Okupansi Hotel Tak Terdampak Pemilu
Berbeda dengan daerah lain yang sampai memberi diskon harga pada masa Pemilu, tingkat hunian hotel di Bali relatif stabil.
DENPASAR, NusaBali
Tingkat hunian hotel di Bali berkisar antara 55-60 persen, jelang dan saat pelaksanaan Pemilu, Rabu (17/4). Pelaksanaan pemilu, juga dinilai tidak membawa pengaruh, baik turun atau naik tingkat hunian hotel. Kalangan pengelola hotel berharap, pasca Pemilu hunian meningkat. Apalagi ada momen hari Paskah, Jumat (19/4).
Ketua PHRI Denpasar Ida Bagus Gede Sidharta Putra, mengatakan tingkat okupansi di kisaran 55-60 persen tersebut, karena pariwisata masih dalam suasana low season. “Kondisi ini memang rutin setiap tahun,” jelas pemilik Hotel Griya Santrian Sanur dan Puri Santrian. Masing-masing dengan 130 dan 200 kamar.
Berkaitan dengan Pemilu, diakui Gus Aji Sidharta, sapaan Ida Bagus Gede Sidharta Putra, ada satu dua tamu hotel yang menanyakan. Tentu saja dijelaskan segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pesta demokrasi. “Kami sampaikan semua itu kami jaga, sehingga berlangsung dengan kondusif,” ungkapnya.
Karena wisatawan atau tamu butuh jaminan rasa aman dan nyaman, sebagai salah satu syarat industri pariwisata. Dikatakan rata-rata wisatawan paham dengan penjelasan tersebut. “Karena itu kami harap kunjungan meningkat pasca Pemilu,” lanjutnya. Apalagi sudah ada yang order booking.
Kepala Bali Hotel Assosiation (BHA) Bali I Made Darmika Putra atau Ricky Putra, menyatakan hal senada. Dikatakan tingkat hunian hotel relatif stabil, dalam suasana pemilu. Malah, Ricky Putra meyakini akan ada peningkatan mengarah pada kisaran 60-70 persen. “Terutama dari wisatawan domestik,” tambah Ricky Putra. Peningkatan itu, bertalian dengan libur Paskah, Jumat (19/4). “Mereka kan nanti mengajak serta keluarga mereka ke Bali,” ujar Ricky Putra.
Terpisah Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali menyatakan kunjungan wisatawan diperkirakan meningkat pada Mei, sebelum akhirnya turun lagi pada Juni. “ Ritmenya memang demikian,” ujar Humas HPI Bali I Nyoman Suarma. Karena itulah, agenda tour wisatawan pada April ini relatif tidak ramai. “Itu bukan karena faktor pemilu, tetapi karena memang musimnya masih low season,” jelas Suarma. Sementara dari pramuwisata yang memandu tour tamunya Rabu (17/4), Suarma mengaku mendapat informasi, sejumlah wisatawan tertarik dengan pelaksanaan pemilu di beberapa tempat tujuan tour. “Itu mungkin karena pengalaman lihat orang nyoblos dengan pakaian adat,” jelas Suarma. *k17
Ketua PHRI Denpasar Ida Bagus Gede Sidharta Putra, mengatakan tingkat okupansi di kisaran 55-60 persen tersebut, karena pariwisata masih dalam suasana low season. “Kondisi ini memang rutin setiap tahun,” jelas pemilik Hotel Griya Santrian Sanur dan Puri Santrian. Masing-masing dengan 130 dan 200 kamar.
Berkaitan dengan Pemilu, diakui Gus Aji Sidharta, sapaan Ida Bagus Gede Sidharta Putra, ada satu dua tamu hotel yang menanyakan. Tentu saja dijelaskan segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pesta demokrasi. “Kami sampaikan semua itu kami jaga, sehingga berlangsung dengan kondusif,” ungkapnya.
Karena wisatawan atau tamu butuh jaminan rasa aman dan nyaman, sebagai salah satu syarat industri pariwisata. Dikatakan rata-rata wisatawan paham dengan penjelasan tersebut. “Karena itu kami harap kunjungan meningkat pasca Pemilu,” lanjutnya. Apalagi sudah ada yang order booking.
Kepala Bali Hotel Assosiation (BHA) Bali I Made Darmika Putra atau Ricky Putra, menyatakan hal senada. Dikatakan tingkat hunian hotel relatif stabil, dalam suasana pemilu. Malah, Ricky Putra meyakini akan ada peningkatan mengarah pada kisaran 60-70 persen. “Terutama dari wisatawan domestik,” tambah Ricky Putra. Peningkatan itu, bertalian dengan libur Paskah, Jumat (19/4). “Mereka kan nanti mengajak serta keluarga mereka ke Bali,” ujar Ricky Putra.
Terpisah Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali menyatakan kunjungan wisatawan diperkirakan meningkat pada Mei, sebelum akhirnya turun lagi pada Juni. “ Ritmenya memang demikian,” ujar Humas HPI Bali I Nyoman Suarma. Karena itulah, agenda tour wisatawan pada April ini relatif tidak ramai. “Itu bukan karena faktor pemilu, tetapi karena memang musimnya masih low season,” jelas Suarma. Sementara dari pramuwisata yang memandu tour tamunya Rabu (17/4), Suarma mengaku mendapat informasi, sejumlah wisatawan tertarik dengan pelaksanaan pemilu di beberapa tempat tujuan tour. “Itu mungkin karena pengalaman lihat orang nyoblos dengan pakaian adat,” jelas Suarma. *k17
Komentar