Krama Palaktiying Dambakan Air PDAM
Krama Dusun Palaktiying, Desa Kayubihi, Kecamatan Bangli, dambakan air PDA
BANGLI, NusaBali
Krama sudah bayar amprah sambungan baru dan berharap air PDAM segera mengalir ke sambungan rumah tangga. Sejak lama krama mengandalkan air hujan untuk minum dan lainnya. Jika musim kemarau, beli air untuk disimpan dalam bak penampungan. Masuknya PDAM ke Dusun Palaktiying diharapkan menjadi solusi kesulitan air bersih.
Sumber di lapangan mengatakan, krama sudah bayar amprah sambungan PDAM sebesar Rp 1.830.000 pada bulan Januari lalu. Namun hingga awal April, air PDAM belum mengalir. “Dengan adanya PDAM kami berharap tidak lagi kesulitan air. Biaya lebih hemat dibandingkan membeli air tangki,” ungkap sumber NusaBali, Rabu (3/4). Krama mulai bertanya-tanya karena tiga bulan lebih air PDAM belum tersambung ke rumah tangga. Padahal petugas mengatakan, sebulan setelah amprah dibayar, sambungan ke rumah-rumah akan terpasang.
Kepala Lingkungan Palaktiying, I Wayan Ubung, membenarkan pemasangan sambungan PDAM ke rumah-rumah belum terpasang. Sebanyak 100 orang telah mendaftar dan bayar masing-masing Rp 1.830.000. “PDAM berkomitmen setelah biaya amprah terbayarkan paling lambat dua bulan setelahnya akan dilakukan pemasangan sambungan ke rumah-rumah,” terangnya. Ubung mengaku sempat mendatangi kantor PDAM Bangli untuk meminta kejelasan keterlambatan pemasangan sambung ke rumah tangga.
Penjelasan dari PDAM, keterlambatan akibat gagal tender pengadaaan material sambungan. “Karena pengadaan material kolektif untuk Desa Bangbang Kecamatan Tembuku dengan anggaran di atas Rp 200 juta. Proyek harus melalui tender,” ujarnya. Ada juga informasi sambungan di Dusun Paktiying tidak kolektif dengan Desa Bangbang, otomatis anggaran di bawah Rp 200 juta dan bisa dilakukan penunjukan langsung (PL). “Jika ingin lebih cepat mungkin bisa dipertimbangkan untuk tidak mengambil kegiatan secara kolektif. Pengadaan lewat PL prosesnya lebih cepat dan masyarakat lebih cepat terlayani,” imbuhnya.
Terpisah, Plt Direktur PDAM Bangli, I Nyoman Terus Arsawan, mengakui sempat gagal tender, namun saat ini sudah ditetapkan pemenangnya. “Proses tender membutuhkan waktu cukup lama. Setelah ditetapkan pemenang, pekerjaan harus segera dilaksanakan,” terangnya. Terus Arsawan juga menginginkan kegiatan ini cepat terlaksana sehingga masyarakat dapat terlayani. “Kami juga ingin cepat, namun ada tahapan-tahapan yang harus dilalui,” imbuhnya. *esa
Sumber di lapangan mengatakan, krama sudah bayar amprah sambungan PDAM sebesar Rp 1.830.000 pada bulan Januari lalu. Namun hingga awal April, air PDAM belum mengalir. “Dengan adanya PDAM kami berharap tidak lagi kesulitan air. Biaya lebih hemat dibandingkan membeli air tangki,” ungkap sumber NusaBali, Rabu (3/4). Krama mulai bertanya-tanya karena tiga bulan lebih air PDAM belum tersambung ke rumah tangga. Padahal petugas mengatakan, sebulan setelah amprah dibayar, sambungan ke rumah-rumah akan terpasang.
Kepala Lingkungan Palaktiying, I Wayan Ubung, membenarkan pemasangan sambungan PDAM ke rumah-rumah belum terpasang. Sebanyak 100 orang telah mendaftar dan bayar masing-masing Rp 1.830.000. “PDAM berkomitmen setelah biaya amprah terbayarkan paling lambat dua bulan setelahnya akan dilakukan pemasangan sambungan ke rumah-rumah,” terangnya. Ubung mengaku sempat mendatangi kantor PDAM Bangli untuk meminta kejelasan keterlambatan pemasangan sambung ke rumah tangga.
Penjelasan dari PDAM, keterlambatan akibat gagal tender pengadaaan material sambungan. “Karena pengadaan material kolektif untuk Desa Bangbang Kecamatan Tembuku dengan anggaran di atas Rp 200 juta. Proyek harus melalui tender,” ujarnya. Ada juga informasi sambungan di Dusun Paktiying tidak kolektif dengan Desa Bangbang, otomatis anggaran di bawah Rp 200 juta dan bisa dilakukan penunjukan langsung (PL). “Jika ingin lebih cepat mungkin bisa dipertimbangkan untuk tidak mengambil kegiatan secara kolektif. Pengadaan lewat PL prosesnya lebih cepat dan masyarakat lebih cepat terlayani,” imbuhnya.
Terpisah, Plt Direktur PDAM Bangli, I Nyoman Terus Arsawan, mengakui sempat gagal tender, namun saat ini sudah ditetapkan pemenangnya. “Proses tender membutuhkan waktu cukup lama. Setelah ditetapkan pemenang, pekerjaan harus segera dilaksanakan,” terangnya. Terus Arsawan juga menginginkan kegiatan ini cepat terlaksana sehingga masyarakat dapat terlayani. “Kami juga ingin cepat, namun ada tahapan-tahapan yang harus dilalui,” imbuhnya. *esa
Komentar