Peringati Hari Bumi, Kelompok Nelayan Wanasari Tanam Mangrove
Kelompok Nelayan Wanasari bersama dengan puluhan komunitas peduli lingkungan menggelar aksi penghijauan di area hutan mangrove di Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, Minggu (21/4).
MANGUPURA, NusaBali
Sebanyak 1.500 bibit mangrove ditanam diseputaran area yang diangap rawan tergerus abrasi. Kegiatan ini sebagai bentuk kampanye nasional merawat bumi.
Ketua Kelompok Nelayan Wanasari I Made Sumasa, mengungkapkan kegiatan tersebut sesungguhnya sudah sangat sering dilaksanakan oleh Kelompok Nelayan Wanasari Tuban. Termasuk melalui kolaborasi dengan berbagai pihak ataupun komunitas pecinta lingkungan. Namun kegiatan penghijauan kali ini disebut sebagai terbesar yang pernah dilaksanakan oleh pihaknya. Yakni menanam sebanyak 1.500 bibit mangrove dengan melibatkan massa. Apalagi, kegiatan ini bagian dari agenda nasional yang dilaksanakan pada sejumlah lokasi di Indonesia dalam rangka menyambut Hari Bumi yang jatuh pada 22 April 2019. “Kami harap kegiatan yang besar ini mampu memberikan gaung yang besar. Dengan demikian, bisa lebih banyak lagi masyarakat yang tergerak untuk ikut berupaya menjaga kelestarian lingkungan khususnya hutan mangrove,” kata Sumasa.
Menurut Sumasa, selama tujuh tahun belakangan Kelompok Nelayan Wanasari bersama berbagai pihak telah menanam lebih dari 7.000 bibit mangrove pada area hutan gundul sekitaran Jalan Tol Bali Mandara. Namun sayang, oleh berbagai faktor ancaman yang ada, kemungkinan hidup tanaman mangrove hanyalah 20 persen. Meski demikian, pihaknya tidak menyerah. Hal ini terbukti ketika ada tanaman yang mati, langsung disulam dengan bibit-bibit baru.
“Kami harap pemerintah bisa terus memberikan dukungan terhadap kegiatan-kegiatan pelestarian lingkungan semacam ini. Dan perlu juga diketahui, sejak tujuh tahun silam, itu ada sekitar 10 hektare yang jadi target penanaman kami. Dan kami rasa, hasilnya akan bisa terlihat pada tahun ke-10 nanti,” katanya.
Kegiatan memperingati Hari Bumi ini difokuskan di dua lokasi di Bali yakni di hutan mangrove Tuban dan di Batur, Kintamani. Untuk di Tuban, dilakukan penanaman mangrove sebanyak 1.500 bibit.
Kegiatan penanaman mangrove ini dikuti sejumlah komunitas yakni Maritim Muda Provinsi Bali, Study Club Himasila, Himaspera Unud, SMAN 1 Kuta Selatan, Sispala Adi Wira, Paskibra Kilat, SMPK dan SMA Soverdi, Kasih Ibu Hospital, Alfa Prima Denpasar, SMKN 2 Denpasar, Sispala Duta Bhuana, SMAN 2 Kuta, Bali Without Plastic, Young Volunteer, PKK Lingkungan Teba Jimbaran, Young On Top, STT Pertiwi Santi Tuban, STT Bhuana Kusuma Tuban, UKM Black Arnoldi, Tuban Maximum Rider, Sobat Bumi, Karya Salemba Empat, serta sejumlah komunitas scooterist Bali.
“Ada banyak pihak yang memberikan dukungan untuk terselenggaranya kegiatan ini. Mulai dari perusahaan coklat yang bernama Krakakoa, Pertamina, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kampoeng Kepiting, dan kami selaku Kelompok Nelayan Wanasari Tuban. Kami berharap, ke depan akan banyak pihak lagi yang terlibat,” tuturnya. *dar
Ketua Kelompok Nelayan Wanasari I Made Sumasa, mengungkapkan kegiatan tersebut sesungguhnya sudah sangat sering dilaksanakan oleh Kelompok Nelayan Wanasari Tuban. Termasuk melalui kolaborasi dengan berbagai pihak ataupun komunitas pecinta lingkungan. Namun kegiatan penghijauan kali ini disebut sebagai terbesar yang pernah dilaksanakan oleh pihaknya. Yakni menanam sebanyak 1.500 bibit mangrove dengan melibatkan massa. Apalagi, kegiatan ini bagian dari agenda nasional yang dilaksanakan pada sejumlah lokasi di Indonesia dalam rangka menyambut Hari Bumi yang jatuh pada 22 April 2019. “Kami harap kegiatan yang besar ini mampu memberikan gaung yang besar. Dengan demikian, bisa lebih banyak lagi masyarakat yang tergerak untuk ikut berupaya menjaga kelestarian lingkungan khususnya hutan mangrove,” kata Sumasa.
Menurut Sumasa, selama tujuh tahun belakangan Kelompok Nelayan Wanasari bersama berbagai pihak telah menanam lebih dari 7.000 bibit mangrove pada area hutan gundul sekitaran Jalan Tol Bali Mandara. Namun sayang, oleh berbagai faktor ancaman yang ada, kemungkinan hidup tanaman mangrove hanyalah 20 persen. Meski demikian, pihaknya tidak menyerah. Hal ini terbukti ketika ada tanaman yang mati, langsung disulam dengan bibit-bibit baru.
“Kami harap pemerintah bisa terus memberikan dukungan terhadap kegiatan-kegiatan pelestarian lingkungan semacam ini. Dan perlu juga diketahui, sejak tujuh tahun silam, itu ada sekitar 10 hektare yang jadi target penanaman kami. Dan kami rasa, hasilnya akan bisa terlihat pada tahun ke-10 nanti,” katanya.
Kegiatan memperingati Hari Bumi ini difokuskan di dua lokasi di Bali yakni di hutan mangrove Tuban dan di Batur, Kintamani. Untuk di Tuban, dilakukan penanaman mangrove sebanyak 1.500 bibit.
Kegiatan penanaman mangrove ini dikuti sejumlah komunitas yakni Maritim Muda Provinsi Bali, Study Club Himasila, Himaspera Unud, SMAN 1 Kuta Selatan, Sispala Adi Wira, Paskibra Kilat, SMPK dan SMA Soverdi, Kasih Ibu Hospital, Alfa Prima Denpasar, SMKN 2 Denpasar, Sispala Duta Bhuana, SMAN 2 Kuta, Bali Without Plastic, Young Volunteer, PKK Lingkungan Teba Jimbaran, Young On Top, STT Pertiwi Santi Tuban, STT Bhuana Kusuma Tuban, UKM Black Arnoldi, Tuban Maximum Rider, Sobat Bumi, Karya Salemba Empat, serta sejumlah komunitas scooterist Bali.
“Ada banyak pihak yang memberikan dukungan untuk terselenggaranya kegiatan ini. Mulai dari perusahaan coklat yang bernama Krakakoa, Pertamina, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kampoeng Kepiting, dan kami selaku Kelompok Nelayan Wanasari Tuban. Kami berharap, ke depan akan banyak pihak lagi yang terlibat,” tuturnya. *dar
Komentar