RSUP Sanglah Sterilisasi 700-1.200 Alat Medis Per Hari
Dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada masyarakat, rumah sakit harus menjamin kesterilan alat-alat medis.
DENPASAR, NusaBali
Seringkali alat-alat medis tersebut digunakan berkali-kali. Jika tidak steril, maka akan berpeluang menjadi sumber infeksi yang membahayakan pasien. RSUP Sanglah sebagai rumah sakit terbesar di Bali sangat memperhatikan hal tersebut. Bahkan, dalam sehari bisa mensterilisasi antara 700-1.200 alat medis.
Kegiatan sterilisasi alat-alat medis ini menjadi tanggung jawab Instalasi Sterilisasi Sentral (ISS) RSUP Sanglah Denpasar. Kepala ISS RSUP Sanglah Denpasar, Ners I Gede Made Arnata Skep MARS, menjelaskan, secara umum ada dua jenis alat-alat medis yang digunakan untuk menangani pasien, yakni alat sekali pakai dan alat-alat yang dipakai secara berulang kali. Nah, alat-alat yang dipakai berulang kali inilah yang akan disterilisasi, sebab pemakaiannya berlanjut.
“Dari awal, setelah menerima alat-alat medis di kamar operasi atau di luar kamar operasi, langkah selanjutnya adalah direndam dulu dalam larutan enzimatik selama 1-15 menit. Larutan ini untuk mempermudah pengangkatan kotoran, yang umumnya dibangun protein, misalnya darah, muntahan, feses, maupun urine. Setelah itu baru dilakukan pencucian dengan air mengalir yang telah berstandar,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (8/4).
Proses selanjutnya adalah proses desenfeksi, yakni merendam alat di dalam cairan desenfektan selama sekitar 15 menit. Dari alat yang dipakai berulang kali tersebut, ternyata dibagi lagi menjadi tiga jenis, yakni alat yang termasuk nonkritikal (digunakan di permukaan tubuh), semikritikal (dalam penggunaannya menyentuh membran, seperti mulut dan hidung), dan kritikal (masuk ke pembuluh darah atau jaringan tubuh lain).
Di sisi lain, petugas sterilisasi juga memiliki resiko yang tinggi terhadap penularan penyakit. Maka dari itu, untuk melakoni sterilisasi, para petugas diwajibkan memakai pelindung tubuh berstandar. “Mereka (petugas sterilisasi alat medis, red) rentan terkena penyakit yang tertinggal di alat-alat. Sehingga setiap tahun sekali diberikan general check up dan setiap lima tahun sekali diberikan imunisasi Hepatitis B untuk melindungi mereka,” katanya.
Saat ini, ISS RSUP Sanglah Denpasar didukung oleh 29 orang petugas dengan kualifikasi pendidikan kebanyakan SMA. “Meski demikian, mereka banyak diberikan pelatihan sterilisasi agar bisa professional dalam melakukan tugasnya,” imbuhnya. *ind
Kegiatan sterilisasi alat-alat medis ini menjadi tanggung jawab Instalasi Sterilisasi Sentral (ISS) RSUP Sanglah Denpasar. Kepala ISS RSUP Sanglah Denpasar, Ners I Gede Made Arnata Skep MARS, menjelaskan, secara umum ada dua jenis alat-alat medis yang digunakan untuk menangani pasien, yakni alat sekali pakai dan alat-alat yang dipakai secara berulang kali. Nah, alat-alat yang dipakai berulang kali inilah yang akan disterilisasi, sebab pemakaiannya berlanjut.
“Dari awal, setelah menerima alat-alat medis di kamar operasi atau di luar kamar operasi, langkah selanjutnya adalah direndam dulu dalam larutan enzimatik selama 1-15 menit. Larutan ini untuk mempermudah pengangkatan kotoran, yang umumnya dibangun protein, misalnya darah, muntahan, feses, maupun urine. Setelah itu baru dilakukan pencucian dengan air mengalir yang telah berstandar,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (8/4).
Proses selanjutnya adalah proses desenfeksi, yakni merendam alat di dalam cairan desenfektan selama sekitar 15 menit. Dari alat yang dipakai berulang kali tersebut, ternyata dibagi lagi menjadi tiga jenis, yakni alat yang termasuk nonkritikal (digunakan di permukaan tubuh), semikritikal (dalam penggunaannya menyentuh membran, seperti mulut dan hidung), dan kritikal (masuk ke pembuluh darah atau jaringan tubuh lain).
Di sisi lain, petugas sterilisasi juga memiliki resiko yang tinggi terhadap penularan penyakit. Maka dari itu, untuk melakoni sterilisasi, para petugas diwajibkan memakai pelindung tubuh berstandar. “Mereka (petugas sterilisasi alat medis, red) rentan terkena penyakit yang tertinggal di alat-alat. Sehingga setiap tahun sekali diberikan general check up dan setiap lima tahun sekali diberikan imunisasi Hepatitis B untuk melindungi mereka,” katanya.
Saat ini, ISS RSUP Sanglah Denpasar didukung oleh 29 orang petugas dengan kualifikasi pendidikan kebanyakan SMA. “Meski demikian, mereka banyak diberikan pelatihan sterilisasi agar bisa professional dalam melakukan tugasnya,” imbuhnya. *ind
Komentar