Gelombang Pertama UTBK, Peserta Absen Hampir 400 Orang
Pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dalam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) memasuki gelombang pertama, 13-14 April 2019.
DENPASAR, NusaBali
Khusus di Bali dipusatkan di Universitas Udayana (Unud), Politeknik Negeri Bali, dan ISI Denpasar. Dari pelaksanaan sesi 1 dan 2 (13 April) dan sesi 3 dan 4 (14 April), hampir 400 peserta yang tidak hadir.
Informasi dari Wakil Rektor Bidang Akademik Unud, Prof Nyoman Gde Antara MEng, jumlah peserta UTBK Unud hari pertama atau sesi 1 dan 2 adalah sebanyak 2.090 orang. Namun yang hadir 1.913 orang dan tidak hadir sebanyak 177 orang. Sedangkan pada hari kedua atau sesi 3 dan sesi 4, UTBK Unud mestinya diikuti oleh 2.082 peserta. Tetapi yang hadir 1.875 orang, tidak hadir 207 orang. “Dalam pelaksanaan ujian SBMPTN di setiap ruangan memang ada saja yang tidak hadir,” ujar Prof Antara.
Menurutnya, ada beberapa kemungkinan peserta tidak hadir. Pertama, karena setiap peserta memiliki kesempatan dua kali mengikuti tes UTBK. Kalau tidak ikut yang pertama, kemungkinan akan ikut pada kesempatan kedua. “Yang ikut dua kali, nanti dia pasti akan memilih untuk memakai hasil yang tertinggi. Disayangkan memang peserta ini tidak hadir di gelombang pertama. Mestinya ikut saja, nanti kan bisa dipilih mana hasil yang lebih tinggi dan terbaik. Kalau cuma sekali kan nilai itu yang sudah pasti yang digunakan untuk melamar,” jelasnya.
Kedua, bisa jadi karena peserta memilih dua pilihan program studi dalam satu kelompok. Misalnya kelompok Saintek atau Soshum. “Kalau peserta memilih satu prodi di kelompok Saintek dan satu prodi di Soshum, jadi dia harus ikut ujian kelompok Saintek 1 kali, di Soshum 1 kali. Kalau dua pilihan prodinya dalam satu kelompok, peserta mungkin merasa sekali saja ujian. Perkiraan kami demikian,” katanya sembari mengatakan banyaknya peserta yang tidak hadir kemungkinan juga karena telah lolos di lembaga lain.
Sementara pelaksanaan berjalan lancar, namun beberapa hal masih menjadi perhatian para peserta UTBK, diantaranya harus mengecek tempat dimana akan mengikuti ujian. “Banyak yang kebingungan nyari tempat tesnya, karena saat kami imbau H-1 mereka harus lihat langsung dimana lokasi ujiannya. Datang saat hari H, bingung mereka, padahal pukul 07.30 Wita harus sudah masuk ruangan,” katanya.
Selain itu, kehadiran peserta diharapkan tepat waktu. Panitia ujian tidak mentolerir keterlambatan lebih dari 30 menit. “Ada juga yang kami tolak karena terlambat lebih dari 30 menit. Dengan alasan apapun, terlambat lebih dari 30 menit tidak diperkenankan masuk ruangan,” tandasnya. Ia juga mengungkapkan, peserta diharapkan menjaga kesehatan dan makan terlebih dahulu, karena satu sesi ujian memakan waktu selama hampir 4 jam. *ind
Khusus di Bali dipusatkan di Universitas Udayana (Unud), Politeknik Negeri Bali, dan ISI Denpasar. Dari pelaksanaan sesi 1 dan 2 (13 April) dan sesi 3 dan 4 (14 April), hampir 400 peserta yang tidak hadir.
Informasi dari Wakil Rektor Bidang Akademik Unud, Prof Nyoman Gde Antara MEng, jumlah peserta UTBK Unud hari pertama atau sesi 1 dan 2 adalah sebanyak 2.090 orang. Namun yang hadir 1.913 orang dan tidak hadir sebanyak 177 orang. Sedangkan pada hari kedua atau sesi 3 dan sesi 4, UTBK Unud mestinya diikuti oleh 2.082 peserta. Tetapi yang hadir 1.875 orang, tidak hadir 207 orang. “Dalam pelaksanaan ujian SBMPTN di setiap ruangan memang ada saja yang tidak hadir,” ujar Prof Antara.
Menurutnya, ada beberapa kemungkinan peserta tidak hadir. Pertama, karena setiap peserta memiliki kesempatan dua kali mengikuti tes UTBK. Kalau tidak ikut yang pertama, kemungkinan akan ikut pada kesempatan kedua. “Yang ikut dua kali, nanti dia pasti akan memilih untuk memakai hasil yang tertinggi. Disayangkan memang peserta ini tidak hadir di gelombang pertama. Mestinya ikut saja, nanti kan bisa dipilih mana hasil yang lebih tinggi dan terbaik. Kalau cuma sekali kan nilai itu yang sudah pasti yang digunakan untuk melamar,” jelasnya.
Kedua, bisa jadi karena peserta memilih dua pilihan program studi dalam satu kelompok. Misalnya kelompok Saintek atau Soshum. “Kalau peserta memilih satu prodi di kelompok Saintek dan satu prodi di Soshum, jadi dia harus ikut ujian kelompok Saintek 1 kali, di Soshum 1 kali. Kalau dua pilihan prodinya dalam satu kelompok, peserta mungkin merasa sekali saja ujian. Perkiraan kami demikian,” katanya sembari mengatakan banyaknya peserta yang tidak hadir kemungkinan juga karena telah lolos di lembaga lain.
Sementara pelaksanaan berjalan lancar, namun beberapa hal masih menjadi perhatian para peserta UTBK, diantaranya harus mengecek tempat dimana akan mengikuti ujian. “Banyak yang kebingungan nyari tempat tesnya, karena saat kami imbau H-1 mereka harus lihat langsung dimana lokasi ujiannya. Datang saat hari H, bingung mereka, padahal pukul 07.30 Wita harus sudah masuk ruangan,” katanya.
Selain itu, kehadiran peserta diharapkan tepat waktu. Panitia ujian tidak mentolerir keterlambatan lebih dari 30 menit. “Ada juga yang kami tolak karena terlambat lebih dari 30 menit. Dengan alasan apapun, terlambat lebih dari 30 menit tidak diperkenankan masuk ruangan,” tandasnya. Ia juga mengungkapkan, peserta diharapkan menjaga kesehatan dan makan terlebih dahulu, karena satu sesi ujian memakan waktu selama hampir 4 jam. *ind
Komentar