Desa Kukuh Terima Rp 1,5 M dari Pusat
Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Tabanan, mendapat bantuan Program Pilot Inkubasi Inovasi Desa Pengembangan Ekonomi Lokal (PPIID-PEL) dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
TABANAN, NusaBali
Bantuan Rp 1,5 miliar diserahkan langsung Menteri Desa PDTT (Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjoyo dalam acara Evaluasi Permendes PDTT Nomor 16 Tahun 2018 di Bali Dynasty Hotel, Kecamatan Kuta, Badung, Kamis (28/3) malam.
Bantuan serupa juga diberikan kepada dua desa di Buleleng dan satu desa di Kabupaten Karangasem.Perbekel Desa Kukuh I Made Sugianto mengaku mensyukuri proposal yang diajukan ke Kemendes PDTT mendapat respon dan dibantu. Dana sebesar Rp 1,5 miliar ini akan dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan kelompok tani beras sehat di Subak Jaka. Kelompok tani ini dibentuk pada tahun 2016. Awalnya hanya mengelola 10 hektare lahan
Dan Pemkab Tabanan melalui Gerbang Pangan Serasi (GPS) bantu 12 ekor sapi. "Tahun 2018 Pemkab Tabanan kembali bantu 23 ekor sapi. Ada juga sudah beranak tiga ekor sehingga jumlah sapi saat ini 46 ekor," ungkap Sugianto didampingi Pekaseh Jaka Ir I Wayan Yusa, kemarin.
Dijelaskan, jumlah kelompok tani juga sudah bertambah dari 70 orang kini 136 orang. Demikian juga luas lahan ramah lingkungan jadi 23 hektare. "Kami sebut padi ramah lingkungan karena dikelola tanpa pupuk kimia. Kami pakai pupuk kandang bersumber dari kotoran sapi dan urine sapi piaraan petani," imbuh Sugianto.
Bertambahnya jumlah petani ramah lingkungan karena harga jual gabah menjanjikan yakni Rp 6.000/kg. Sementara gabah pertanian konvensional hanya Rp 4.000/kg. Gabah dengan harga Rp 6.000/kg dibeli oleh Perpadi. Meningkatkan minat petani lainnya di Kukuh untuk beralih ke pertanian ramah lingkungan, Perbekel Kukuh minta petunjuk Kepala Dinas PMD Tabanan untuk mencari bantuan ke Kemendes.
Proposal diajukan ke Kemendes pada tahun 2018. Tindak lanjutnya pengurus kelompok tani dan Ketua BUMDes Kukuh Winangun dapat pelatihan di Jakarta. "Akhirnya bantuan Rp 1,5 miliar secara simbolis diserahkan oleh Bapak Menteri Eko Putro Sandjoyo tadi malam," terang Sugianto.
Dana PIID-PEL akan digunakan untuk beli beras petani, beli bibit, pengolahan pupuk organik, mesin penggilingan gabah, perontok padi, timbangan, dan pick up. "Pengadaan barang sesuai proposal yang kami ajukan," jelas Sugianto. Diharapkan dengan dukungan pemerintah, semakin banyak yang melirik pertanian dan lahan sawah terselamatkan. Demikian juga ekosistem lingkungan makin bagus dengan tanpa penggunaan pestisida.*des
Bantuan serupa juga diberikan kepada dua desa di Buleleng dan satu desa di Kabupaten Karangasem.Perbekel Desa Kukuh I Made Sugianto mengaku mensyukuri proposal yang diajukan ke Kemendes PDTT mendapat respon dan dibantu. Dana sebesar Rp 1,5 miliar ini akan dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan kelompok tani beras sehat di Subak Jaka. Kelompok tani ini dibentuk pada tahun 2016. Awalnya hanya mengelola 10 hektare lahan
Dan Pemkab Tabanan melalui Gerbang Pangan Serasi (GPS) bantu 12 ekor sapi. "Tahun 2018 Pemkab Tabanan kembali bantu 23 ekor sapi. Ada juga sudah beranak tiga ekor sehingga jumlah sapi saat ini 46 ekor," ungkap Sugianto didampingi Pekaseh Jaka Ir I Wayan Yusa, kemarin.
Dijelaskan, jumlah kelompok tani juga sudah bertambah dari 70 orang kini 136 orang. Demikian juga luas lahan ramah lingkungan jadi 23 hektare. "Kami sebut padi ramah lingkungan karena dikelola tanpa pupuk kimia. Kami pakai pupuk kandang bersumber dari kotoran sapi dan urine sapi piaraan petani," imbuh Sugianto.
Bertambahnya jumlah petani ramah lingkungan karena harga jual gabah menjanjikan yakni Rp 6.000/kg. Sementara gabah pertanian konvensional hanya Rp 4.000/kg. Gabah dengan harga Rp 6.000/kg dibeli oleh Perpadi. Meningkatkan minat petani lainnya di Kukuh untuk beralih ke pertanian ramah lingkungan, Perbekel Kukuh minta petunjuk Kepala Dinas PMD Tabanan untuk mencari bantuan ke Kemendes.
Proposal diajukan ke Kemendes pada tahun 2018. Tindak lanjutnya pengurus kelompok tani dan Ketua BUMDes Kukuh Winangun dapat pelatihan di Jakarta. "Akhirnya bantuan Rp 1,5 miliar secara simbolis diserahkan oleh Bapak Menteri Eko Putro Sandjoyo tadi malam," terang Sugianto.
Dana PIID-PEL akan digunakan untuk beli beras petani, beli bibit, pengolahan pupuk organik, mesin penggilingan gabah, perontok padi, timbangan, dan pick up. "Pengadaan barang sesuai proposal yang kami ajukan," jelas Sugianto. Diharapkan dengan dukungan pemerintah, semakin banyak yang melirik pertanian dan lahan sawah terselamatkan. Demikian juga ekosistem lingkungan makin bagus dengan tanpa penggunaan pestisida.*des
Komentar