Peringati Earth Hour, AP I Ngurah Rai ‘Rampok’ Kantong Plastik Penumpang
Memperingati Earth Hour yang jatuh pada Sabtu (30/3) malam, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kabupaten Badung menggelar kegiatan ‘rampok plastik’ milik para penumpang.
MANGUPURA, NusaBali
Kegiatan tersebut untuk menekan penggunaan kantong plastik sekali pakai yang sedang dilawan secara bersama-sama. Selain itu, pemadaman lampu selama satu jam penuh juga dilakukan di beberapa titik di areal bandara tersibuk kedua di Indonesia ini.
General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Haruman Sulaksono, menerangkan kegiatan rampok plastik dan pemadaman lampu secara serentak ini dilakukan di sejumlah titik seperti di pintu gerbang, Gedung Wisti Sabha, Gedung Strategic Business Unit, koridor Terminal Keberangkatan Internasional, Gedung Parkir Bertingkat (MLCP) Terminal Keberangkatan Internasional, serta Balai Kul-Kul Terminal Internasional. Pihak bandara memadamkan listrik pada rentang waktu pukul 20.30 hingga 21.30 Wita. “Selama satu jam, lampu penerangan dan peralatan elektronik di sejumlah titik di bandar udara dipadamkan untuk mendukung gerakan global yang diinisiasi oleh World Wide Fund for Nature (WWF). Hal ini merupakan wujud komitmen kita dalam upaya untuk mendukung gerakan pelestarian dan konservasi alam, di Bali khususnya, serta di dunia pada umumnya,” jelasnya, Minggu (31/3) siang.
Kegiatan tersebut merupakan wujud upaya Angkasa Pura mendukung gerakan global pelestarian lingkungan serta konservasi sumber daya alam. Melalui kegiatan ini, juga dimaksudkan untuk mengurangi dampak pemanasan global, serta dampak perubahan iklim global melalui penghematan energi listrik di bandar udara. Sebelum mematikan listrik satu jam, pihaknya juga melakukan kegiatan pungut sampah dan pembagian sedotan bambu di Pantai Kuta. “Kegiatan ini dimaksudkan untuk menjadi wujud nyata gerakan peduli alam dan lingkungan sekitar bandar udara. Kita menilai bahwa penggunaan plastik sangat berdampak bagi keberlangsungan hidup kita. Sehingga, sebelumnya juga kita bagi sedotan bambu yang lebih ramah lingkungan,” urai Haruman.
Untuk kegiatan rampok plastik, kantong plastik yang dibawa oleh calon penumpang ditukar dengan eco bag yang ramah lingkungan. “Melalui kegiatan Earth Hour tahun ini, diharapkan dapat menggerakkan lebih banyak pihak untuk melakukan aksi nyata dalam kehidupan sehari-hari demi menjaga keberlangsungan bumi dan keberlanjutan sumber daya alam, dan bukan sekadar seremonial sesaat. Hal ini agar alam dan lingkungan tetap lestari untuk generasi anak dan cucu kita di masa mendatang,” imbuhnya seraya mengakui keberlangsungan operasional selama kegiatan itu berjalan dengan baik dan tidak terganggu.
Ke depannya, Angkasa Pura I bersama WWF akan bekerja sama melalui berbagai program konservasi alam, edukasi masyarakat sekitar bandar udara, pelestarian lingkungan hidup, serta pengembangan pariwisata daerah yang memegang teguh pengelolaan alam berkelanjutan. “Setelah adanya MoU dengan WWF, kita tentunya saling bersinergi dengan berbagai kegiatan, terutama untuk lingkungan hidup,” tutur Haruman. *dar
General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Haruman Sulaksono, menerangkan kegiatan rampok plastik dan pemadaman lampu secara serentak ini dilakukan di sejumlah titik seperti di pintu gerbang, Gedung Wisti Sabha, Gedung Strategic Business Unit, koridor Terminal Keberangkatan Internasional, Gedung Parkir Bertingkat (MLCP) Terminal Keberangkatan Internasional, serta Balai Kul-Kul Terminal Internasional. Pihak bandara memadamkan listrik pada rentang waktu pukul 20.30 hingga 21.30 Wita. “Selama satu jam, lampu penerangan dan peralatan elektronik di sejumlah titik di bandar udara dipadamkan untuk mendukung gerakan global yang diinisiasi oleh World Wide Fund for Nature (WWF). Hal ini merupakan wujud komitmen kita dalam upaya untuk mendukung gerakan pelestarian dan konservasi alam, di Bali khususnya, serta di dunia pada umumnya,” jelasnya, Minggu (31/3) siang.
Kegiatan tersebut merupakan wujud upaya Angkasa Pura mendukung gerakan global pelestarian lingkungan serta konservasi sumber daya alam. Melalui kegiatan ini, juga dimaksudkan untuk mengurangi dampak pemanasan global, serta dampak perubahan iklim global melalui penghematan energi listrik di bandar udara. Sebelum mematikan listrik satu jam, pihaknya juga melakukan kegiatan pungut sampah dan pembagian sedotan bambu di Pantai Kuta. “Kegiatan ini dimaksudkan untuk menjadi wujud nyata gerakan peduli alam dan lingkungan sekitar bandar udara. Kita menilai bahwa penggunaan plastik sangat berdampak bagi keberlangsungan hidup kita. Sehingga, sebelumnya juga kita bagi sedotan bambu yang lebih ramah lingkungan,” urai Haruman.
Untuk kegiatan rampok plastik, kantong plastik yang dibawa oleh calon penumpang ditukar dengan eco bag yang ramah lingkungan. “Melalui kegiatan Earth Hour tahun ini, diharapkan dapat menggerakkan lebih banyak pihak untuk melakukan aksi nyata dalam kehidupan sehari-hari demi menjaga keberlangsungan bumi dan keberlanjutan sumber daya alam, dan bukan sekadar seremonial sesaat. Hal ini agar alam dan lingkungan tetap lestari untuk generasi anak dan cucu kita di masa mendatang,” imbuhnya seraya mengakui keberlangsungan operasional selama kegiatan itu berjalan dengan baik dan tidak terganggu.
Ke depannya, Angkasa Pura I bersama WWF akan bekerja sama melalui berbagai program konservasi alam, edukasi masyarakat sekitar bandar udara, pelestarian lingkungan hidup, serta pengembangan pariwisata daerah yang memegang teguh pengelolaan alam berkelanjutan. “Setelah adanya MoU dengan WWF, kita tentunya saling bersinergi dengan berbagai kegiatan, terutama untuk lingkungan hidup,” tutur Haruman. *dar
Komentar