Triwulan I 2019, Kasus Kebakaran di Badung Tercatat 48 Kali
Peristiwa kebakaran di Kabupaten Badung pada triwulan pertama 2019 ini tercatat 48 kasus.
MANGUPURA, NusaBali
umlah ini naik 14 kali kejadian dibanding dengan triwulan yang sama pada 2018 yang sebanyak 34 kejadian. Pemicu kebakaran di urutan pertama adalah hubungan pendek arus listrik (korsleting), dan di urutan kedua tabung gas elpiji meledak.
Berdasarkan data dari Dinas Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Badung, untuk triwulan I atau Januari, Februari, dan Maret 2019, kasus kebakaran paling banyak terjadi di wilayah Kecamatan Kuta Selatan sebanyak 15 kasus, Kecamatan Kuta 14 kasus, di Kuta Utara 9 kasus, di Mengwi 4 kasus, di Abiansemal 5 kasus, dan di Petang 1 kasus.
Kepala Dinas Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Badung I Wayan Wirya, mengatakan kasus kebakaran yang terjadi dominan disebabkan hubungan pendek arus listrik atau korsleting listrik. Berdasar rekap data, kasus terbanyak terjadi di Kecamatan Kuta Selatan. “Di Kecamatan Kuta Selatan kasus kebakaran pada Januari ada 7 kasus, Februari ada 1 kasus, dan Maret 7 kasus,” ungkapnya.
“Kemudian di Kuta ada 15 kasus, perinciannya 5 kasus pada Januari, 4 kasus di Februari, dan 5 kasus di bulan Maret. Berikutnya 9 kasus di Kuta Utara, dengan perincian 3 kasus pada Januari, 4 kasus di bulan Februari, dan 2 kasus di bulan Maret. Di Mengwi tercatat hanya lima kasus, dengan perincian Februari 2 kasus, Maret juga dua kasus. Kecamatan Abiansemal terjadi lima kasus, dengan perincian pada Januari 2 kasus, dan Februari 3 kasus. Sedangkan di Kecamatan Petang 1 kasus kebakaran terjadi pada Januari,” imbuh Wirya yang sekaligus Plt Kepala BPBD Badung.
Wirya juga menyebut penyebab lain selain korsleting listrik, tabung gas meledak berada pada urutan kedua pemicu kebakaran.
Terkait melonjaknya kasus kebakaran, mantan Camat Kuta Selatan ini mengaku sudah intens melakukan sosialisasi dan penyuluhan tentang penanggulangan bahaya kebakaran. Sosialisasi tidak hanya menyasar masyarakat tapi juga menyasar ke sekolah-sekolah.
Bahkan, lanjut Wirya, pihaknya juga turun ke dunia usaha terutama hotel dan restoran. “Kami rutin turun termasuk ke hotel-hotel untuk melakukan pemeriksaan alat pemadam sekaligus sosialisasi,” tuturnya.
“Semoga ke depan dengan apa yang sudah kita lakukan, dapat menekan kasus kebakaran di Kabupaten Badung,” harapnya.
Disinggung bagaimana dengan kasus kebakaran yang terjadi pada April 2019, Wirya mengungkapkan belum dilakukan perekapan. “Tapi laporan dari staf, sampai Selasa ini (kemarin) tercatat ada 9 kasus,” tutur Wirya. *asa
Berdasarkan data dari Dinas Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Badung, untuk triwulan I atau Januari, Februari, dan Maret 2019, kasus kebakaran paling banyak terjadi di wilayah Kecamatan Kuta Selatan sebanyak 15 kasus, Kecamatan Kuta 14 kasus, di Kuta Utara 9 kasus, di Mengwi 4 kasus, di Abiansemal 5 kasus, dan di Petang 1 kasus.
Kepala Dinas Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Badung I Wayan Wirya, mengatakan kasus kebakaran yang terjadi dominan disebabkan hubungan pendek arus listrik atau korsleting listrik. Berdasar rekap data, kasus terbanyak terjadi di Kecamatan Kuta Selatan. “Di Kecamatan Kuta Selatan kasus kebakaran pada Januari ada 7 kasus, Februari ada 1 kasus, dan Maret 7 kasus,” ungkapnya.
“Kemudian di Kuta ada 15 kasus, perinciannya 5 kasus pada Januari, 4 kasus di Februari, dan 5 kasus di bulan Maret. Berikutnya 9 kasus di Kuta Utara, dengan perincian 3 kasus pada Januari, 4 kasus di bulan Februari, dan 2 kasus di bulan Maret. Di Mengwi tercatat hanya lima kasus, dengan perincian Februari 2 kasus, Maret juga dua kasus. Kecamatan Abiansemal terjadi lima kasus, dengan perincian pada Januari 2 kasus, dan Februari 3 kasus. Sedangkan di Kecamatan Petang 1 kasus kebakaran terjadi pada Januari,” imbuh Wirya yang sekaligus Plt Kepala BPBD Badung.
Wirya juga menyebut penyebab lain selain korsleting listrik, tabung gas meledak berada pada urutan kedua pemicu kebakaran.
Terkait melonjaknya kasus kebakaran, mantan Camat Kuta Selatan ini mengaku sudah intens melakukan sosialisasi dan penyuluhan tentang penanggulangan bahaya kebakaran. Sosialisasi tidak hanya menyasar masyarakat tapi juga menyasar ke sekolah-sekolah.
Bahkan, lanjut Wirya, pihaknya juga turun ke dunia usaha terutama hotel dan restoran. “Kami rutin turun termasuk ke hotel-hotel untuk melakukan pemeriksaan alat pemadam sekaligus sosialisasi,” tuturnya.
“Semoga ke depan dengan apa yang sudah kita lakukan, dapat menekan kasus kebakaran di Kabupaten Badung,” harapnya.
Disinggung bagaimana dengan kasus kebakaran yang terjadi pada April 2019, Wirya mengungkapkan belum dilakukan perekapan. “Tapi laporan dari staf, sampai Selasa ini (kemarin) tercatat ada 9 kasus,” tutur Wirya. *asa
1
Komentar