7.289 Penari Tarikan Rejang Renteng
Puncak HUT Ke–415 Kota Singaraja
SINGARAJA, NusaBali
Puncak HUT ke-415 Kota Singaraja pada Sabtu (30/3) menghadirkan gelaran spektakuler berupa parade Tari Rejang Renteng Massal dengan jumlah penari sebanyak 7.289 orang. Parade ini memanfatkan ruas jalan sepanjang 2 kilometer, dari Tugu Singa Ambara Raja – depan Kantor Bupati Buleleng hingga Jalan Pramuka Singaraja–simpang Diponegoro. Parade itu menjadi tontonan hampir seluruh warga Buleleng.
Parade Tari Rejang Renteng merupakan tambahan dari gelaran tahunan serangkaian puncak HUT Kota Singaraja, yakni Parade Budaya dan Lomba Busana Endek. Parade Tari Rejang Renteng baru digelar sekitar pukul 18.00 Wita, setelah Parade Budaya dan Lomba Busana Endek selesai. Namun antusias warga menonton parade Tari Rejang Renteng sudah terlihat sejak pagi. Ribuan warga tumpah memadati sepanjang lokasi parade.
“Ini benar-benar luas biasa. Ini memberikan fibrasi baru pada perayaan HUT Kota Singaraja tahun ini,” kata Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana.
Bupati Agus Suradnyana membuka Parade Budaya dan Lomba Busana Endek serta Parade Tari Rejang Rentang, dari panggung kehormatan yang berada di depan Lapangan Taman Kota, Jalan Ngurah Rai Singaraja. Kegiatan itu juga dihadiri Wakil Bupati Buleleng dr I Nyoman Sutjidra, Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Buleleng Dewa Ketut Puspaka MP, Bunda PAUD Kabupaten Buleleng I Gusti Ayu Aries Sujati, Ketua WHDI Buleleng Nyonya Ayu Wardhany Sutjidra, para Asisten Setda Buleleng, Staf Ahli, pimpinan SKPD Pemkab Buleleng, serta seluruh camat.
Menurut Bupati Agus Suradnyana, semangat para penari Rejang Renteng untuk tampil pada puncak HUT Kota Singaraja sangat luar biasa. Ini dirasakan ketika para penari mempersiapkan diri sejak awal sampai dipentaskan. ”Ketika mereka (ibu-ibu penari Rejang Renteng, Red) diberikan ruang untuk tampil, semangat mereka luar biasa. Coba lihat mereka mulai dari latihan hingga gladi, sangat, sangat luar biasa semangatnya,” tandasnya.
Bupati Agus Suradnyana juga menyebut, pada perayaan HUT Kota tahun mendatang, akan terus memberikan ruang kepada masyarakat untuk tampil, dengan jenis tari yang lain. “Tahun depan mungkin dengan jenis tari yang lainnya. Harapan saya, event ini dapat menjadi perhatian dan tanggung jawab kita semua. Bukan hanya pemerintah semata, melainkan seluruh masyarakat Buleleng,” ujarnya.
Sementara, Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng Gede Komang selaku panitia parade, mengatakan pementasan Tari Rejang Renteng Massal diikuti oleh 7.289 penari. Pementasan Tari Rejang Renteng massal ini merupakan rangkaian ritual untuk memohon kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa agar seluruh pelaksanaan HUT ke–415 Kota Singaraja terlaksana dengan aman, damai, dan selamat. “Penari Rejang Renteng melibatkan ibu-ibu dari desa yang ada di masing-masing kecamatan di Kabupaten Buleleng,” katanya.
Sebelumnya, Asisten Administrasi Umum Setda Kabupaten Buleleng Gede Suyasa, mengatakan Tari Rejang Renteng dipilih untuk dipentaskan secara massal, sebagai salah satu upaya mensosialisasikan hasil workshop 25 Februari 2019 lalu di mana Rejang Renteng yang semula merupakan tarian Bebali, menjadi tari Wali. “Ini merupakan langkah baru dan Buleleng mengambil peran untuk pertama kalinya di Bali. Kita berupaya agar pakem Rejang Renteng yang benar dan tepat dapat tersosialisasikan menyeluruh, karena tarian ini sering digunakan dalam semua upacara keagamaan,” ujarnya.
Suyasa menyebutkan, 7.289 penari Rejang Renteng massal berasal dari 145 dari 148 desa/kelurahan yang ada di Buleleng. Sejumlah kegiatan rangkaian HUT Kota Singaraja juga sudah dilaksanakan, seperti pertandingan olahraga, atraksi seni budaya, bakti sosial, dan pentas hiburan. Dalam HUT Kota Singaraja tahun ini, panitia mengangkat tema ‘Bersatu Merangkai Warna Nusantara’. Menurut Suyasa, tema ini diangkat untuk mengingatkan masyarakat Buleleng terkait eksistensi bangsa Indonesia selama ini yang terbentuk dari berbagai warna etnis, budaya, adat, dan agama. “Momentum HUT Kota Singaraja ini diharapkan dapat memberikan pencerahan kembali kepada masyarakat Buleleng yang heterogen agar tetap bersatu dalam berbagai latar warna,” tandasnya. *k19
Parade Tari Rejang Renteng merupakan tambahan dari gelaran tahunan serangkaian puncak HUT Kota Singaraja, yakni Parade Budaya dan Lomba Busana Endek. Parade Tari Rejang Renteng baru digelar sekitar pukul 18.00 Wita, setelah Parade Budaya dan Lomba Busana Endek selesai. Namun antusias warga menonton parade Tari Rejang Renteng sudah terlihat sejak pagi. Ribuan warga tumpah memadati sepanjang lokasi parade.
“Ini benar-benar luas biasa. Ini memberikan fibrasi baru pada perayaan HUT Kota Singaraja tahun ini,” kata Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana.
Bupati Agus Suradnyana membuka Parade Budaya dan Lomba Busana Endek serta Parade Tari Rejang Rentang, dari panggung kehormatan yang berada di depan Lapangan Taman Kota, Jalan Ngurah Rai Singaraja. Kegiatan itu juga dihadiri Wakil Bupati Buleleng dr I Nyoman Sutjidra, Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Buleleng Dewa Ketut Puspaka MP, Bunda PAUD Kabupaten Buleleng I Gusti Ayu Aries Sujati, Ketua WHDI Buleleng Nyonya Ayu Wardhany Sutjidra, para Asisten Setda Buleleng, Staf Ahli, pimpinan SKPD Pemkab Buleleng, serta seluruh camat.
Menurut Bupati Agus Suradnyana, semangat para penari Rejang Renteng untuk tampil pada puncak HUT Kota Singaraja sangat luar biasa. Ini dirasakan ketika para penari mempersiapkan diri sejak awal sampai dipentaskan. ”Ketika mereka (ibu-ibu penari Rejang Renteng, Red) diberikan ruang untuk tampil, semangat mereka luar biasa. Coba lihat mereka mulai dari latihan hingga gladi, sangat, sangat luar biasa semangatnya,” tandasnya.
Bupati Agus Suradnyana juga menyebut, pada perayaan HUT Kota tahun mendatang, akan terus memberikan ruang kepada masyarakat untuk tampil, dengan jenis tari yang lain. “Tahun depan mungkin dengan jenis tari yang lainnya. Harapan saya, event ini dapat menjadi perhatian dan tanggung jawab kita semua. Bukan hanya pemerintah semata, melainkan seluruh masyarakat Buleleng,” ujarnya.
Sementara, Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng Gede Komang selaku panitia parade, mengatakan pementasan Tari Rejang Renteng Massal diikuti oleh 7.289 penari. Pementasan Tari Rejang Renteng massal ini merupakan rangkaian ritual untuk memohon kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa agar seluruh pelaksanaan HUT ke–415 Kota Singaraja terlaksana dengan aman, damai, dan selamat. “Penari Rejang Renteng melibatkan ibu-ibu dari desa yang ada di masing-masing kecamatan di Kabupaten Buleleng,” katanya.
Sebelumnya, Asisten Administrasi Umum Setda Kabupaten Buleleng Gede Suyasa, mengatakan Tari Rejang Renteng dipilih untuk dipentaskan secara massal, sebagai salah satu upaya mensosialisasikan hasil workshop 25 Februari 2019 lalu di mana Rejang Renteng yang semula merupakan tarian Bebali, menjadi tari Wali. “Ini merupakan langkah baru dan Buleleng mengambil peran untuk pertama kalinya di Bali. Kita berupaya agar pakem Rejang Renteng yang benar dan tepat dapat tersosialisasikan menyeluruh, karena tarian ini sering digunakan dalam semua upacara keagamaan,” ujarnya.
Suyasa menyebutkan, 7.289 penari Rejang Renteng massal berasal dari 145 dari 148 desa/kelurahan yang ada di Buleleng. Sejumlah kegiatan rangkaian HUT Kota Singaraja juga sudah dilaksanakan, seperti pertandingan olahraga, atraksi seni budaya, bakti sosial, dan pentas hiburan. Dalam HUT Kota Singaraja tahun ini, panitia mengangkat tema ‘Bersatu Merangkai Warna Nusantara’. Menurut Suyasa, tema ini diangkat untuk mengingatkan masyarakat Buleleng terkait eksistensi bangsa Indonesia selama ini yang terbentuk dari berbagai warna etnis, budaya, adat, dan agama. “Momentum HUT Kota Singaraja ini diharapkan dapat memberikan pencerahan kembali kepada masyarakat Buleleng yang heterogen agar tetap bersatu dalam berbagai latar warna,” tandasnya. *k19
1
Komentar