Belig, Desa Kerebokan Kelod, Sabtu (21/5) sore pukul 17.30 Wita. Tim gabungan dari SAR, Polair, dan Balawista (Badan penyelamat Wisata Pantai) pun langsung melakukan upaya pencarian sore itu hingga malam pukul 22.30 Wita.
Upaya pencarian hari kedua, Minggu kemarin, dilakukan tim gabungan sejak pagi pukul 06.00 Wita, dengan menyusuri sepanjang pantai seputar hilangga korban, menggunakan Rubber Boat. Setelah dilakukan penyusuran selama 6 jam, barulah upaya pencarian membuahkan hasil ketika jasad korban ditemukan mengambang di tengah laut sekitar pukul 12.00 Wita.
Kapolsek Kuta Utara, Kompol I Wayan Arta Ariawan, menyatakan saat ditemukan mengambang di tengah laut, jasad korban sudah dalam keadaan tidak sempurna. Pasalnya, kulit wajah terkelupas, sementara telinga dan matanya mengeluarkan darah. "Dugaan awal, kulit wajah korban terkelupas karena air laut,” jelas Kapolsek Arta Ariawan.
Sementara itu, Kepala Bagian Forensik RS Sanglah, dr Dudut Rustyadi, mengatakan pihaknya sudah melaklukan pemeriksaan luar terhadap jenazah korban Kadek Agus Surianta. “Dari hasil pemeriksaan, ditemukan luka memar pada lengan kanan atas dan siku kiri, juga terjadi pengelupasan kulit ari wajah, bahu, dan daerah kemaluan,” jelas dr Dudut saat dikonfirmasi NusaBali, Minggu kemarin.
Korban Kadek Agus Surianta sendiri merupakan anak kedua dari empat bersaudara keluarga pasangan I Made Rai Agus Susila, 41, dan Ni Komang Sarmini, 34. Tiga saudaranya masing-masing Ni Luh Putu Ita Rianti, 19 (kakak korban), Ni Komang Dewi Suriantini, 11 (adik korban), dan Ni Ketut Gita Suryani, 5 (adik bungsu).
Jadi, korban tewas terseret ombak ini merupakan anak satu-satunya di keluarga pasutri Made Rai Agus Susila dan Ni Komang Sarmini. Tak heran jika kematiannya membuat keluarganya amat berduka. Hingga tadi malam, jasad siswa korban tenggelam ini masih dititip di Instalasi Jenazah RS Sanglah. Menurut sang ayah, Made Rai Agus Susila, jenazah putranya masih dititip di RS Sanglah, karena sedang ada upacara ngaben massal di kampung halamannya.
“Kami belum tahu kapan jenazah akan dibawa pulang, karena masih menunggu keputusan keluarga yang saat ini sedang beremuk. Pasalnya, masih ada upacara ngaben massal yang akan berlangsung hingga 29 Mei 2016,” ungkap pria yang kesehariannya bekerja sebagai staf Oberoy saat ditemui NusaBali di RS Sanglah, Minggu kemarin.
Agus Susila mengisahkan, saaat musibah maut terjadi, putranya pergi ke Pantai Batu Belig bersama teman-temannya untuk malukat (mandi suci). Kebetulan, hari itu rahina Purnamaning Djesta. Putranya berangkat dari ruymah yang tak jauh dengan lokasi pantai, Sabtu sore pukul 17.00 Wita naik motor Vario. “Tapi, sekitar pukul 17.40 Wita, kami dicari oleh dua teman anak saya yang mengabarkan kalau Agus Suryanta hilang terseret ombak,” kenang Agus Susila.
Menurut Agus Susila, ada gelagat aneh sebelum putranya tewas terseret ombak. Salah satunya, korban berangkat ke pantai tergesa-gesa seperti dikejar waktu, tanpa sempat pamitan kepada keluarga. Padahal, ke mana pun pergi selama ini, siswa SMP yang dikenal getol mengikuti ekstrakurikuler pencak silat ini selalu pamitan.
Bukan hanya itu. Menurut Agus Susila, puyranya ini juga pilih mengambil pakaian yang sudah lama tak pernah dipakai. “Saya sempat tegur dia, karena tidak biasanya dia mengambil pakaian yang kotor. Pamitan pun tidak saat buru-buru pergi ke pantai,’ cerita Agus Susila.
Dua hari sebelum musibah maut, Agus Susila juga sempat mendapat firasat melalui mimpi aneh. Saat itu, Kamis (19/5), dia bermimpi pergi ke rumah kerabatnya di Sulawesi. “Sampai di Sulawesi, saya dicuekin semua kerabat di sana, hingga akhirnya saya pilih balik ke Bali. Ternyata, seperti ini jadinya,” beber ayah empat anak berusia 41 tahun ini. 7 da,cr63
Komentar