Dua Unit Mobil Damkar Tak Bisa Difungsikan secara Maksimal
Anggaran pemeliharaan mobil pemadam kebakaran (damkar) di Kabupaten Tabanan menurun.
TABANAN, NusaBali
Tahun 2018 anggaran direalisasikan sebesar Rp 140 juta, dan tahun 2019 dianggarkan Rp 100 juta. Padahal lima unit kendaraan pemadam kebakaran perlu perawatan ekstra karena sudah tua. Bahkan dua mobil damkar tidak bisa difungsikan secara optimal.
Kabid Penanggulangan Kebakaran Satpol PP Tabanan I Ketut Suardi, mengatakan dari lima armada yang dimiliki, tiga di antaranya bisa difungsikan. Sementara dua unit kendaraan bagian untuk menyemprotkan air mati, hanya bisa difungsikan untuk memasok air. “Mesin (penyemprot) mati sudah tidak bisa diperbaiki karena tidak ada alatnya, sehingga tidak bisa difungsikan untuk memadamkan api,” ujarnya, Kamis (25/4).
Dikatakannya, untuk saat ini belum ada pengadaan mobil baru untuk pemadam kebakaran. Tahun ini hanya dianggarkan dana pemeliharaan sebesar Rp 100 juta. “Anggaran tahun ini menurun, dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 140 juta,” ungkap Suardi.
Dan saat ini dari Rp 100 juta anggaran yang didapat tersisa Rp 75 juta. Suardi belum bisa memprediksi apakah cukup sampai akhir tahun karena tergantung pemakaian kendaraan. “Kami kalau bawa kendaraan ini harus hati-hati agar tidak terjadi kerusakan fatal,” imbuhnya.
Disinggung terkait kasus kebakaran yang terjadi hingga April 2019 ini, Suardi menyampaikan ada sekitar 20-30 kasus, yang disebabkan human error seperti listrik, lupa mematikan dupa, dan membakar sampah.
Meski demikian kegiatan preventif sudah kerap dilakukan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya kebakaran dan cara penanggulangannya. “Kami rutin gelar simulasi bahaya dan penanggulangan kebakaran ke masyarakat, dengan harapan bisa menekan angka kasus,” tandasnya. *des
Kabid Penanggulangan Kebakaran Satpol PP Tabanan I Ketut Suardi, mengatakan dari lima armada yang dimiliki, tiga di antaranya bisa difungsikan. Sementara dua unit kendaraan bagian untuk menyemprotkan air mati, hanya bisa difungsikan untuk memasok air. “Mesin (penyemprot) mati sudah tidak bisa diperbaiki karena tidak ada alatnya, sehingga tidak bisa difungsikan untuk memadamkan api,” ujarnya, Kamis (25/4).
Dikatakannya, untuk saat ini belum ada pengadaan mobil baru untuk pemadam kebakaran. Tahun ini hanya dianggarkan dana pemeliharaan sebesar Rp 100 juta. “Anggaran tahun ini menurun, dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 140 juta,” ungkap Suardi.
Dan saat ini dari Rp 100 juta anggaran yang didapat tersisa Rp 75 juta. Suardi belum bisa memprediksi apakah cukup sampai akhir tahun karena tergantung pemakaian kendaraan. “Kami kalau bawa kendaraan ini harus hati-hati agar tidak terjadi kerusakan fatal,” imbuhnya.
Disinggung terkait kasus kebakaran yang terjadi hingga April 2019 ini, Suardi menyampaikan ada sekitar 20-30 kasus, yang disebabkan human error seperti listrik, lupa mematikan dupa, dan membakar sampah.
Meski demikian kegiatan preventif sudah kerap dilakukan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya kebakaran dan cara penanggulangannya. “Kami rutin gelar simulasi bahaya dan penanggulangan kebakaran ke masyarakat, dengan harapan bisa menekan angka kasus,” tandasnya. *des
Komentar