Sudah Lama Rampung, Album 'XXX' Belum Kunjung Dirilis
Lama menyepi dari jagat hiburan pop Bali, grup band beraliran pop rock RnB, XXX (Triple X) ternyata telah menyiapkan album terbaru.
DENPASAR, NusaBali
Menutup tahun 2013 dengan album ‘Welcome to Bali,’ grup musik yang beranggotakan Rah Tut - Rah Tu (Vokal), Rah Mink (Gitar), Rah Alit (Drum), Rah Angga (Bass), dan Sila (Keyboard) ini sebenarnya telah menggarap album ketujuh – yang belum bernama – itu pada tahun 2017.
Ditelusuri oleh NusaBali, ternyata penyebab mangkraknya rilis album grup band yang mengawali kariernya pada tahun 2003 dengan album ‘Druwenang Sareng’ ini dikarenakan kesibukan masing-masing personil. Hal itu dikonfirmasi langsung baik oleh IGN Murthana, selaku Manager Triple X sekaligus Produser Jaya Giri Production maupun Rah Tut, sebagai Vokalis Triple X. “Belum nika, masih proses. Tunggu info berikutnya nggih, masih kendala waktu karena kesibukan personel XXX,” ungkap IGN Murthana yang akrab disapa Rahman pada NusaBali, Senin (1/4).
Tidak banyak informasi yang bisa dibagi oleh kedua belah pihak. Entah karena berhati-hati menjawab atau tidak ingin lepas kontrol karena ada hal yang ingin dijaga. Meski terkesan hati-hati, Rahman juga sempat memberi beberapa bocoran terkait album Triple X yang salah satu singlenya telah diam-diam dinyanyikan dan video klipnya diputar dalam acara HUT Mangupura di tahun 2017. ‘Aci Rah Pengangon’ merupakan satu dari 10 lagu di album ketujuh Triple X yang nampaknya dijadikan pentolan. “Digarap bertahap sejak 2 tahun lalu. Ada 10 lagu, baru 1 video klip,” jawab Rahman singkat.
NusaBali juga menanyakan beberapa hal pada Rah Angga, selaku Pemegang Bass di grup band Triple X. Berkat informasi yang dihimpun dari Rah Angga, beberapa titik terang mulai terlihat. Beberapa di antaranya, lagu-lagu di album terbaru Triple X lebih banyak bertemakan cinta. Unsur khas ‘BTA’ pun masih tetap setia dibawa oleh grup band yang hits dengan tembang ‘100% BTA’ ini. “Masih, kayaknya judul albumnya ada unsur BTA-nya, Tapi, rahasia dulu,” kelakar Rah Angga. BTA yang dimaksud itu 'Bli Tresna Adi'.
Meski kebanyakan lagu bertema cinta yang sangat bertolak belakang dari album sebelumnya yang bertemakan kritik sosial, Triple X juga tidak lupa menyelipkan beberapa lagu tentang budaya dan tradisi Bali, contohnya lagu yang berjudul ‘Aci Rah Pengangon’ yang terinspirasi dari tradisi ‘Siat Tipat Bantal’ di Desa Adat Kapal, Mengwi, Badung. Mengenai bahasa, album kali ini masih setia dengan lagu berbahasa Bali dengan 1 lagu berbahasa Indonesia.
Usut punya usut, Triple X telah berencana merilis albumnya di penghujung 2017, yakni bulan November, namun terpaksa diurungkan karena sesuatu dan lain hal, selain memang ada 1 lagu yang belum rampung. Sempat ingin bangkit lagi di tahun 2018, namun kembali terbentur suatu hal. Selain itu, faktor lain seperti kesibukan para personel di bisnis masing-masing juga jadi kendala mandegnya proses rilis album ketujuh ini, bahkan Triple X sendiri juga sudah lama tidak manggung. “Bisa dibilang sekarang lagi vakum, menunggu bangkit lagi,” lanjut Rah Angga.
Grup band pop Bali yang khas dengan paduan musik rock dan etnik ini pertama kali orbit dengan lagu ‘Sami Bagia’ dari album ‘Druwenang Sami’ di tahun 2003. Lalu, disusul dengan lagu-lagu bernuansa Techno di album ‘Jingkrak-Jingkrak’ pada tahun 2004 yang lumayan mendapat sambutan. Triple X semakin dikenal dan semakin banyak tawaran manggung sejak kehadiran album ketiga ‘Bikul Pisuh’ yang dirilis pada 2006. Lalu, disusul oleh ‘Sangut Delem’ (2008), ‘Nak Bali’ (2009), dan ‘Welcome to Bali’ (2013). Bertolak 6 tahun pasca album terakhir, kini tinggal kini album ketujuh yang masih menunggu kepastian. *cr41
Ditelusuri oleh NusaBali, ternyata penyebab mangkraknya rilis album grup band yang mengawali kariernya pada tahun 2003 dengan album ‘Druwenang Sareng’ ini dikarenakan kesibukan masing-masing personil. Hal itu dikonfirmasi langsung baik oleh IGN Murthana, selaku Manager Triple X sekaligus Produser Jaya Giri Production maupun Rah Tut, sebagai Vokalis Triple X. “Belum nika, masih proses. Tunggu info berikutnya nggih, masih kendala waktu karena kesibukan personel XXX,” ungkap IGN Murthana yang akrab disapa Rahman pada NusaBali, Senin (1/4).
Tidak banyak informasi yang bisa dibagi oleh kedua belah pihak. Entah karena berhati-hati menjawab atau tidak ingin lepas kontrol karena ada hal yang ingin dijaga. Meski terkesan hati-hati, Rahman juga sempat memberi beberapa bocoran terkait album Triple X yang salah satu singlenya telah diam-diam dinyanyikan dan video klipnya diputar dalam acara HUT Mangupura di tahun 2017. ‘Aci Rah Pengangon’ merupakan satu dari 10 lagu di album ketujuh Triple X yang nampaknya dijadikan pentolan. “Digarap bertahap sejak 2 tahun lalu. Ada 10 lagu, baru 1 video klip,” jawab Rahman singkat.
NusaBali juga menanyakan beberapa hal pada Rah Angga, selaku Pemegang Bass di grup band Triple X. Berkat informasi yang dihimpun dari Rah Angga, beberapa titik terang mulai terlihat. Beberapa di antaranya, lagu-lagu di album terbaru Triple X lebih banyak bertemakan cinta. Unsur khas ‘BTA’ pun masih tetap setia dibawa oleh grup band yang hits dengan tembang ‘100% BTA’ ini. “Masih, kayaknya judul albumnya ada unsur BTA-nya, Tapi, rahasia dulu,” kelakar Rah Angga. BTA yang dimaksud itu 'Bli Tresna Adi'.
Meski kebanyakan lagu bertema cinta yang sangat bertolak belakang dari album sebelumnya yang bertemakan kritik sosial, Triple X juga tidak lupa menyelipkan beberapa lagu tentang budaya dan tradisi Bali, contohnya lagu yang berjudul ‘Aci Rah Pengangon’ yang terinspirasi dari tradisi ‘Siat Tipat Bantal’ di Desa Adat Kapal, Mengwi, Badung. Mengenai bahasa, album kali ini masih setia dengan lagu berbahasa Bali dengan 1 lagu berbahasa Indonesia.
Usut punya usut, Triple X telah berencana merilis albumnya di penghujung 2017, yakni bulan November, namun terpaksa diurungkan karena sesuatu dan lain hal, selain memang ada 1 lagu yang belum rampung. Sempat ingin bangkit lagi di tahun 2018, namun kembali terbentur suatu hal. Selain itu, faktor lain seperti kesibukan para personel di bisnis masing-masing juga jadi kendala mandegnya proses rilis album ketujuh ini, bahkan Triple X sendiri juga sudah lama tidak manggung. “Bisa dibilang sekarang lagi vakum, menunggu bangkit lagi,” lanjut Rah Angga.
Grup band pop Bali yang khas dengan paduan musik rock dan etnik ini pertama kali orbit dengan lagu ‘Sami Bagia’ dari album ‘Druwenang Sami’ di tahun 2003. Lalu, disusul dengan lagu-lagu bernuansa Techno di album ‘Jingkrak-Jingkrak’ pada tahun 2004 yang lumayan mendapat sambutan. Triple X semakin dikenal dan semakin banyak tawaran manggung sejak kehadiran album ketiga ‘Bikul Pisuh’ yang dirilis pada 2006. Lalu, disusul oleh ‘Sangut Delem’ (2008), ‘Nak Bali’ (2009), dan ‘Welcome to Bali’ (2013). Bertolak 6 tahun pasca album terakhir, kini tinggal kini album ketujuh yang masih menunggu kepastian. *cr41
Komentar