KKP Cek Kondisi Terumbu Karang Desa Suana
Setelah tertunda selama sehari akibat ombak besar, akhirnya petugas UPT Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Nusa Penida bersama petugas Pol Air bisa menjangkau titik kerusakan terumbu karang di perairan Karang Sari, Desa Suana, Nusa Penida, Selasa (26/3) pagi.
SEMARAPURA, NusaBali
Dari hasil pengamatan langsung diketahui dari segi kerusakan terumbu karang lebih banyak di daerah miringan dasar laut. Di mana tempat tersebut adalah tempat pertemuan arus dan ombak. Sehingga kerusakan karang cenderung lebih banyak terjadi di daerah endapan karang yang miring.
“Dari analisa tersebut kami berpendapat kerusakan terumbu karang karena gelombang dan arus yang keras,” ujar Kepala UPT KKP Nusa Penida, Nyoman Karyawan, kepada NusaBali saat dihubungi usai mengecek lokasi kerusakan terumbu karang di Karang Sari.
Analisa ini juga diperkuat oleh beberapa hal, di antaranya daerah itu lebih banyak digunakan untuk diving, nelayan lokal lebih cenderung menangkap ikan ke laut yang lebih dalam. Sedangkan di lokasi tersebut tidak pernah ada nelayan luar yang menggunakan perahu untuk menangkap ikan. “Jadi kemungkinan tidak ada lego jangkar/beton tambat maupun bom ikan/dinamit yang dilakukan oleh crew boat atau kapal yang singgah di areal lokasi,” ujar Karyawan.
Selanjutnya, jarak lokasi daratan tidak lebih dari 50 meter, dan areal lokasi banyak pemukiman penduduk. Sehingga kalau ada yang menggunakan bahan peledak untuk menangkap ikan otomatis suara ledakan akan didengar oleh warga. Untuk itu Karyawan meminta kepada pihak yang memposting kerusakan itu tidak berspekulasi terlebih dahulu.
“Sehingga tidak menimbulkan opini-opini yang mengganggu pariwisata kita. Karena lokasi ini banyak dimanfaakan untuk diving, jadi mohon kontribusinya untuk melaksanakan perehaban karang di sana,” ujarnya.
Sebelumnya, terumbu karang di lokasi diving wilayah perairan Karang Sari, Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, terjadi kerusakan diduga akibat penangkapan ikan dan jangkar kapal, bahkan diperkirakan menjadi kawah dinamit atau bekas bahan peledak untuk menangkap ikan.
Permasalahan ini menjadi sorotan setelah diunggah di media sosial (Facebook) dalam bentuk postingan beserta foto-foto kondisi terumbu karang di perairan Karang Sari, pada Minggu (24/3) malam. Menindaklanjuti informasi lewat medsos tersebut, Kepala UPT Kawasan Perairan Nusa Penida, Nyoman Karyawan, bersama petugas Sat Pol Air, langsung turun ke lokasi, Senin (25/3) pagi. Karena ombak besar petugas tidak bisa menyelam menuju lokasi. *wan
Dari hasil pengamatan langsung diketahui dari segi kerusakan terumbu karang lebih banyak di daerah miringan dasar laut. Di mana tempat tersebut adalah tempat pertemuan arus dan ombak. Sehingga kerusakan karang cenderung lebih banyak terjadi di daerah endapan karang yang miring.
“Dari analisa tersebut kami berpendapat kerusakan terumbu karang karena gelombang dan arus yang keras,” ujar Kepala UPT KKP Nusa Penida, Nyoman Karyawan, kepada NusaBali saat dihubungi usai mengecek lokasi kerusakan terumbu karang di Karang Sari.
Analisa ini juga diperkuat oleh beberapa hal, di antaranya daerah itu lebih banyak digunakan untuk diving, nelayan lokal lebih cenderung menangkap ikan ke laut yang lebih dalam. Sedangkan di lokasi tersebut tidak pernah ada nelayan luar yang menggunakan perahu untuk menangkap ikan. “Jadi kemungkinan tidak ada lego jangkar/beton tambat maupun bom ikan/dinamit yang dilakukan oleh crew boat atau kapal yang singgah di areal lokasi,” ujar Karyawan.
Selanjutnya, jarak lokasi daratan tidak lebih dari 50 meter, dan areal lokasi banyak pemukiman penduduk. Sehingga kalau ada yang menggunakan bahan peledak untuk menangkap ikan otomatis suara ledakan akan didengar oleh warga. Untuk itu Karyawan meminta kepada pihak yang memposting kerusakan itu tidak berspekulasi terlebih dahulu.
“Sehingga tidak menimbulkan opini-opini yang mengganggu pariwisata kita. Karena lokasi ini banyak dimanfaakan untuk diving, jadi mohon kontribusinya untuk melaksanakan perehaban karang di sana,” ujarnya.
Sebelumnya, terumbu karang di lokasi diving wilayah perairan Karang Sari, Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, terjadi kerusakan diduga akibat penangkapan ikan dan jangkar kapal, bahkan diperkirakan menjadi kawah dinamit atau bekas bahan peledak untuk menangkap ikan.
Permasalahan ini menjadi sorotan setelah diunggah di media sosial (Facebook) dalam bentuk postingan beserta foto-foto kondisi terumbu karang di perairan Karang Sari, pada Minggu (24/3) malam. Menindaklanjuti informasi lewat medsos tersebut, Kepala UPT Kawasan Perairan Nusa Penida, Nyoman Karyawan, bersama petugas Sat Pol Air, langsung turun ke lokasi, Senin (25/3) pagi. Karena ombak besar petugas tidak bisa menyelam menuju lokasi. *wan
1
Komentar