Ibu Anggota DPRD Gianyar Diancam Bunuh
Ibu kandung anggota DPRD Gianyar dari NasDem, Dewa Gede Mertajaya, yakni Dewa Made Rai, 78, mengaku diancam akan dibunuh, Selasa (23/4) sore.
GIANYAR, NusaBali
Orang yang mengancamnya itu adalah I Gusti Ngurah S, yang notabene masih tetangganya di Banjar Siyut, Desa Tulikup, Kecamatan Gianyar. Merasa terancam oleh ancaman I Gusti Ngurah S, keluarga Dewa Made Rai pun melaporkan kasus pengancaman ini ke Polsek Gianyar, Selasa malam. Saat ini, jajaran Polsek Gianyar masih mendalami kasus tersebut.
Koban Dewa Made Rai menuturkan, aksi pengancaman itu terjadi Selasa sore sekitar pukul 17.00 Wita. Kala itu, nenek berusia 78 tahun ini baru pulang. Begitu hendak masuk pintu gerbang rumahnya, tiba-tiba muncul pelaku I Gusti Nguran S dengan mengendarai motor, seraya melontarkan kata-kata bernada ancaman.
“Dia (I Gusti Ngurah S) berteriak dari atas motornya sambil menuding ke arah saya. ‘We bojog, bangke cai jani (Eh monyet, mati kamu sekarang, Red)’,” ungkap Dewa Made Rai saat ditemui NusaBali di rumahnya kawasa Banjar Siyut, Desa Tulikup, Kamis (25/4).
Terkejut sekaligus bingung atas ancaman warga dari satu banjarnya itu, ibunda anggota DPRD Gianyar ini pun berusaha tenang, lalu masuk ke dalam rumahnya. Namun tanpa diduga, pelaku I Gusti Nguran S justru ikut masuk ke pekarangan rumahnya dan kembali melontarkan kata-kata ancaman. “We bojog kal kematiang panak cai jani, engken (Eh, monyet akan kubunuh anak kamu sekarang, bagaimana). Dia berulangkali berteriak seperti itu di halaman rumah saya,” keluh Dewa Made Rai.
Karena ancaman itu, korban Dewa Made Rai dan menantunya yang kebetulan berada di rumah jadi ketakutan. Sedangkan anggota keluarga yang lain sedang ke luar. “Menantu saya waktu itu ada di dapur, dia ketakutan dan tidak berani keluar,” katanya. Pihak keluarga akhirnya pilih melaporkan kasus ini ke Polsek Gianyar, Selasa malam atau beberapa jam setelah aksi pengancaman.
Sementara, salah satu anak korban, Dewa Gede Widiarta, mengaku tidak tahu apa sebetulnya akar permasalahan hingga ibunya diancam. Yang jelas, Dewa Widiarta mengaku kerapkali melihat pelaku I Gusti Ngurah S, yang bekerja sebagai satpam, melontarkan kata-kata menantang saat melintas di jalan.
“Tapi, waktu itu saya tidak hiraukan, karena kejadianya di jalan raya. Saya tidak tahu yang dimaksud itu siapa? Dalam nada tantangan itu dia juga tidak menyebut nama. Saya pun tidak tersingung, karena merasa tak pernah ada masalah dengannya (pelaku). Tapi, sekarang sudah ada kejadian begini dan sampai masuk ke pekarangan rumah, kan beda urusannya,” tegas Dewa Widiarta, Kamis kemarin.
Paparan senada juga diakui anak korban lainnya, Dewa Gede Mertajaya, yang kini anggota DPRD Gianyar. Saat dihubungi NusaBali via telepon, Kamis kemarin, politisi NasDem ini mengaku tidak mengetahui latar belakang aksi yang dilakukan I Gusti Ngurah S.
“Saya tidak mengerti apa masalahnya. Yang jelas, dia (pelaku) datang mengancam ibu saya. Ancamanya ingin membunuh saya, anaknya. Sekarang prosesnya sudah di kepolisian,” terang Dewa Mertajaya.
Disinggung soal kemungkinan ada masalah politik, menurut Dewa Mertajaya, pihaknya kurang tahu. Yang pasti, secara pribadi dia tidak ada masalah di Banjar Siyut, Desa Tulikup. “Apakah dia ada suruhan orang lain, saya juga kurang tahu,” sesal Dewa Mertayasa.
Menurut Dewa Mertayasa, untuk mengantisipapsi hal-hal yang tidak diinginkan, pihaknya sudah melaporkan kasus ini ke polisi. Pihaknya menyerahkan sepenuhnya proses pengamanan ke aparat kepolisian. Terlebih, pelaku I Gusti Ngurah S disebut sebagai anggota ormas.
“Karena ada perintah Kapolda Bali untuk memberantas premainisme dalam bentuk ancaman apa pun, maka saya minta tolong. Apalagi, kemarin orang ini terindikasi narkoba dan sudah diproses di Polres Gianyar, “ tandas Dewa Mertayasa.
Sementara itu, Kapolsek Gianyar Kompol Ketut Suastika dikonfirmasi mengatakan pihaknya sudah langsung bergerak menindaklanjuti laporan keluarga korban. Polisi juga sudah panggil terlapor I Gusti Ngurah S. Berdasarkan hasil pemeriksaan, pelaku berdalih melakukan pengancaman karena aksi saling lirik. “Namun, ini masih kita dalami, karena ada ucapan mengancaman membunuh segala,” ujar Kompol Suastika saat dikonfirmasi terpisah, Kamis kemarin.
Menurut Kompol Suastika, pihaknya juga sudah memeriksa tiga saksi dalam kasus ini, untuk mencocokan dengan keterangan terlapor I Gusti Ngurah S. Polisi pun akan mencarikan ahli bahasa, untuk memastikan unsur ancaman dari kata-kata I Gusti Ngurah S. “Setelah pemeriksaan saksi, selanjutnya terlapor akan kita panggil lagi untuk diperiksa,“ katanya. *nvi
Koban Dewa Made Rai menuturkan, aksi pengancaman itu terjadi Selasa sore sekitar pukul 17.00 Wita. Kala itu, nenek berusia 78 tahun ini baru pulang. Begitu hendak masuk pintu gerbang rumahnya, tiba-tiba muncul pelaku I Gusti Nguran S dengan mengendarai motor, seraya melontarkan kata-kata bernada ancaman.
“Dia (I Gusti Ngurah S) berteriak dari atas motornya sambil menuding ke arah saya. ‘We bojog, bangke cai jani (Eh monyet, mati kamu sekarang, Red)’,” ungkap Dewa Made Rai saat ditemui NusaBali di rumahnya kawasa Banjar Siyut, Desa Tulikup, Kamis (25/4).
Terkejut sekaligus bingung atas ancaman warga dari satu banjarnya itu, ibunda anggota DPRD Gianyar ini pun berusaha tenang, lalu masuk ke dalam rumahnya. Namun tanpa diduga, pelaku I Gusti Nguran S justru ikut masuk ke pekarangan rumahnya dan kembali melontarkan kata-kata ancaman. “We bojog kal kematiang panak cai jani, engken (Eh, monyet akan kubunuh anak kamu sekarang, bagaimana). Dia berulangkali berteriak seperti itu di halaman rumah saya,” keluh Dewa Made Rai.
Karena ancaman itu, korban Dewa Made Rai dan menantunya yang kebetulan berada di rumah jadi ketakutan. Sedangkan anggota keluarga yang lain sedang ke luar. “Menantu saya waktu itu ada di dapur, dia ketakutan dan tidak berani keluar,” katanya. Pihak keluarga akhirnya pilih melaporkan kasus ini ke Polsek Gianyar, Selasa malam atau beberapa jam setelah aksi pengancaman.
Sementara, salah satu anak korban, Dewa Gede Widiarta, mengaku tidak tahu apa sebetulnya akar permasalahan hingga ibunya diancam. Yang jelas, Dewa Widiarta mengaku kerapkali melihat pelaku I Gusti Ngurah S, yang bekerja sebagai satpam, melontarkan kata-kata menantang saat melintas di jalan.
“Tapi, waktu itu saya tidak hiraukan, karena kejadianya di jalan raya. Saya tidak tahu yang dimaksud itu siapa? Dalam nada tantangan itu dia juga tidak menyebut nama. Saya pun tidak tersingung, karena merasa tak pernah ada masalah dengannya (pelaku). Tapi, sekarang sudah ada kejadian begini dan sampai masuk ke pekarangan rumah, kan beda urusannya,” tegas Dewa Widiarta, Kamis kemarin.
Paparan senada juga diakui anak korban lainnya, Dewa Gede Mertajaya, yang kini anggota DPRD Gianyar. Saat dihubungi NusaBali via telepon, Kamis kemarin, politisi NasDem ini mengaku tidak mengetahui latar belakang aksi yang dilakukan I Gusti Ngurah S.
“Saya tidak mengerti apa masalahnya. Yang jelas, dia (pelaku) datang mengancam ibu saya. Ancamanya ingin membunuh saya, anaknya. Sekarang prosesnya sudah di kepolisian,” terang Dewa Mertajaya.
Disinggung soal kemungkinan ada masalah politik, menurut Dewa Mertajaya, pihaknya kurang tahu. Yang pasti, secara pribadi dia tidak ada masalah di Banjar Siyut, Desa Tulikup. “Apakah dia ada suruhan orang lain, saya juga kurang tahu,” sesal Dewa Mertayasa.
Menurut Dewa Mertayasa, untuk mengantisipapsi hal-hal yang tidak diinginkan, pihaknya sudah melaporkan kasus ini ke polisi. Pihaknya menyerahkan sepenuhnya proses pengamanan ke aparat kepolisian. Terlebih, pelaku I Gusti Ngurah S disebut sebagai anggota ormas.
“Karena ada perintah Kapolda Bali untuk memberantas premainisme dalam bentuk ancaman apa pun, maka saya minta tolong. Apalagi, kemarin orang ini terindikasi narkoba dan sudah diproses di Polres Gianyar, “ tandas Dewa Mertayasa.
Sementara itu, Kapolsek Gianyar Kompol Ketut Suastika dikonfirmasi mengatakan pihaknya sudah langsung bergerak menindaklanjuti laporan keluarga korban. Polisi juga sudah panggil terlapor I Gusti Ngurah S. Berdasarkan hasil pemeriksaan, pelaku berdalih melakukan pengancaman karena aksi saling lirik. “Namun, ini masih kita dalami, karena ada ucapan mengancaman membunuh segala,” ujar Kompol Suastika saat dikonfirmasi terpisah, Kamis kemarin.
Menurut Kompol Suastika, pihaknya juga sudah memeriksa tiga saksi dalam kasus ini, untuk mencocokan dengan keterangan terlapor I Gusti Ngurah S. Polisi pun akan mencarikan ahli bahasa, untuk memastikan unsur ancaman dari kata-kata I Gusti Ngurah S. “Setelah pemeriksaan saksi, selanjutnya terlapor akan kita panggil lagi untuk diperiksa,“ katanya. *nvi
1
Komentar