Berebut Kursi Rektor Universitas Dwijendra
Gede Sedana vs Tri Adi Putra Tarung Head to Head
DENPASAR, NusaBali
Dua akademisi bertarung memperebutkan jabatan Rektor Universitas Dwijendra 2019-2023, yang kini lowong pasca ditinggalkan Dr Putu Dyatmikawati SH MHum yang telah habis masa jabatan per 28 Februari 2019 lalu. Dua kandidat yang bertarung head to head, Rabu (10/4) ini, adalah Dr Ir Gede Sedana MSc MMA (Dekan Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra) dan Dr Ir I Gusti Ngurah Tri Adiputra MT (dosen Fakultas Teknik Universitas Dwijendra).
Sehari sebelum pemilihan Rektor Universitas Dwijendra, lebih dulu digelar debat terbuka sekaligus pemaparan visi misi dan program kedua kandidat, Selasa (9/4) petang. Ini untuk kali pertama dalam sejarah pemilihan Rektor Universitas Dwijendra diawali dengan debat terbuka. Proses pemilihan rektor sendiri diawali dengan rapat senat, 27 Maret 2019 lalu. Dari rapat senat tersebut, dibuat tata tertib untuk pencalonan dan pemilihan. Panitia yang telah terbentuk, langsung membuat sosialisasi setelah Tatib dibentuk.
“Kami bersurat ke masing-masing fakultas dan grup-grup media yang ada di Undwi (Universitas Dwijendra). Kami juga pasang banner untuk memberikan pemahaman. Selain untuk edukasi, ini juga untuk memberikan kesempatan semua pihak ikut mendaftarkan diri sesuai aturan yang telah ditentukan,” ungkap Ketua Panitia Pemilihan Rektor Undwi, Putu Ronny Angga Mahendra, kepada NusaBali, Selasa kemarin.
Sistemnya tarung bebas, masing-masing fakultas tidak harus mengirimkan kandidat calon. Mereka yang merasa telah memenuhi kualifikasi, bisa mendaftar. Ada pun prasyarat yang ditetapkan, antara lain, sudah bergelar Doktor (S3), jabatan fungsional minimal Lektor IIId, pernah menduduki jabatan struktural di Undwi, serta beberapa persyaratan administratif berupa surat pernyataan dan surat keterangan sehat.
Dari pendaftaran yang dibula 2-8 April 2019, ternyata hanya dua kandidat yang mencalonkan diri, Dr Ir Gede Sedana MSC MMA dan Dr Ir I Gusti Ngurah Tri Adiputra MT. “Sampai batas penutupan pendaftaran, kami menerima dua bakal calon yang mendaftarkan diri. Kemarin kami panitia juga langsung rapat memverifikasi persyaratan-persyaratan yang diajukan,” papar Putu Ronny.
Putu Ronny menambahkan, setelah melewati proses verifikasi, kedua calon dianggap memenuhi persyaratan. Dr Ir Gede Sedana merupakan Dekan Fakultas Pertanian Undwi, sementara Dr Ir I Gusti Ngurah Tri Adiputra merupakan dosen Fakultas Teknik yang pernah menjabat Kepala Pusat Penelitian (Kapuslit) Undwi. Keduanya merupakan kandidat new comer, yang tidak pernah ikut dalam pemilihan rektor sebelum-sebelumnya.
Kedua kandidat ini kemudian menjalani debat terbuka disertai pemaparan visi misi dan program kerja di hadapan stakeholder, para dosen, mahasiswa, organisasi kemahasiswaan, serta alumni Undwi, kemarin petang. Dr Ir I Gusti Ngurah Tri Adiputra membawa visi ‘Universitas Dwijendra yang baru menjadi lebih solid dan maju bersama’. Sedangkan Dr Ir Gede Sedana membawa visi ‘Menciptakan Universitas Dwijendra yang bersaing dan berbudaya’.
Dalam mewujudkan Universitas Dwijendra yang baru menjadi lebih solid dan maju bersama, Tri Adiputra berpandangan perlu reducing of bad brand image untuk mengurangi citra negatif Undwi yang menyeruak. Misalnya, biaya kuliah yang mahal dan pungutan yang tidak relevan. Kedua, perlu service increasing for the stundets untuk membantu kelancaran proses belajar mengajar sekaligus promosi mahasiswa baru. Termasuk juga employees revitalization dengan meningkatkan hubungan baik dan setara antara atasan dengan pegawai. Uji kompetensi bagi para pegawai juga sangat diperlukan.
Sementara, dalam mewujudkan Universitas Dwijendra yang bersaing dan berbudaya, Gede Sedana menjabarkan misinya, antara lain, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu dan berlandaskan etika akademik. Di sisi lain, perlu juga mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui penelitian untuk membentuk sarjana yang mandiri, kritis, dan analitis.
“Dari segi pengabdian masyarakat, Universitas Dwijendra perlu menerapkan dan menyebarluaskan pemahamam tentang ilmu pengetahuan, teknologi, budaya dan kesusastraan, serta memberdayakan masyarakat,” ujar alumnus Fakultas Pertanian Unud angkatan 1982 asal Singaraja, Buleleng ini.
Sementara itu, pemarapan visi misi dan program kerja ini nantinya akan menjadi bahan masukan untuk para senat dalam menentukan siapa yang pantas menduduki kursi Rektor Universitas Dwijendra. Jumlah suara senat Undwi yang diperebutkan sebanyak 13 suara.
Terkait arah dukungan kandidat, Putu Ronny enggan berkomentar, karena keputusan ada di senat. “Suara dari senat saja. Besok (hari ini, Red) akan dipilih dan ditetapkan oleh senat, kemudian diserahkan ke yayasan. Terkait potensi suara, itu sepenuhnya hak senat. Kami tidak berhak soal itu,” tandas Putu Ronny. *ind
Sehari sebelum pemilihan Rektor Universitas Dwijendra, lebih dulu digelar debat terbuka sekaligus pemaparan visi misi dan program kedua kandidat, Selasa (9/4) petang. Ini untuk kali pertama dalam sejarah pemilihan Rektor Universitas Dwijendra diawali dengan debat terbuka. Proses pemilihan rektor sendiri diawali dengan rapat senat, 27 Maret 2019 lalu. Dari rapat senat tersebut, dibuat tata tertib untuk pencalonan dan pemilihan. Panitia yang telah terbentuk, langsung membuat sosialisasi setelah Tatib dibentuk.
“Kami bersurat ke masing-masing fakultas dan grup-grup media yang ada di Undwi (Universitas Dwijendra). Kami juga pasang banner untuk memberikan pemahaman. Selain untuk edukasi, ini juga untuk memberikan kesempatan semua pihak ikut mendaftarkan diri sesuai aturan yang telah ditentukan,” ungkap Ketua Panitia Pemilihan Rektor Undwi, Putu Ronny Angga Mahendra, kepada NusaBali, Selasa kemarin.
Sistemnya tarung bebas, masing-masing fakultas tidak harus mengirimkan kandidat calon. Mereka yang merasa telah memenuhi kualifikasi, bisa mendaftar. Ada pun prasyarat yang ditetapkan, antara lain, sudah bergelar Doktor (S3), jabatan fungsional minimal Lektor IIId, pernah menduduki jabatan struktural di Undwi, serta beberapa persyaratan administratif berupa surat pernyataan dan surat keterangan sehat.
Dari pendaftaran yang dibula 2-8 April 2019, ternyata hanya dua kandidat yang mencalonkan diri, Dr Ir Gede Sedana MSC MMA dan Dr Ir I Gusti Ngurah Tri Adiputra MT. “Sampai batas penutupan pendaftaran, kami menerima dua bakal calon yang mendaftarkan diri. Kemarin kami panitia juga langsung rapat memverifikasi persyaratan-persyaratan yang diajukan,” papar Putu Ronny.
Putu Ronny menambahkan, setelah melewati proses verifikasi, kedua calon dianggap memenuhi persyaratan. Dr Ir Gede Sedana merupakan Dekan Fakultas Pertanian Undwi, sementara Dr Ir I Gusti Ngurah Tri Adiputra merupakan dosen Fakultas Teknik yang pernah menjabat Kepala Pusat Penelitian (Kapuslit) Undwi. Keduanya merupakan kandidat new comer, yang tidak pernah ikut dalam pemilihan rektor sebelum-sebelumnya.
Kedua kandidat ini kemudian menjalani debat terbuka disertai pemaparan visi misi dan program kerja di hadapan stakeholder, para dosen, mahasiswa, organisasi kemahasiswaan, serta alumni Undwi, kemarin petang. Dr Ir I Gusti Ngurah Tri Adiputra membawa visi ‘Universitas Dwijendra yang baru menjadi lebih solid dan maju bersama’. Sedangkan Dr Ir Gede Sedana membawa visi ‘Menciptakan Universitas Dwijendra yang bersaing dan berbudaya’.
Dalam mewujudkan Universitas Dwijendra yang baru menjadi lebih solid dan maju bersama, Tri Adiputra berpandangan perlu reducing of bad brand image untuk mengurangi citra negatif Undwi yang menyeruak. Misalnya, biaya kuliah yang mahal dan pungutan yang tidak relevan. Kedua, perlu service increasing for the stundets untuk membantu kelancaran proses belajar mengajar sekaligus promosi mahasiswa baru. Termasuk juga employees revitalization dengan meningkatkan hubungan baik dan setara antara atasan dengan pegawai. Uji kompetensi bagi para pegawai juga sangat diperlukan.
Sementara, dalam mewujudkan Universitas Dwijendra yang bersaing dan berbudaya, Gede Sedana menjabarkan misinya, antara lain, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu dan berlandaskan etika akademik. Di sisi lain, perlu juga mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui penelitian untuk membentuk sarjana yang mandiri, kritis, dan analitis.
“Dari segi pengabdian masyarakat, Universitas Dwijendra perlu menerapkan dan menyebarluaskan pemahamam tentang ilmu pengetahuan, teknologi, budaya dan kesusastraan, serta memberdayakan masyarakat,” ujar alumnus Fakultas Pertanian Unud angkatan 1982 asal Singaraja, Buleleng ini.
Sementara itu, pemarapan visi misi dan program kerja ini nantinya akan menjadi bahan masukan untuk para senat dalam menentukan siapa yang pantas menduduki kursi Rektor Universitas Dwijendra. Jumlah suara senat Undwi yang diperebutkan sebanyak 13 suara.
Terkait arah dukungan kandidat, Putu Ronny enggan berkomentar, karena keputusan ada di senat. “Suara dari senat saja. Besok (hari ini, Red) akan dipilih dan ditetapkan oleh senat, kemudian diserahkan ke yayasan. Terkait potensi suara, itu sepenuhnya hak senat. Kami tidak berhak soal itu,” tandas Putu Ronny. *ind
Komentar