Pengabenan Nyoman Masni 16 April 2019
Meninggal di RS Karena Serangan Jantung
DENPASAR, NusaBali
Ni Nyoman Masni, 76, seorang aktivis perempuan dan anak yang meninggal karena serangan jantung di RSUD Wangaya, Denpasar, Sabtu (30/3) sekitar pukul 17.00 Wita, akan diaben pada Anggara Umanis Wayang, Selasa, 16 April 2019 mendatang.
Pengabenan akan digelar di Setra Bantas, Kelurahan Dangin Puri, Denpasar Timur. Saat ini, jenazah Nyoman Masni masih berada di ruang jenazah RSUD Wangaya yang rencananya dipulangkan tanggal 12 April 2019 nanti setelah acara nyineb di Pura Besakih.
Rangkaian prosesi upacara akan digelar yakni dimulai tanggal 14 April 2019 dengan prosesi ngeringkes dan ngajum yang selanjutnya akan berlangsung upacara pengabenan dua hari setelah rangkaian acara. Selama jenazah almarhum masih dititipkan di RSUD Wangaya, keluarga Nyoman Masni sudah menyampaikan kepada teman-teman almarhum yang ingin melayat bisa dilakukan tanggal 12 April 2019 ke atas saat jenazah almarhum sudah berada di rumah duka, Banjar Tapak Gangsul, Desa Dangin Puri Kauh, Kecamatan Denpasar Utara.
Nyoman Masni yang merupakan aktivis perempuan sekaligus Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Provinsi Bali ini diketahui menghembuskan nafas terakhir di RSUD Wangaya saat menjalani perawatan untuk cuci darah yang ke 5 kalinya. Nyoman Masni meninggal diatas tempat tidur dua jam sebelum melakukan cuci darah yang rencananya akan dilakukan pukul 19.00 Wita.
"Beliau sempat sesak nafas saat bangun dari tidur. Setelah itu kondisinya terus melemah, beliau sempat mendapatkan perawatan dokter dan tim medis lainnya ternyata beliau dinyatakan meninggal karena serangan jantung," jelas anak sulung Nyoman Masni, Putu Rinny Marhayani, 53.
Dikatakan Rinny, sebelumnya Nyoman Masni sudah pernah melakukan cuci darah selama 3 kali di RSUD Wangaya dalam rentan waktu dari tanggal 12 Maret sampai tanggal 23 Maret 2019 lalu, setelah itu almarhum diizinkan pulang untuk rawat jalan. Namun, Nyoman Masni harus kembali melakukan cuci darah yang ke 4 kalinya pada tanggal 27 Maret 2019 karena mengalami sesak nafas.
Nyoman Masni saat itu langsung dilakukan rawat inap, karena harus melakukan cuci darah yang ke 5 kalinya tanggal 30 Maret 2019 yang rencananya dilakukan pukul 19.00 Wita. "Padahal dari pagi sampai menjelang sore (sebelum cuci darah) beliau masih bisa bicara dan makan siang. Semestinya beliau dijadwalkan cuci darah jam 7 malam, namun beliau berpulang lebih dulu," ujarnya. *mis
Pengabenan akan digelar di Setra Bantas, Kelurahan Dangin Puri, Denpasar Timur. Saat ini, jenazah Nyoman Masni masih berada di ruang jenazah RSUD Wangaya yang rencananya dipulangkan tanggal 12 April 2019 nanti setelah acara nyineb di Pura Besakih.
Rangkaian prosesi upacara akan digelar yakni dimulai tanggal 14 April 2019 dengan prosesi ngeringkes dan ngajum yang selanjutnya akan berlangsung upacara pengabenan dua hari setelah rangkaian acara. Selama jenazah almarhum masih dititipkan di RSUD Wangaya, keluarga Nyoman Masni sudah menyampaikan kepada teman-teman almarhum yang ingin melayat bisa dilakukan tanggal 12 April 2019 ke atas saat jenazah almarhum sudah berada di rumah duka, Banjar Tapak Gangsul, Desa Dangin Puri Kauh, Kecamatan Denpasar Utara.
Nyoman Masni yang merupakan aktivis perempuan sekaligus Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Provinsi Bali ini diketahui menghembuskan nafas terakhir di RSUD Wangaya saat menjalani perawatan untuk cuci darah yang ke 5 kalinya. Nyoman Masni meninggal diatas tempat tidur dua jam sebelum melakukan cuci darah yang rencananya akan dilakukan pukul 19.00 Wita.
"Beliau sempat sesak nafas saat bangun dari tidur. Setelah itu kondisinya terus melemah, beliau sempat mendapatkan perawatan dokter dan tim medis lainnya ternyata beliau dinyatakan meninggal karena serangan jantung," jelas anak sulung Nyoman Masni, Putu Rinny Marhayani, 53.
Dikatakan Rinny, sebelumnya Nyoman Masni sudah pernah melakukan cuci darah selama 3 kali di RSUD Wangaya dalam rentan waktu dari tanggal 12 Maret sampai tanggal 23 Maret 2019 lalu, setelah itu almarhum diizinkan pulang untuk rawat jalan. Namun, Nyoman Masni harus kembali melakukan cuci darah yang ke 4 kalinya pada tanggal 27 Maret 2019 karena mengalami sesak nafas.
Nyoman Masni saat itu langsung dilakukan rawat inap, karena harus melakukan cuci darah yang ke 5 kalinya tanggal 30 Maret 2019 yang rencananya dilakukan pukul 19.00 Wita. "Padahal dari pagi sampai menjelang sore (sebelum cuci darah) beliau masih bisa bicara dan makan siang. Semestinya beliau dijadwalkan cuci darah jam 7 malam, namun beliau berpulang lebih dulu," ujarnya. *mis
Komentar