Sekardadi Tunda Renovasi Kantor Desa
Bangunan Kantor Desa Sekardadi, Kecamatan Kintamani, Bangli, tergolong sudah berumur.
BANGLI, NusaBali
Namun pihak desa belum merencanakan renovasi kantor tersebut. Karena pihak desa beranggapan masih banyak program lain yang menjadi skala prioritas.
Disisi lain, sejumlah desa berlomba membangun kantor desa dengan anggaran besar. Perbekel Sekardadi I Wayan Suardana Yasa mengatakan untuk kantor desa ini dibangun tahun 1990. Kemudian karena faktor usia, di beberpa titik atap terjadi kebocoran saat hujan. “Beberapa ruangan memang sempat bocor, tapi kami siasasi dengan perbaikan sedikit-sedikit,” ungkapnya.Minggu (14/4).
Sebutnya, jika melihat usia banguanan hampir 30 tahun memang sudah layak dilakukan peremajaan. Hanya saja untuk sementara ini pihaknya belum mengarah untuk pembangunan kantor baru. “Belum direncanakan membangun kantor baru, kami fokus dulu pada peningkatan fasilitas umum, untuk infrastruktur seperti jalan usaha tani," ujarnya.
Jika dipaksakan dengan anggaran yang ada, jelas dia, bisa saja membanguan kantor yang baru, namun pihaknya tidak ingin kantornya bagus atau megah tapi kondisi layanan untuk warganya belum optimal. "Kami tidak ingin kantor saja yang bagus tapi infrastruktur lain kurang," tandasnya. Disisi lain pihaknya ancang-ancang bisa melakukan renovasi kantor desa pada tahun depan.
Disinggung untuk jumlah KK miskin, Wayan Suardana menyampaikan untuk desa Sekardadi terdiri tiga dusun yakni Dusun Tinge, Pule, dan Sekardadi dengan jumlah penduduk sebanyak 600 KK atau 2000 jiwa. “Untuk jumlah KK miskin masih 31 KK dan kami berkeyakinan jumlahnya akan menurun,” ujarnya.
Wayan Suardana membeberkan untuk tahun 2019 pendapatan desa bersumber dari pendapatan asli desa Rp 2.434.000, Dana Desa Rp 801.000.000, Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Rp 70.405,000. Alokasi Dana Desa Rp 1.362.018.000, Bantuan Keuangan Provinsi Rp 450.000.000 dan bantuan keuangan kabupaten/ kota sebesar Rp 1.327.542.70. *esa
Disisi lain, sejumlah desa berlomba membangun kantor desa dengan anggaran besar. Perbekel Sekardadi I Wayan Suardana Yasa mengatakan untuk kantor desa ini dibangun tahun 1990. Kemudian karena faktor usia, di beberpa titik atap terjadi kebocoran saat hujan. “Beberapa ruangan memang sempat bocor, tapi kami siasasi dengan perbaikan sedikit-sedikit,” ungkapnya.Minggu (14/4).
Sebutnya, jika melihat usia banguanan hampir 30 tahun memang sudah layak dilakukan peremajaan. Hanya saja untuk sementara ini pihaknya belum mengarah untuk pembangunan kantor baru. “Belum direncanakan membangun kantor baru, kami fokus dulu pada peningkatan fasilitas umum, untuk infrastruktur seperti jalan usaha tani," ujarnya.
Jika dipaksakan dengan anggaran yang ada, jelas dia, bisa saja membanguan kantor yang baru, namun pihaknya tidak ingin kantornya bagus atau megah tapi kondisi layanan untuk warganya belum optimal. "Kami tidak ingin kantor saja yang bagus tapi infrastruktur lain kurang," tandasnya. Disisi lain pihaknya ancang-ancang bisa melakukan renovasi kantor desa pada tahun depan.
Disinggung untuk jumlah KK miskin, Wayan Suardana menyampaikan untuk desa Sekardadi terdiri tiga dusun yakni Dusun Tinge, Pule, dan Sekardadi dengan jumlah penduduk sebanyak 600 KK atau 2000 jiwa. “Untuk jumlah KK miskin masih 31 KK dan kami berkeyakinan jumlahnya akan menurun,” ujarnya.
Wayan Suardana membeberkan untuk tahun 2019 pendapatan desa bersumber dari pendapatan asli desa Rp 2.434.000, Dana Desa Rp 801.000.000, Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Rp 70.405,000. Alokasi Dana Desa Rp 1.362.018.000, Bantuan Keuangan Provinsi Rp 450.000.000 dan bantuan keuangan kabupaten/ kota sebesar Rp 1.327.542.70. *esa
1
Komentar