Lomba Bonsai Gianyar Berkelas Nasional
Ratusan bonsai ditampilkan dalam Lomba dan Pameran Bonsai di Lapangan Astina Gianyar, serangkaian peringatan HUT Kota Gianyar ke-248, 19 April 2019.
GIANYAR, NusaBali
Pameran rutin setiap tahun ini menjadi daya tarik penghobi bonsai dari Bali dan luar Bali. Ada 470 bonsai dari Jawa, Bali, Kalimantan, NTB, Lombok, dan Sumatera. Dari jumlah itu terdiri dari bonsai Prospek 225, Regional 178, Bintang 15, Utama 20, Madya 38. "Ini kontes nasional," jelas Ketua Panitia Pameran Bonsai Gianyar yang juga Penasihat PPBI Bali, I Wayan Artana, didampingi Ketua PPBI (Perhimpunan Penggemar Bonsai Indonesia) Cabang Gianyar Gusti Bagus ‘Bem’ Widya Utama, ditemui Rabu (24/4).
Dijelaskan, penilaian bonsai memiliki rumus tersendiri. Mulai dari komposisi antara pot dan ranting. "Ada pohon ekstrem yang meliuk-liuk. Ada pohon formal. Ada pohon kecil, tapi pot besar, tidak sesuai. Tata letak juga dilihat," jelasnya.
Dalam pameran ini, harga bonsai melambung tinggi. "Ada yang menghargai Rp 300 juta. Kelasnya ada regional dan bintang. Di antara pohon ini ada harganya ratusan. Kalau terendah harganya puluhan pasti. Ini lah seni," jelasnya
Dilihat dari partisipasi kelas prospek, saat ini jumlahnya mencaai 225 pohon. Menurut Artana, hal ini menunjukkan trend positi perkembangan bonsai.
Dijelaskan, bonsai yang dapat piala best ditentukan 10 unit. "Yang terbaik di masing-masing kelas dapat dua piala, piala best class dan best 10. Kalau
Piala The best in show untuk terbaik dari yang terbaik," jelasnya. Juri lonba yang dilibatkan yakni Rudi Nayowan (Ketua) dari Jakarta, Haji Supandi dari Jember, Umar HS dari Surabaya, Surahmat dari Bondowoso), serta Yok Puspa Jaya dari Karangasem. "Gianyar punya juri. Supaya netral, tidak diikutkan dalam penilaian," jelasnya. Penilaian, dikatakan, sudah dimulai sejak dua hari lalu. Bonsai lomba akan dipamerkan sampai 1 Mei 2019.
Rata-rata peminat bonsai datang dari luar Bali. "Ada 16 pedagang. Itu artinya Gianyar tertarik bagi pedagang dari luar Bali. Bahkan ada bursa dari Bandung. Bayangkan kelas Bandung ikut pameran disini, artinya bursa ini menarik," imbuhnya. *nvi
Dijelaskan, penilaian bonsai memiliki rumus tersendiri. Mulai dari komposisi antara pot dan ranting. "Ada pohon ekstrem yang meliuk-liuk. Ada pohon formal. Ada pohon kecil, tapi pot besar, tidak sesuai. Tata letak juga dilihat," jelasnya.
Dalam pameran ini, harga bonsai melambung tinggi. "Ada yang menghargai Rp 300 juta. Kelasnya ada regional dan bintang. Di antara pohon ini ada harganya ratusan. Kalau terendah harganya puluhan pasti. Ini lah seni," jelasnya
Dilihat dari partisipasi kelas prospek, saat ini jumlahnya mencaai 225 pohon. Menurut Artana, hal ini menunjukkan trend positi perkembangan bonsai.
Dijelaskan, bonsai yang dapat piala best ditentukan 10 unit. "Yang terbaik di masing-masing kelas dapat dua piala, piala best class dan best 10. Kalau
Piala The best in show untuk terbaik dari yang terbaik," jelasnya. Juri lonba yang dilibatkan yakni Rudi Nayowan (Ketua) dari Jakarta, Haji Supandi dari Jember, Umar HS dari Surabaya, Surahmat dari Bondowoso), serta Yok Puspa Jaya dari Karangasem. "Gianyar punya juri. Supaya netral, tidak diikutkan dalam penilaian," jelasnya. Penilaian, dikatakan, sudah dimulai sejak dua hari lalu. Bonsai lomba akan dipamerkan sampai 1 Mei 2019.
Rata-rata peminat bonsai datang dari luar Bali. "Ada 16 pedagang. Itu artinya Gianyar tertarik bagi pedagang dari luar Bali. Bahkan ada bursa dari Bandung. Bayangkan kelas Bandung ikut pameran disini, artinya bursa ini menarik," imbuhnya. *nvi
1
Komentar