Trash Challenge Mulai Viral di Kalangan Muda Bali
Sebuah Kampanye Peduli Lingkungan
MANGUPURA, NusaBali
Seruan tagar Trash Challenge kian viral di kalangan pemuda Bali. Aksi memungut sampah – dengan memotret keadaan sebelum dan sesudah sampah dibersihkan – itu pun kini telah merambah di kalangan muda Bali, seperti aksi yang digiatkan Semeton Jegeg Bagus (Sejebag) Badung, baru-baru ini.
Sepuluh pasang Finalis Jegeg Bagus Badung 2019 pun diberi tantangan untuk memburu beberapa lokasi sarat sampah di sekitar mereka.
Menurut I Made Hariyoga, selaku Ketua Panitia Pemilihan Jegeg Bagus Badung 2019, challenge (tantangan) ini diinisiasi oleh Panitia Pelaksana Pemilihan Jegeg Bagus Badung 2019. Hal ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari permasalahan sampah di Bali yang kian darurat. “Karena permasalahan sampah utamanya di Bali sudah pada level darurat. Dampaknya pun tak hanya bagi masyarakat yang tinggal di Bali namun juga bagi wisatawan yang berkunjung ke Bali. Oleh karena itu kami (Semeton Jegeg Bagus Badung) mengadakan challenge ini dengan harapan bisa menjadi tren yang positif yang dapat dengan mudah disebarkan yang berdampak baik bagi lingkungan,” paparnya saat dikonfirmasi NusaBali, Selasa (2/4).
Ada pun peserta dari tantangan ini ialah seluruh Finalis Jegeg Bagus Badung 2019 yang berjumlah 10 pasang terdiri dari 10 putra dan 10 putri. Mereka pun dibagi menjadi 5 kelompok untuk menyasar beberapa wilayah di sekitar Kabupaten Badung yang sering dipenuhi sampah. Dari hasil penelusuran kelima kelompok, maka terpilihlah beberapa lokasi seperti, Pantai Kuta, Pasar Umum Beringkit, Pantai Kedonganan, Pantai Batu Belig, dan Pantai Muaya, untuk melaksanakan tantangan Trash Challenge ini.
Sebagai salah satu program selama pra-karantina sekaligus menyiapkan penghargaan untuk kategori Jegeg Bagus Lingkungan, para finalis per kelompok melakukan tantangan tersebut di waktu yang berbeda pada minggu terakhir di bulan Maret, dan panitia telah mengumpulkan seluruh hasil tantangan tersebut pada (30/3). Kendati baru pertama kali dilakukan, nyatanya banyak dukungan dari masyarakat yang diperoleh finalis selama melakukan tantangan tersebut. Salah satunya, seorang aktivis lingkungan berkewarganegaraan Malaysia sempat mengabadikan momen Trash Challenge dari salah satu kelompok dan mengunggahnya di kanal media sosial miliknya.
Oleh Sejebag Badung, tantangan ini pun dijadikan batu pijakan untuk semakin peduli terhadap kebersihan lingkungan. Melalui kegiatan ini, Sejebag Badung yang diwakili I Made Hariyoga pun berharap agar masyarakat dapat sadar akan hal-hal kecil yang berdampak besar pada lingkungan. Sejebag Badung juga telah berencana untuk melakukan kegiatan serupa dalam bentuk yang lebih bervariasi. “Untuk kedepannya kami berencana untuk melakukan kegiatan sejenis Trash Challenge ini secara berkala, namun dalam bentuk yang berbeda-beda. Seperti, melakukan kegiatan sosialisasi, bekerja sama langsung dengan masyarakat sekitar untuk mengolah sampah, dan lain sebagainya,” tandas Bagus Badung 2017 itu.
Trash Challenge sebenarnya telah muncul sejak 2015 menurut pemberitaan Washington Post. Tantangan itu pertama kali dipopulerkan oleh sebuah perusahaan pencahayaan luar ruangan di Seattle, Washington. Namun, baru-baru ini seorang pemilik akun Facebook bernama Byron Roman, sukses menyapu perhatian khalayak setelah ia berhasil membersihkan sebuah area di tengah hutan yang dipenuhi sampah. Sejak saat itu, seruan tagar Trash Challenge dan Trashtag Challenge mulai viral di seluruh dunia hingga sampai di Indonesia melalui media sosial Instagram, Twitter, dan Facebook. Hingga detik ini, terdapat lebih dari 10 ribu postingan dengan tagar Trashtag Challenge dan 7 ribu lebih postingan dengan tagar Trash Challenge di jejaring Instagram. *cr41
Sepuluh pasang Finalis Jegeg Bagus Badung 2019 pun diberi tantangan untuk memburu beberapa lokasi sarat sampah di sekitar mereka.
Menurut I Made Hariyoga, selaku Ketua Panitia Pemilihan Jegeg Bagus Badung 2019, challenge (tantangan) ini diinisiasi oleh Panitia Pelaksana Pemilihan Jegeg Bagus Badung 2019. Hal ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari permasalahan sampah di Bali yang kian darurat. “Karena permasalahan sampah utamanya di Bali sudah pada level darurat. Dampaknya pun tak hanya bagi masyarakat yang tinggal di Bali namun juga bagi wisatawan yang berkunjung ke Bali. Oleh karena itu kami (Semeton Jegeg Bagus Badung) mengadakan challenge ini dengan harapan bisa menjadi tren yang positif yang dapat dengan mudah disebarkan yang berdampak baik bagi lingkungan,” paparnya saat dikonfirmasi NusaBali, Selasa (2/4).
Ada pun peserta dari tantangan ini ialah seluruh Finalis Jegeg Bagus Badung 2019 yang berjumlah 10 pasang terdiri dari 10 putra dan 10 putri. Mereka pun dibagi menjadi 5 kelompok untuk menyasar beberapa wilayah di sekitar Kabupaten Badung yang sering dipenuhi sampah. Dari hasil penelusuran kelima kelompok, maka terpilihlah beberapa lokasi seperti, Pantai Kuta, Pasar Umum Beringkit, Pantai Kedonganan, Pantai Batu Belig, dan Pantai Muaya, untuk melaksanakan tantangan Trash Challenge ini.
Sebagai salah satu program selama pra-karantina sekaligus menyiapkan penghargaan untuk kategori Jegeg Bagus Lingkungan, para finalis per kelompok melakukan tantangan tersebut di waktu yang berbeda pada minggu terakhir di bulan Maret, dan panitia telah mengumpulkan seluruh hasil tantangan tersebut pada (30/3). Kendati baru pertama kali dilakukan, nyatanya banyak dukungan dari masyarakat yang diperoleh finalis selama melakukan tantangan tersebut. Salah satunya, seorang aktivis lingkungan berkewarganegaraan Malaysia sempat mengabadikan momen Trash Challenge dari salah satu kelompok dan mengunggahnya di kanal media sosial miliknya.
Oleh Sejebag Badung, tantangan ini pun dijadikan batu pijakan untuk semakin peduli terhadap kebersihan lingkungan. Melalui kegiatan ini, Sejebag Badung yang diwakili I Made Hariyoga pun berharap agar masyarakat dapat sadar akan hal-hal kecil yang berdampak besar pada lingkungan. Sejebag Badung juga telah berencana untuk melakukan kegiatan serupa dalam bentuk yang lebih bervariasi. “Untuk kedepannya kami berencana untuk melakukan kegiatan sejenis Trash Challenge ini secara berkala, namun dalam bentuk yang berbeda-beda. Seperti, melakukan kegiatan sosialisasi, bekerja sama langsung dengan masyarakat sekitar untuk mengolah sampah, dan lain sebagainya,” tandas Bagus Badung 2017 itu.
Trash Challenge sebenarnya telah muncul sejak 2015 menurut pemberitaan Washington Post. Tantangan itu pertama kali dipopulerkan oleh sebuah perusahaan pencahayaan luar ruangan di Seattle, Washington. Namun, baru-baru ini seorang pemilik akun Facebook bernama Byron Roman, sukses menyapu perhatian khalayak setelah ia berhasil membersihkan sebuah area di tengah hutan yang dipenuhi sampah. Sejak saat itu, seruan tagar Trash Challenge dan Trashtag Challenge mulai viral di seluruh dunia hingga sampai di Indonesia melalui media sosial Instagram, Twitter, dan Facebook. Hingga detik ini, terdapat lebih dari 10 ribu postingan dengan tagar Trashtag Challenge dan 7 ribu lebih postingan dengan tagar Trash Challenge di jejaring Instagram. *cr41
Komentar