UNBK SMA Diikuti 29.683 Siswa
Ombudsman menemukan ketidaktaatan sebagian pengawas terhadap POS UN terkait alat komunikasi.
DENPASAR, NusaBali
Setelah jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), giliran Sekolah Menengah Atas (SMA) yang menjalani Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), Senin (1/4). Sebanyak 29.683 orang siswa mengikuti UNBK tahun ini.
Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Provinsi Bali, untuk tingkat SMA/MA berjumlah sebanyak 178 sekolah, meliputi Denpasar 37 sekolah, Gianyar 11 sekolah, Bangli 6 sekolah, Klungkung 12 sekolah, Karangasem 19 sekolah, Buleleng 37 sekolah, Jembrana 20 sekolah, Tabanan 17 sekolah, dan Badung 19 sekolah.
Salah satu sekolah yang ditemui NusaBali kemarin, SMAN 7 Denpasar sejauh ini tidak mengalami kendala teknis yang berarti. Sebanyak 477 anak didik yang terdiri dari 358 Jurusan IPA dan 119 dari Jurusan IPS dibagi menjadi tiga sesi dalam UNBK ini. “Tidak ada kendala hari pertama ini, berjalan dengan lancar. Komputer kami punya sebanyak 177 yang dibagi ke dalam lima ruangan,” ujar Kasek SMAN 7 Denpasar, Dra Cokorda Istri Mirah Kusuma Widiawati, kemarin.
Ia bersyukur karena tidak terjadi kendala teknis seperti keterlambatan soal dari pusat yang diterima oleh masing-masing komputer peserta ujian. Hanya saja, keterlambatan soal itu sempat terjadi saat simulasi. “Hari ini syukurnya tidak terjadi. Tapi kalau saat simulasi, iya (keterlambatan). Sesi pertama ndak masuk, sesi kedua juga ndak masuk. Sampai kami bingung. Sesi ketiga baru masuk, itupun sedikit. Cuma beberapa saja yang bisa masuk,” katanya.
Cok Istri Mirah mengatakan, simulasi yang dikerjakan oleh pusat diikuti sebanyak 2 kali. Sedangkan SMAN 7 Denpasar juga memiliki simulasi sendiri yang disebut dengan pemantapan. “Tujuannya agar empat mata pelajaran yang diujikan ini dilaksanakan dengan serius. Kami punya tim TI yang bisa mengacak soal agar tidak sama satu dengan yang lain,” imbuhnya.
Ia menambahkan, pada pelaksanaan tahun 2018 UNBK di SMAN 7 Denpasar, hasil nilai UN cukup menggembirakan. Siswa SMAN 7 Denpasar kala itu mendapat peringkat 6 nilai tertinggi dari jurusan IPA se-Bali. Sedangkan Jurusan IPS mendapat peringkat kedua se- Bali. “Kita mencoba sekarang paling tidak bisa bertahan dengan raihan itu. Tapi yang terpenting anak terbiasa menggunakan komputer dulu. Kemudian anak-anak mempersiapkan diri dengan baik,” tandasnya.
Sementara itu, Perwakilan Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Provinsi Bali juga melakukan pemantauan di berbagai sekolah dalam rangka melihat ketertiban pelaksanaan Prosedur Operasional Standar (POS) UN. Kepala Perwakilan ORI Provinsi Bali, Umar Ibnu Alkhatab, dihubungi kemarin sore mengatakan, pemantauan UN tingkat SMA pada hari pertama secara umum berjalan kondusif. Pemantauan dilakukan di lima kabupaten dan satu kota.
Hanya saja, kata Umar, sosialisasi tentang adanya Tim Help Desk tampaknya belum dilaksanakan dengan baik. “Beberapa sekolah yang dipantau terbukti belum memiliki tim Help Desk sesuai POS UN yang berfungsi untuk memberikan informasi dan mengelola pengaduan jika ada,” jelasnya.
Dalam pemantauan kali ini mereka juga masih menemukan ketidaktaatan sebagian pengawas terhadap POS UN terkait alat komunikasi. “Ada pengawas dipergoki masih membawa masuk HP dan mengoperasikannya,” beber Umar.
Di sisi lain selain temuan tersebut, Ombudsman juga mengapresiasi jalannya UN pada tingkat SLB yang berjalan dengan baik, di mana pihak sekolah menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh siswa SLB. *ind
Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Provinsi Bali, untuk tingkat SMA/MA berjumlah sebanyak 178 sekolah, meliputi Denpasar 37 sekolah, Gianyar 11 sekolah, Bangli 6 sekolah, Klungkung 12 sekolah, Karangasem 19 sekolah, Buleleng 37 sekolah, Jembrana 20 sekolah, Tabanan 17 sekolah, dan Badung 19 sekolah.
Salah satu sekolah yang ditemui NusaBali kemarin, SMAN 7 Denpasar sejauh ini tidak mengalami kendala teknis yang berarti. Sebanyak 477 anak didik yang terdiri dari 358 Jurusan IPA dan 119 dari Jurusan IPS dibagi menjadi tiga sesi dalam UNBK ini. “Tidak ada kendala hari pertama ini, berjalan dengan lancar. Komputer kami punya sebanyak 177 yang dibagi ke dalam lima ruangan,” ujar Kasek SMAN 7 Denpasar, Dra Cokorda Istri Mirah Kusuma Widiawati, kemarin.
Ia bersyukur karena tidak terjadi kendala teknis seperti keterlambatan soal dari pusat yang diterima oleh masing-masing komputer peserta ujian. Hanya saja, keterlambatan soal itu sempat terjadi saat simulasi. “Hari ini syukurnya tidak terjadi. Tapi kalau saat simulasi, iya (keterlambatan). Sesi pertama ndak masuk, sesi kedua juga ndak masuk. Sampai kami bingung. Sesi ketiga baru masuk, itupun sedikit. Cuma beberapa saja yang bisa masuk,” katanya.
Cok Istri Mirah mengatakan, simulasi yang dikerjakan oleh pusat diikuti sebanyak 2 kali. Sedangkan SMAN 7 Denpasar juga memiliki simulasi sendiri yang disebut dengan pemantapan. “Tujuannya agar empat mata pelajaran yang diujikan ini dilaksanakan dengan serius. Kami punya tim TI yang bisa mengacak soal agar tidak sama satu dengan yang lain,” imbuhnya.
Ia menambahkan, pada pelaksanaan tahun 2018 UNBK di SMAN 7 Denpasar, hasil nilai UN cukup menggembirakan. Siswa SMAN 7 Denpasar kala itu mendapat peringkat 6 nilai tertinggi dari jurusan IPA se-Bali. Sedangkan Jurusan IPS mendapat peringkat kedua se- Bali. “Kita mencoba sekarang paling tidak bisa bertahan dengan raihan itu. Tapi yang terpenting anak terbiasa menggunakan komputer dulu. Kemudian anak-anak mempersiapkan diri dengan baik,” tandasnya.
Sementara itu, Perwakilan Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Provinsi Bali juga melakukan pemantauan di berbagai sekolah dalam rangka melihat ketertiban pelaksanaan Prosedur Operasional Standar (POS) UN. Kepala Perwakilan ORI Provinsi Bali, Umar Ibnu Alkhatab, dihubungi kemarin sore mengatakan, pemantauan UN tingkat SMA pada hari pertama secara umum berjalan kondusif. Pemantauan dilakukan di lima kabupaten dan satu kota.
Hanya saja, kata Umar, sosialisasi tentang adanya Tim Help Desk tampaknya belum dilaksanakan dengan baik. “Beberapa sekolah yang dipantau terbukti belum memiliki tim Help Desk sesuai POS UN yang berfungsi untuk memberikan informasi dan mengelola pengaduan jika ada,” jelasnya.
Dalam pemantauan kali ini mereka juga masih menemukan ketidaktaatan sebagian pengawas terhadap POS UN terkait alat komunikasi. “Ada pengawas dipergoki masih membawa masuk HP dan mengoperasikannya,” beber Umar.
Di sisi lain selain temuan tersebut, Ombudsman juga mengapresiasi jalannya UN pada tingkat SLB yang berjalan dengan baik, di mana pihak sekolah menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh siswa SLB. *ind
1
Komentar