April Woman Space, Dorong Keberanian Koreografer Wanita
Perayaan Hari Kartini belum sepenuhnya berlalu. Lewat sebuah lomba pertunjukan tari kontemporer bertajuk ‘April Woman Space’ di GEOKS Singapadu Gianyar, Minggu (21/4) malam, komunitas Gumiart Bali Management memberikan wadah bagi perempuan untuk berkreativitas dan berekspresi sebagai simbol kemampuan perempuan dalam menguasai berbagai bidang termasuk koreografi.
DENPASAR, NusaBali
Menurut Ketua Komunitas Gumiart Bali, I Gede Gusman Adi Gunawan, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan ruang kreativitas bagi para koreografer wanita dalam semangat berkarya dengan spirit Kartini masa kini. Melalui kegiatan ini pula diharapkan dapat menumbuhkan jiwa kompetitif dalam berkompetisi bagi para wanita melalui karya-karya kontemporer.
Lanjutnya, April Woman Space juga merupakan upaya mengadopsi filosofi ibu. Dalam ini, kodrat wanita adalah melahirkan, memberikan pendidikan, dan tunas peradaban bagi generasi penerusnya. Dalam April Woman Space ini, lomba spesial diikuti oleh 5 koreografer wanita dengan mengusung tema ‘Eksplorasi Seni Tradisi’. Lomba menghadirkan tiga dewan juri masing-masing Kadek Wahyudita, Ida Ayu Wayan Arya Satyani, dan Made Tegeh Okta Wahyu. “Dalam April Woman Space ini, kami spesial menghadirkan kaum perempuan berkarya,” imbuhnya.
Ia berharap wadah ini bisa menjadi ruang mengekplorasi kekayaan seni tradisi seluas-luasnya. Ia yakin kegiatan tersebut bisa memberikan dampak positif bagi ruang kreativitas seni kontemporer yang tetap menjaga akar tradisi budaya. “Kegiatan ini baru pertama kali kami lakukan, dan ke depan akan bisa bergulir dari tahun ke tahun,” pungkasnya.
Sementara itu budayawan Prof Dr I Wayan Dibia menilai, terkait hari Kartini, kreatifitas anak muda perlu didorong khususnya koreografer wanita. Dorongan untuk keberanian tampil dan bangkit lagi ketika gagal akan menjadikan kreativitas koreografer lebih terasah dan menjadi koreografer andal.
Hanya saja dalam lomba kemarin dinilai belum dieksekusi dengan matang. Namun dari sisi ide garapan diakui cukup bagus. “Kita harus dorong keberanian para perempuan dalam mengeksplorasi dan berkreativitas,” katanya. Prof Dibia berharap, event untuk kegiatan seni kreativitas bagi anak muda bisa diperbanyak di Bali. Termasuk memperbanyak ruang kontemporer agar tradisi baru tidak mandeg. *ind
Lanjutnya, April Woman Space juga merupakan upaya mengadopsi filosofi ibu. Dalam ini, kodrat wanita adalah melahirkan, memberikan pendidikan, dan tunas peradaban bagi generasi penerusnya. Dalam April Woman Space ini, lomba spesial diikuti oleh 5 koreografer wanita dengan mengusung tema ‘Eksplorasi Seni Tradisi’. Lomba menghadirkan tiga dewan juri masing-masing Kadek Wahyudita, Ida Ayu Wayan Arya Satyani, dan Made Tegeh Okta Wahyu. “Dalam April Woman Space ini, kami spesial menghadirkan kaum perempuan berkarya,” imbuhnya.
Ia berharap wadah ini bisa menjadi ruang mengekplorasi kekayaan seni tradisi seluas-luasnya. Ia yakin kegiatan tersebut bisa memberikan dampak positif bagi ruang kreativitas seni kontemporer yang tetap menjaga akar tradisi budaya. “Kegiatan ini baru pertama kali kami lakukan, dan ke depan akan bisa bergulir dari tahun ke tahun,” pungkasnya.
Sementara itu budayawan Prof Dr I Wayan Dibia menilai, terkait hari Kartini, kreatifitas anak muda perlu didorong khususnya koreografer wanita. Dorongan untuk keberanian tampil dan bangkit lagi ketika gagal akan menjadikan kreativitas koreografer lebih terasah dan menjadi koreografer andal.
Hanya saja dalam lomba kemarin dinilai belum dieksekusi dengan matang. Namun dari sisi ide garapan diakui cukup bagus. “Kita harus dorong keberanian para perempuan dalam mengeksplorasi dan berkreativitas,” katanya. Prof Dibia berharap, event untuk kegiatan seni kreativitas bagi anak muda bisa diperbanyak di Bali. Termasuk memperbanyak ruang kontemporer agar tradisi baru tidak mandeg. *ind
1
Komentar