Ratusan Umat Ikuti Pabayuhan Wayang Sapuh Leger
Ratusan umat Hindu yang lahir pada wuku Wayang mengikuti Pabayuhan Wayang Sapuh Leger di Pasraman Prakerthi Bhuana, Kelurahan Beng, Gianyar.
GIANYAR, NusaBali
Mulai dari anak-anak, remaja hingga dewasa yang lahir pada wuku Wayang, berduyun-duyun datang untuk mendapatkan ruwatan dari tirta dalang.Tirta ini merupakan bagian terpenting dari pabayuhan.
Pemilik Pasraman Prakerti Bhuana Ida Bagus Adi Supartha menjelaskan wuku Wayang memengaruhi orang yang lahir mulai Redite Wage Wayang hingga Saniscara Kliwon Wayang. Namun yang lebih dominan pengaruhnya yakni kelahiran Wraspati Pon Wayang, Sukra Wage Wayang dan Saniscara Kliwon Wayang. ‘’Terlebih lagi kelahiran Wraspati Pon Wayang berdampingan dengan Lintang Bade yang diyakini pula berpengaruh negatif pada kehidupan,’’ jelas mantan pegawai Dinas Lingkungan Hidup Gianyar ini.
Dikatakan, pabayuhan Wayang Sapuh Leger digelar mulai Kamis (18/4) hingga Sabtu (20/4) ini. Tercatat hingga Jumat (19/4), sebanyak 374 orang yang mendaftar untuk melakukan pabayuhan. “Itu baru yang tercatat. Yang datang mendadak juga banyak. Kemarin saja habis 425 karawista,” jelasnya, kemarin.
Ida Bagus Adi Supartha mengatakan, pabayuhan secara massal ini sudah dilakukan sejak tahun 2014 lalu. Digelar massal untuk meringankan beban biaya dari umat yang lahir pada wuku Wayang. Terlebih dari segi ekonomi, tidak semua umat mampu melakukan pabayuhan secara pribadi. Dikatakan, pabayuhan sapuh leger ini tidak bisa sembarangan, harus dilakukan sesuai hari lahir. “Jika mereka lahir di hari Jumat, mebayuhnya harus di Jumat, tidak boleh di hari yang lain,” ujarnya. Pebayahun pun idealnya harus dilakukan sebanyak tiga kali setiap otonan. Untuk pabayuhan yang dilakukan pertama kali, pihaknya mengenakan biaya Rp 1 juta. Selanjutnya pabayuhan kedua dan ketiga kalinya, krama tidak dipungut biaya. Mereka hanya tinggal menghaturkan dana punia seikhlasnya. Selain pabayuhan Tumpek Wayang, saat ini Gus Adi juga tengah mempersiapkan ritual Metatah Massal yang akan diselenggarakan 3 Mei 2019 nanti. Saat ini sudah ada 89 orang yag mendaftar. Diduga jumlah peserta akan semakin banyak, lantaran hingga saat ini pihaknya masih membuka loket pendaftaran. Terkait biaya, kata Gus Adi, hanya berupa dana punia. “Selain bayuh sapuh leger, bayuh madurgama yang lain termasuk metatah, meoton maupun menek kelih, itu sifatnya hanya medana punia,” ujarnya. *nvi
Pemilik Pasraman Prakerti Bhuana Ida Bagus Adi Supartha menjelaskan wuku Wayang memengaruhi orang yang lahir mulai Redite Wage Wayang hingga Saniscara Kliwon Wayang. Namun yang lebih dominan pengaruhnya yakni kelahiran Wraspati Pon Wayang, Sukra Wage Wayang dan Saniscara Kliwon Wayang. ‘’Terlebih lagi kelahiran Wraspati Pon Wayang berdampingan dengan Lintang Bade yang diyakini pula berpengaruh negatif pada kehidupan,’’ jelas mantan pegawai Dinas Lingkungan Hidup Gianyar ini.
Dikatakan, pabayuhan Wayang Sapuh Leger digelar mulai Kamis (18/4) hingga Sabtu (20/4) ini. Tercatat hingga Jumat (19/4), sebanyak 374 orang yang mendaftar untuk melakukan pabayuhan. “Itu baru yang tercatat. Yang datang mendadak juga banyak. Kemarin saja habis 425 karawista,” jelasnya, kemarin.
Ida Bagus Adi Supartha mengatakan, pabayuhan secara massal ini sudah dilakukan sejak tahun 2014 lalu. Digelar massal untuk meringankan beban biaya dari umat yang lahir pada wuku Wayang. Terlebih dari segi ekonomi, tidak semua umat mampu melakukan pabayuhan secara pribadi. Dikatakan, pabayuhan sapuh leger ini tidak bisa sembarangan, harus dilakukan sesuai hari lahir. “Jika mereka lahir di hari Jumat, mebayuhnya harus di Jumat, tidak boleh di hari yang lain,” ujarnya. Pebayahun pun idealnya harus dilakukan sebanyak tiga kali setiap otonan. Untuk pabayuhan yang dilakukan pertama kali, pihaknya mengenakan biaya Rp 1 juta. Selanjutnya pabayuhan kedua dan ketiga kalinya, krama tidak dipungut biaya. Mereka hanya tinggal menghaturkan dana punia seikhlasnya. Selain pabayuhan Tumpek Wayang, saat ini Gus Adi juga tengah mempersiapkan ritual Metatah Massal yang akan diselenggarakan 3 Mei 2019 nanti. Saat ini sudah ada 89 orang yag mendaftar. Diduga jumlah peserta akan semakin banyak, lantaran hingga saat ini pihaknya masih membuka loket pendaftaran. Terkait biaya, kata Gus Adi, hanya berupa dana punia. “Selain bayuh sapuh leger, bayuh madurgama yang lain termasuk metatah, meoton maupun menek kelih, itu sifatnya hanya medana punia,” ujarnya. *nvi
Komentar