Peduli Terhadap Lingkungan, Pemkab Badung Tanam 5.000 Mangrove
Tanam 10 Bibit Langka, Disertai Pelepasan Satwa
MANGUPURA, NusaBali
Pemerintahan Daerah Kabupaten Badung melaksanakan penanaman mangrove di kawasan Tahura, Jalan Bypass Ngurah Rai, Lingkungan Patasari, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung pada Jumat (29/3) pagi. Sebanyak 5.000 mangrove berbagai jenis disebar di lahan tersebut. Selain itu, dilakukan pelepasan satwa langka.
Kegiatan penanaman mangrove dan pelepasan satwa ini dipimpin langsung oleh Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta yang diikuti ratusan orang yang terdiri dari ASN (Aparatur Sipil Negara) OPD di lingkungan Pemkab Badung, lembaga masyarakat, pemuda serta undangan lainnya. Turut hadir pula Kapolresta Denpasar dan Kapolsek Kuta, Kadishut Provinsi dan Kepala UPT Tahura Ngurah Rai, Bendesa Adat Kuta, Camat Kuta, Lurah se-Kecamatan Kuta, Kepala Lingkungan, LPM, tokoh masyarakat lainnya. Dalam aksi tanam mangrove yang bertajuk 'Badung Peduli Lingkungan, 5.000 Mangrove Berjuta Manfaat' itu, sebanyak 5.000 bibit mangrove ditanam di Tahura Ngurah Rai Patasari. Dimana 10 pohon mangrove diantaranya merupakan tanaman mangrove langka jenis banang-banang. Selain itu dilakukan pula pelepasliaran satwa spesies hutan mangrove, yaitu seekor burung langka berjenis elang bio, 25 ekor burung tekukur, 7 ekor biawak, 2 ekor kura-kura dan seekor empas (bulus). "Kegiatan ini merupakan salah satu dari 6 prinsip dasar pembangunan di kabupaten Badung, yaitu Pro Growth (pro pertumbuhan), Pro Poor (pro pengentasan kemiskinan), Pro Job (pro penciptaan lapangan kerja) Pro Law Enforcement (pro penegakan aturan), Pro Environment (pro lingkungan dan Pro Culture (pro budaya). Mari kita bersama-sama melestarikan lingkungan,"terang Giri Prasta disela-sela kegiatan itu.
Sementara Kepala Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup (DLHK) Kabupaten Badung, I Putu Eka Merthawan mengatakan, kegiatan ini merupakan inovasi nyata dari Bupati Badung, yang mengadopsi konsep Badung darurat berbenah. Kali ini terfokus pada prinsip ke 5 Kabupaten Badung, yaitu Badung Pro-Environment (peduli lingkungan) dengan berbasis pada suistainable, development, goals terfokus. "Terselengaranya program ini berkat sinergitas lintas OPD Badung dengan komponen masyarakat, yaitu Dinas PUPR, DLHK, Pol PP, Dinas Damkar, bagian SDA, Bagian Umum, Bagian perawat, Humas dan Camat Kuta. Adapun kelompok masyarakat yang bersinergi adalah kelompok Nelayan Prapat Agung Mangening Patasari Kuta dan Krisna Oleh-oleh Bali,"terang Eka Merthawan.
Lokus penanaman 5000 bibit mangrove ini terbagi menjadi 2 kawasan. Yaitu zona barat sebanyak 2.000 pohon mangrove jenis lindur dan tanjang, dengan penangunggjawab seluruh staf DLHK Badung. Sedangkan zona timur sebanyak 3.000 pohon mengrove jenis lindur, tanjang, tengeh dan jangkang, dengan penanggungjawab seluruh ASN, OPD dan komponen masyarakat Kuta. Dimana bibit pohon mangrove dan pirantinya tersebut seluruhnya berasal dari kelompok nelayan Prapat Agung Mangening Patasari, dibawah pembina I Gusti Anom Gumanti. "Diharapkan pohon ini bisa hidup sekitar 70-80 persen dengan perawatan dari nelayan. Jika dibandingkan ditempat lain harapan hidupnya hanya 10 persen," tutupnya.*dar
Pemerintahan Daerah Kabupaten Badung melaksanakan penanaman mangrove di kawasan Tahura, Jalan Bypass Ngurah Rai, Lingkungan Patasari, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung pada Jumat (29/3) pagi. Sebanyak 5.000 mangrove berbagai jenis disebar di lahan tersebut. Selain itu, dilakukan pelepasan satwa langka.
Kegiatan penanaman mangrove dan pelepasan satwa ini dipimpin langsung oleh Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta yang diikuti ratusan orang yang terdiri dari ASN (Aparatur Sipil Negara) OPD di lingkungan Pemkab Badung, lembaga masyarakat, pemuda serta undangan lainnya. Turut hadir pula Kapolresta Denpasar dan Kapolsek Kuta, Kadishut Provinsi dan Kepala UPT Tahura Ngurah Rai, Bendesa Adat Kuta, Camat Kuta, Lurah se-Kecamatan Kuta, Kepala Lingkungan, LPM, tokoh masyarakat lainnya. Dalam aksi tanam mangrove yang bertajuk 'Badung Peduli Lingkungan, 5.000 Mangrove Berjuta Manfaat' itu, sebanyak 5.000 bibit mangrove ditanam di Tahura Ngurah Rai Patasari. Dimana 10 pohon mangrove diantaranya merupakan tanaman mangrove langka jenis banang-banang. Selain itu dilakukan pula pelepasliaran satwa spesies hutan mangrove, yaitu seekor burung langka berjenis elang bio, 25 ekor burung tekukur, 7 ekor biawak, 2 ekor kura-kura dan seekor empas (bulus). "Kegiatan ini merupakan salah satu dari 6 prinsip dasar pembangunan di kabupaten Badung, yaitu Pro Growth (pro pertumbuhan), Pro Poor (pro pengentasan kemiskinan), Pro Job (pro penciptaan lapangan kerja) Pro Law Enforcement (pro penegakan aturan), Pro Environment (pro lingkungan dan Pro Culture (pro budaya). Mari kita bersama-sama melestarikan lingkungan,"terang Giri Prasta disela-sela kegiatan itu.
Sementara Kepala Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup (DLHK) Kabupaten Badung, I Putu Eka Merthawan mengatakan, kegiatan ini merupakan inovasi nyata dari Bupati Badung, yang mengadopsi konsep Badung darurat berbenah. Kali ini terfokus pada prinsip ke 5 Kabupaten Badung, yaitu Badung Pro-Environment (peduli lingkungan) dengan berbasis pada suistainable, development, goals terfokus. "Terselengaranya program ini berkat sinergitas lintas OPD Badung dengan komponen masyarakat, yaitu Dinas PUPR, DLHK, Pol PP, Dinas Damkar, bagian SDA, Bagian Umum, Bagian perawat, Humas dan Camat Kuta. Adapun kelompok masyarakat yang bersinergi adalah kelompok Nelayan Prapat Agung Mangening Patasari Kuta dan Krisna Oleh-oleh Bali,"terang Eka Merthawan.
Lokus penanaman 5000 bibit mangrove ini terbagi menjadi 2 kawasan. Yaitu zona barat sebanyak 2.000 pohon mangrove jenis lindur dan tanjang, dengan penangunggjawab seluruh staf DLHK Badung. Sedangkan zona timur sebanyak 3.000 pohon mengrove jenis lindur, tanjang, tengeh dan jangkang, dengan penanggungjawab seluruh ASN, OPD dan komponen masyarakat Kuta. Dimana bibit pohon mangrove dan pirantinya tersebut seluruhnya berasal dari kelompok nelayan Prapat Agung Mangening Patasari, dibawah pembina I Gusti Anom Gumanti. "Diharapkan pohon ini bisa hidup sekitar 70-80 persen dengan perawatan dari nelayan. Jika dibandingkan ditempat lain harapan hidupnya hanya 10 persen," tutupnya.*dar
1
Komentar