Pulang Sekolah, Siswi Jadi Ojek di Pura Besakih
Karya Agung Panca Walikrama dan Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Besakih, Banjar Besakih Kangin, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, menjadi berkah bagi krama sekitar.
AMLAPURA, NusaBali
Membeludaknya pamedek dan jauhnya kendaraan parkir menjadi peluang emas bagi tukang ojek. Tak hanya pria, wanita pun tak mau kalah jadi tukang ojek. Di antara mereka ada juga remaja putri yang masih berstatus pelajar sebagai tukang ojek. Siswi ini ngojek sepulang sekolah.
Siswi kelas XI IPS1 SMAN Rendang, Ni Wayan Murniasih, dari Banjar Keladian, Desa Pempatan, Kecamatan Rendang, mengaku sebagai ojek sepulang sekolah. “Rata-rata lima kali mengantar pamedek selama sehari. Ongkos sekali antar Rp 10.000,” ungkap Murniasih. Jika hari libur, ia jadi tukang ojek dari pukul 07.00 Wita hingga pukul 19.00 Wita, bisa 20 kali mengantar pamedek. “Lumayan untuk bekal sekolah, di samping untuk meringankan beban orangtua,” imbuhnya.
Murniasih saat menjalankan tugas sebagai tukang ojek selalu mengenakan kain, topi, penutup kepala, masker, dan kaca mata. Sehingga wajahnya terlindung dari terik matahari. Lagi pula tidak ada yang mengenali selama jadi ojek. Ia memperkirakan tukang ojek wanita selama karya di Besakih sebanyak 50 orang, berbaur dengan seratusan ojek laki-laki. Daerah kerjanya ada empat lokasi, Terminal Kedundung, jalur Banjar Kunyit, jalur Banjar Batang, untuk pamedek yang baru datang hendak melakukan pamuspan. Sedangkan di Bencingah Agung Pura Besakih melayani pamedek usai melakukan persembahyangan untuk kembali ke terminal masing-masing.
Ojek wanita lainnya Ni Ketut Evi Evita dari Banjar Tegenan, Desa Menanga, Kecamatan Rendang, mengaku jadi ojek setelah tidak lagi kerja di restoran. “Sehari kami antar pamedek sebanyak 20 kali, sekali antar ongkosnya Rp 10.000,” katanya. Banyak ojek lalulalang mengantar pamedek menyebabkan lalulintas di jalan tambah krodit. Sehingga banyak pula pamedek yang terpisah dari rombongannya. Sebab begitu turun dari tumpangan ojek kemudian pamedek berbaur dengan ribuan pamedek lainnya, maka sulit untuk berkumpul jadi satu rombongan.
Kapolsek Rendang Kompol I Nengah Merta berkoordinasi dengan Kasatlantas Polres Karangasem AKP Ni Putu Annie Parwisti mengoptimalkan petugasnya untuk mengurai kemacetan yang terjadi nyaris setiap hari. Terutama kemacetan terjadi di hari Sabtu dan Minggu dan hari libur hingga kendaraan tidak bisa bergerak. “Tetap kami buka jalan agar kendaraan pamedek bisa keluar masuk, walau banyak ojek menawarkan jasa. Ojek juga, agar saat parkir tidak mengambil bahu jalan,” jelas Kompol I Nengah Merta. Terpenting tukang ojek tertib mengantar pamedek dan mengutamakan keselamatan di jalan. Sehingga pamedek merasa terbantu dan ojek dapat imbalan. *k16
Siswi kelas XI IPS1 SMAN Rendang, Ni Wayan Murniasih, dari Banjar Keladian, Desa Pempatan, Kecamatan Rendang, mengaku sebagai ojek sepulang sekolah. “Rata-rata lima kali mengantar pamedek selama sehari. Ongkos sekali antar Rp 10.000,” ungkap Murniasih. Jika hari libur, ia jadi tukang ojek dari pukul 07.00 Wita hingga pukul 19.00 Wita, bisa 20 kali mengantar pamedek. “Lumayan untuk bekal sekolah, di samping untuk meringankan beban orangtua,” imbuhnya.
Murniasih saat menjalankan tugas sebagai tukang ojek selalu mengenakan kain, topi, penutup kepala, masker, dan kaca mata. Sehingga wajahnya terlindung dari terik matahari. Lagi pula tidak ada yang mengenali selama jadi ojek. Ia memperkirakan tukang ojek wanita selama karya di Besakih sebanyak 50 orang, berbaur dengan seratusan ojek laki-laki. Daerah kerjanya ada empat lokasi, Terminal Kedundung, jalur Banjar Kunyit, jalur Banjar Batang, untuk pamedek yang baru datang hendak melakukan pamuspan. Sedangkan di Bencingah Agung Pura Besakih melayani pamedek usai melakukan persembahyangan untuk kembali ke terminal masing-masing.
Ojek wanita lainnya Ni Ketut Evi Evita dari Banjar Tegenan, Desa Menanga, Kecamatan Rendang, mengaku jadi ojek setelah tidak lagi kerja di restoran. “Sehari kami antar pamedek sebanyak 20 kali, sekali antar ongkosnya Rp 10.000,” katanya. Banyak ojek lalulalang mengantar pamedek menyebabkan lalulintas di jalan tambah krodit. Sehingga banyak pula pamedek yang terpisah dari rombongannya. Sebab begitu turun dari tumpangan ojek kemudian pamedek berbaur dengan ribuan pamedek lainnya, maka sulit untuk berkumpul jadi satu rombongan.
Kapolsek Rendang Kompol I Nengah Merta berkoordinasi dengan Kasatlantas Polres Karangasem AKP Ni Putu Annie Parwisti mengoptimalkan petugasnya untuk mengurai kemacetan yang terjadi nyaris setiap hari. Terutama kemacetan terjadi di hari Sabtu dan Minggu dan hari libur hingga kendaraan tidak bisa bergerak. “Tetap kami buka jalan agar kendaraan pamedek bisa keluar masuk, walau banyak ojek menawarkan jasa. Ojek juga, agar saat parkir tidak mengambil bahu jalan,” jelas Kompol I Nengah Merta. Terpenting tukang ojek tertib mengantar pamedek dan mengutamakan keselamatan di jalan. Sehingga pamedek merasa terbantu dan ojek dapat imbalan. *k16
1
Komentar