Wantilan Desa Diproyeksi Jadi Balinese Culture Meeting Point
Target Pasang 4.147 Akses Wifi Gratis Se-Bali
NEGARA, NusaBali
Program Wifi gratis di seluruh Bali menuju ‘Bali Smart Island’ dilaunching secara resmi Gubernur Wayan Koster di Wantilan Pura Puseh Desa Adat Dauh Waru, Kecamatan Jembrana, Rabu (10/4) sore. Ditargetkan tahun 2020 mendatang sudah terpasang 4.157 akses poin Wifi gratis se-Bali. Gubernur Koster ingin wantilan desa adat nantinya menjadi 'Balinese Culture Meeting Point'.
Acara launching program Wifi gratis se-Bali di Wantilan Pura Puseh Desa Adat Dauh Waru, Rabu sore pukul 15.00 Wita, dihadiri ribuan peserta yang terdiri dari kalangan bendesa adat, para perbekel, tokoh masyarakat, dan perwakilan pemuda. Peluncuran program Wifi gratis ditandai penekanan sirine yang dilakukan Gubernur Koster bersama Bupati Jembrana I Putu Artha, Wabup Jembrana I Made Kembang Hartawan, Ketua DPRD Jembrana I Ketut Sugiasa, dan unsur Forkopimda Jembrana.
Gubernur Koster menyatakan, penyediaan Wifi gratis diberikan kepada seluruh desa adat di Bali. Melalui layanan internet gratis yang dipasang di masing-masing wantilan desa adat ini, pihaknya mengharapkan peningkatan kualitas SDM. Selain itu, wantilan desa adat nantinya bisa mnenjadi 'Balinese Culture Meeting Point' . Artinya, wantilan desa adat dimanfaatkan menjadi berbagai pusat kegiatan, baik pengembangan kebudayaan, kehidupan sosial, maupun ekonomi.
“Di Bali ada 1.493 desa adat, semuanya akan dapat layanan internet gratis. Selain itu, sekolah, Puskesmas, dan destinasi wisata juga semua dapat akses internet lebih mudah untuk keperluan banyak hal yang bermanfaat,” tandas Koster seraya mengaku sudah menyiapkan SOP menyangkut layanan Wifi gratis ini, agar tidak disalahgunakan untuk mencari hal-hal yang bersifat negatif.
Menurut Koster, penyediaan Wifi gratis menuju ‘Bali Smart Island’ ini juga dijalankan untuk integritas kesatuan wilayah. Melalui layanan internet gratis di desa adat ini, juga bisa menjadi akses untuk memperluas pemasaran produk-produk lokal di masing-masing desa. Selain itu, juga memperkuat kepariwisataan, budaya, kesehatan, dan pengetahuan sesuai dengan potensi lokal dan wawasan global yang dimiliki.
Launching layanan internet gratis ini, kata Koster, sekaligus momentum memulai kreativitas dan inovasi dalam dinamika perubahan yang begitu cepat, tanpa melupakan akar budaya Bali sebagai spirit dalam mewujudkan Krama Bali Sejahtera. “Bali Smart Island ini kami harapkan dimanfaatkan seluruh komponen masyarakat untuk memperoleh informasi yang positif dan berguna sebagai referensi pengetahuan dalam memperkuat karakter budaya Bali secara umum,” papar Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.
Sementara, Kadis Kominfo dan Statistik Provinsi Bali, Nyoman Sujaya, dalam sambutannya mengatakan penyediaan layanan internet gratis ini sudah dimulai sejak November 2018. Dari target 180 akses poin layanan internet gratis tahun 2018, sudah terealisasi 311 akses poin. Sedangkan di tahun 2019, ditargetkan pemasangan 1.825 akses poin Wifi gratis, dengan lokasi penempatan di wantilan desa adat sebanyak 1.371 akses poin, Puskesmas (107 akses poin), objek wisata seba (203 akses poin), SMA/SMK/SLB (132 akses poin), dan public area (12 akses poin). Hingga April ini, sudah terpasang 640 akses poin atau 35,07 persen dari total target 1.825 terpasang tahun 2019 . “Diharapkan tahun ini semua direalisasikan sesuai target sasaran,” ujar Sujaya.
Menurut Sujaya, berdasarkan jumlah desa adat, Puskesmas, sekolah dari SD hingga SMA, dan bertambahnya objek wisata potensial se-Bali, sampai tahun 2020 depan ditarget pemasangan Wifi gratis sebanyak 4.157 akses poin. Khusus di Jembrana, pada tahun 2018 sudah mendapat 25 akses poin Wifi gratis, sementara pada 2019 dapat jatah 89 akses poin, dan tahun 2020 mencapai 209 akses poin.
Anggaran pengadaan Wifi gratis ini, kata Sujaya, berasal dari belanja langsung. Rinciannya, pengadaan Wifi gratis tahun 2018 dengan anggaran Rp 165 juta, sementara untuk tahun 2019 dianggarkan Rp 10,18 miliar. “Anggaran ini dapat bertambah sejalan dengan kemampuan penyiapan infrastruktur serat optic ke seluruh pelosok pedesaan di Bali,” katanya.
Sementara itu, Bupati Putu Artha mengaku sangat mengapresiasi berbagai program Gubernur Koster beserta perhatiannya terhadap Jembrana. Termasuk soal program Wifi gratis ini. Menurut Bupati Artha, pihaknya sempat mengusulkan pengadaan 89 akses poin Wifi gratis. Namun, di luar dugaan Gubernur Koster memastikan akan menambahkan lagi 200 akses poin Wifi gratis, sehingga Jembrana total akan diberikan 289 akses poin.
“Tentun program ini sangat bagus. Selain dapat meningkatkan pengetahuan dan mengurangi kesenjangan digital masyarakat, pemerataan infrastruktur telekomunikasi dan internet juga dapat meningkatkan kualitas SDM krama Bali,” tegas politisi PDIP yang sudah dua periode menjabat Bupati Jembrana ini.
Untuk mengoptimalkan pemanfaatan Wifi gratis ini, Bupati Artha mangharapkan peran serta masyarakat dan jajarannya, agar benar-benar menggunakan dan mensosialisasikannya dengan baik, sehingga dapat berdampak positif terhadap pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kapasitas SDM. Masyarakat juga diminta menjaga dengan baik fasilitas yang disediakan. “Mari kita manfaatkan sebaik-baiknya dan ikut menjaga,” ajak Bupati Artha. *ode
Acara launching program Wifi gratis se-Bali di Wantilan Pura Puseh Desa Adat Dauh Waru, Rabu sore pukul 15.00 Wita, dihadiri ribuan peserta yang terdiri dari kalangan bendesa adat, para perbekel, tokoh masyarakat, dan perwakilan pemuda. Peluncuran program Wifi gratis ditandai penekanan sirine yang dilakukan Gubernur Koster bersama Bupati Jembrana I Putu Artha, Wabup Jembrana I Made Kembang Hartawan, Ketua DPRD Jembrana I Ketut Sugiasa, dan unsur Forkopimda Jembrana.
Gubernur Koster menyatakan, penyediaan Wifi gratis diberikan kepada seluruh desa adat di Bali. Melalui layanan internet gratis yang dipasang di masing-masing wantilan desa adat ini, pihaknya mengharapkan peningkatan kualitas SDM. Selain itu, wantilan desa adat nantinya bisa mnenjadi 'Balinese Culture Meeting Point' . Artinya, wantilan desa adat dimanfaatkan menjadi berbagai pusat kegiatan, baik pengembangan kebudayaan, kehidupan sosial, maupun ekonomi.
“Di Bali ada 1.493 desa adat, semuanya akan dapat layanan internet gratis. Selain itu, sekolah, Puskesmas, dan destinasi wisata juga semua dapat akses internet lebih mudah untuk keperluan banyak hal yang bermanfaat,” tandas Koster seraya mengaku sudah menyiapkan SOP menyangkut layanan Wifi gratis ini, agar tidak disalahgunakan untuk mencari hal-hal yang bersifat negatif.
Menurut Koster, penyediaan Wifi gratis menuju ‘Bali Smart Island’ ini juga dijalankan untuk integritas kesatuan wilayah. Melalui layanan internet gratis di desa adat ini, juga bisa menjadi akses untuk memperluas pemasaran produk-produk lokal di masing-masing desa. Selain itu, juga memperkuat kepariwisataan, budaya, kesehatan, dan pengetahuan sesuai dengan potensi lokal dan wawasan global yang dimiliki.
Launching layanan internet gratis ini, kata Koster, sekaligus momentum memulai kreativitas dan inovasi dalam dinamika perubahan yang begitu cepat, tanpa melupakan akar budaya Bali sebagai spirit dalam mewujudkan Krama Bali Sejahtera. “Bali Smart Island ini kami harapkan dimanfaatkan seluruh komponen masyarakat untuk memperoleh informasi yang positif dan berguna sebagai referensi pengetahuan dalam memperkuat karakter budaya Bali secara umum,” papar Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.
Sementara, Kadis Kominfo dan Statistik Provinsi Bali, Nyoman Sujaya, dalam sambutannya mengatakan penyediaan layanan internet gratis ini sudah dimulai sejak November 2018. Dari target 180 akses poin layanan internet gratis tahun 2018, sudah terealisasi 311 akses poin. Sedangkan di tahun 2019, ditargetkan pemasangan 1.825 akses poin Wifi gratis, dengan lokasi penempatan di wantilan desa adat sebanyak 1.371 akses poin, Puskesmas (107 akses poin), objek wisata seba (203 akses poin), SMA/SMK/SLB (132 akses poin), dan public area (12 akses poin). Hingga April ini, sudah terpasang 640 akses poin atau 35,07 persen dari total target 1.825 terpasang tahun 2019 . “Diharapkan tahun ini semua direalisasikan sesuai target sasaran,” ujar Sujaya.
Menurut Sujaya, berdasarkan jumlah desa adat, Puskesmas, sekolah dari SD hingga SMA, dan bertambahnya objek wisata potensial se-Bali, sampai tahun 2020 depan ditarget pemasangan Wifi gratis sebanyak 4.157 akses poin. Khusus di Jembrana, pada tahun 2018 sudah mendapat 25 akses poin Wifi gratis, sementara pada 2019 dapat jatah 89 akses poin, dan tahun 2020 mencapai 209 akses poin.
Anggaran pengadaan Wifi gratis ini, kata Sujaya, berasal dari belanja langsung. Rinciannya, pengadaan Wifi gratis tahun 2018 dengan anggaran Rp 165 juta, sementara untuk tahun 2019 dianggarkan Rp 10,18 miliar. “Anggaran ini dapat bertambah sejalan dengan kemampuan penyiapan infrastruktur serat optic ke seluruh pelosok pedesaan di Bali,” katanya.
Sementara itu, Bupati Putu Artha mengaku sangat mengapresiasi berbagai program Gubernur Koster beserta perhatiannya terhadap Jembrana. Termasuk soal program Wifi gratis ini. Menurut Bupati Artha, pihaknya sempat mengusulkan pengadaan 89 akses poin Wifi gratis. Namun, di luar dugaan Gubernur Koster memastikan akan menambahkan lagi 200 akses poin Wifi gratis, sehingga Jembrana total akan diberikan 289 akses poin.
“Tentun program ini sangat bagus. Selain dapat meningkatkan pengetahuan dan mengurangi kesenjangan digital masyarakat, pemerataan infrastruktur telekomunikasi dan internet juga dapat meningkatkan kualitas SDM krama Bali,” tegas politisi PDIP yang sudah dua periode menjabat Bupati Jembrana ini.
Untuk mengoptimalkan pemanfaatan Wifi gratis ini, Bupati Artha mangharapkan peran serta masyarakat dan jajarannya, agar benar-benar menggunakan dan mensosialisasikannya dengan baik, sehingga dapat berdampak positif terhadap pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kapasitas SDM. Masyarakat juga diminta menjaga dengan baik fasilitas yang disediakan. “Mari kita manfaatkan sebaik-baiknya dan ikut menjaga,” ajak Bupati Artha. *ode
Komentar