Pasien Dadong dan Pekak Ikut Nyoblos karena Ingin Memilih Jokowi
Meskipun dalam keadaan terbaring di rumah sakit dan usianya sudah uzur, dua pasien pekak (kakek) dan dadong (nenek) di BRSUD Tabanan semangat ikut menyalurkan hak pilihnya pada Rabu (17/4).
TABANAN, NusaBali
Yang menarik, mereka antusias ikut memilih karena ingin mencoblos Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden nomor urut 01, Joko Widodo–Ma’ruf Amin. Seperti yang diungkapkan Ketut Wijaya, 75, warga Banjar Jambe Belodan, Desa Dauh Peken, Kecamatan Tabanan. Dia ikut nyoblos meskipun dalam keadaan sakit karena mengidolakan Calon Presiden Jokowi. “Saya lihat di televisi orangnya memang beda, makanya saya semangat ikut memilih. Dan terima kasih kepada petugas sudah mencari ke rumah sakit,” ujarnya saat ditemui di Ruang Dahlia.
Wijaya menderita penyakit sesak nafas, telah dirawat selama sepekan di BRSUD Tabanan. Alasannya memilih Jokowi, diakui kinerjanya selama lima tahun sebelumnya telah nyata. Serta segala perubahan sudah diperlihatkan. “Gaya membangun Indonesia sangat luar biasa, kalau yang lain masih belum bisa seperti Pak Jokowi,” imbuhnya.
Oleh sebab itu dia ingin untuk periode lima tahun ke depan supaya Jokowi menang kembali. “Perlu kita pertahankan yang seperti ini, meskipun pergantian itu mutlak,” kata Wijaya yang kemarin itu didampingi keluarganya.
Hal serupa disampaikan oleh penjaga pasien atas nama Ketut Surini. Menurutnya, mertuanya Ni Wayan Siti, 57, ikut nyoblos lantaran ingin memilih Presiden Jokowi. “Mertua saya ini tahu Jokowi dari televisi. Dia bisik-bisik agar saya bantuin nyoblos Pak Jokowi,” tuturnya.
Selain itu, menurut Surini, mertuanya juga tahu caleg-caleg yang akan dipilih. Sebab semasih sehat sering bertemu pejabat, lantaran Wayan Siti adalah mantan pemangku di Pura Ratu Ayu. “Jadi yang dipilih itu adalah sesuai permintaan mertua saya. Saya bantu memilih karena mertua lemas,” kata Surini.
Sementara itu, petugas KPPS Desa Delod Peken I Putu Aryana mengatakan bahwa KPU Tabanan menugaskan TPS 19 yang ada di Desa Dauh Peken untuk menyasar pemilih di BRSUD Tabanan karena ada di kawasan Desa Dauh Peken.
Dan berdasarkan data ada tiga pasien yang terdaftar untuk memilih. Tetapi yang mencoblos dua orang karena satu orang pasien sudah pulang. “Awalnya berdasarkan data yang disetor BRSUD Tabanan ada 180 pasien, tetapi untuk dapatkan A5 harus mendaftar menggunakan NIK, sementara pasien tersebut sebagian besar mendaftar ke BRSUD tidak memakai NIK tapi memakai BPJS,” kata Aryana. *des
Wijaya menderita penyakit sesak nafas, telah dirawat selama sepekan di BRSUD Tabanan. Alasannya memilih Jokowi, diakui kinerjanya selama lima tahun sebelumnya telah nyata. Serta segala perubahan sudah diperlihatkan. “Gaya membangun Indonesia sangat luar biasa, kalau yang lain masih belum bisa seperti Pak Jokowi,” imbuhnya.
Oleh sebab itu dia ingin untuk periode lima tahun ke depan supaya Jokowi menang kembali. “Perlu kita pertahankan yang seperti ini, meskipun pergantian itu mutlak,” kata Wijaya yang kemarin itu didampingi keluarganya.
Hal serupa disampaikan oleh penjaga pasien atas nama Ketut Surini. Menurutnya, mertuanya Ni Wayan Siti, 57, ikut nyoblos lantaran ingin memilih Presiden Jokowi. “Mertua saya ini tahu Jokowi dari televisi. Dia bisik-bisik agar saya bantuin nyoblos Pak Jokowi,” tuturnya.
Selain itu, menurut Surini, mertuanya juga tahu caleg-caleg yang akan dipilih. Sebab semasih sehat sering bertemu pejabat, lantaran Wayan Siti adalah mantan pemangku di Pura Ratu Ayu. “Jadi yang dipilih itu adalah sesuai permintaan mertua saya. Saya bantu memilih karena mertua lemas,” kata Surini.
Sementara itu, petugas KPPS Desa Delod Peken I Putu Aryana mengatakan bahwa KPU Tabanan menugaskan TPS 19 yang ada di Desa Dauh Peken untuk menyasar pemilih di BRSUD Tabanan karena ada di kawasan Desa Dauh Peken.
Dan berdasarkan data ada tiga pasien yang terdaftar untuk memilih. Tetapi yang mencoblos dua orang karena satu orang pasien sudah pulang. “Awalnya berdasarkan data yang disetor BRSUD Tabanan ada 180 pasien, tetapi untuk dapatkan A5 harus mendaftar menggunakan NIK, sementara pasien tersebut sebagian besar mendaftar ke BRSUD tidak memakai NIK tapi memakai BPJS,” kata Aryana. *des
1
Komentar