Ayah dan Anaknya Hilang Terseret Arus
Musibah Maut di Pantai Petangahan
TABANAN, NusaBali
Musibah maut terjadi di Pantai Petangahan, Banjar Suraberata, Desa Lalanglinggah, Kecamatan Selemadeg Barat, Tabanan, Kamis (2/5) sore, ketika bapak dan anaknya terseret arus, lalu hilang tenggelam. Hingga tadi malam, korban I Made Gunarta, 40, dan putranya, I Made Mei Artana, 11, belum ditemukan.
Saat musibah terjadi, Kamis sore pukul 17.00 Wita, sebetulnya ada tiga orang sekeluarga yang dihantam ombak saat mandi di Pantai Petangahan. Selain bapak-anak Made Gunarta dan Made Mei Artana, asal Banjar Daren, Desa Lalanglinggah, juga ada I Kadek Jogani Lutra, 9 (keponakan dari korban Made Gunarta). Beruntung, bocah Kadek Jogani Lutra berhasil selamat dari maut.
Informasi di lapangan, peristiwa maut ini bermula ketika bocah Made Mei Artana dan adik sepupunya, Kadek Jogani Lutra, mandi di pinggir Pantai Petangahan. Sedangkan korban Made Gunarta, saat itu menjaring ikan menggnakan jaring agak ke tengah laut. Made gunarta menjading ikan bersama dua adik kandungnya, yakni I Ketut Gunadiasa dan I Wayan Guna Wijaya. Ketut Gunadiasa sendiri merupakan ayah dari bocah Kadek Jogani Lutra.
Ketika dua bocah bersaudara sepupu itu tengah asyik mandi, tiba-tiba datang ombak besar menerjang dan menggulung mereka. Melihat kejadian tersebut, korban Made Gunarta dan adiknya berniat menolong anak mereka yang sudah terseret arus. Namun naas, Made Gunarta justru ikut terseret, lalu hilang tenggelam bersama anak kandungnya, Made Mei Antara.
Sedangkan Ketut Gunadiasa dan Wayan Guna Wijaya berhasil menyelamatkan bocah Kadek Jogani Lutra. Kemudian, bocah selamat yang baru berusia 9 tahun ini dibawa ke bibir pantai. Bocah Kadek Jogani selamat dari maut tanpa luka sedikit pun.
Sebaliknya, bocah Made Mei Antara dan ayahnya, Made Gunarta, hilang tenggelam pasca terseret arus. Hingga tadi malam, upaya pencarian yang dilakukan tim gabungan dari Basarnas, kepolisian, dan BPBD Tabanan, serta dibantu masyarakat setempat, belum membuahkan hasil. "Dua korban yang merupak bapak dan anak kandungnya belum ditemukan sampai saat ini,” ungkap Kapolek Selemadeg Barat, AKP I Wayan Sugita, saat diokonfirmasi NusaBali, Kamis malam.
Sementara itu, Kelian Dinas Banjar Daren, Desa Lalanglinggah, I Gede Sudiarta, juga menyatakan dua warganya yang hilang terseret arus di Pantai Petangahan belum ditemukan. Masyarakat Banjar Daren sudah ramai-ramai terjun ke pantai yang berjarak 1,5 kilometer dari pusat desa untuk ikut melakukan pencarian. "Tapi, sampai sekarang bapak dan anaknya yang terseret arus itu belum ditemukan," terang Gede Sudiarta yang dikonfirmasi terpisah, tadi malam.
Sudiarta mengatakan, sesuai dengan informasi awal yang diterimanya, bocah Made Mei Antara dan Kadek Jogani Lutra memang sedang mandi saat dihantam ombak besar. Sedangkan ayah mereka sedang menjaring ikan. "Begitu kejadian, ayah mereka secara bersama-sama berusaha menolong keda bocah. Dalam musibah ini, tiga orang selamat, namun Made Gunarta dan anaknya, Made Mei Antara, tidak bisa diselamatkan," jelas Sudiarta.
Menurut Sudiarta, pihak keluarga masih terus menunggu kabar terbaru terkait bapak-anak yang hilang terseret ombak ini. Namun, informasi dari Tim SAR, upaya pencarian tadi malam tak bisa dilakukan karena ombak sedang mengamuk. "Saya sebenarnya tidak ke lokasi, karena kaki saya keseleo. Tapi, informasinya Tim SAR belum bisa melakukan pencarian ke tengah laut karena ombaknya besar," beber Sudiarta.
Sedangkan Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Tababan, I Putu Trisna Widiatmika, mengatakan pencarian korban terseret arus dengan melibat Basarnas, Pol Air Polres Tabanan, Polsek Selemadeg Barat, PMI Tabanan, dan masyarakat masih dilakukan. Pencarian dilakukan dengan cara menyisir sepanjang Pantai Petangahan, Desa Lalanglinggah.
"Tim Basarnas tidak bisa melakukan pencarian ke tengah laut, karena ombaknya besar dan sudah malam. Kami hanya lakukan penyisiran di bibir pantai," ungkap Putu Trisna yang tadi malam berada di lokasi kejadian bersama anggota TRC BPBD Tabanan. "Hingga malam ini pukul 21.32 Wita, kedua korban belum ditemukan," tandas Putu Trisna.
Korban Made Gunarta sendiri memiliki dua orang anak dari pernikahannya dengan Ni Made Sukerti. Bocah Made Mei Antara yang terseret ombak merupakan anak kedua. Saat ini, bocah malang tersebut masih duduk di Kelas VI SD. Kesehariannya, Made Gunarta bekerja sebagai petani dan peternak sapi. *des
Saat musibah terjadi, Kamis sore pukul 17.00 Wita, sebetulnya ada tiga orang sekeluarga yang dihantam ombak saat mandi di Pantai Petangahan. Selain bapak-anak Made Gunarta dan Made Mei Artana, asal Banjar Daren, Desa Lalanglinggah, juga ada I Kadek Jogani Lutra, 9 (keponakan dari korban Made Gunarta). Beruntung, bocah Kadek Jogani Lutra berhasil selamat dari maut.
Informasi di lapangan, peristiwa maut ini bermula ketika bocah Made Mei Artana dan adik sepupunya, Kadek Jogani Lutra, mandi di pinggir Pantai Petangahan. Sedangkan korban Made Gunarta, saat itu menjaring ikan menggnakan jaring agak ke tengah laut. Made gunarta menjading ikan bersama dua adik kandungnya, yakni I Ketut Gunadiasa dan I Wayan Guna Wijaya. Ketut Gunadiasa sendiri merupakan ayah dari bocah Kadek Jogani Lutra.
Ketika dua bocah bersaudara sepupu itu tengah asyik mandi, tiba-tiba datang ombak besar menerjang dan menggulung mereka. Melihat kejadian tersebut, korban Made Gunarta dan adiknya berniat menolong anak mereka yang sudah terseret arus. Namun naas, Made Gunarta justru ikut terseret, lalu hilang tenggelam bersama anak kandungnya, Made Mei Antara.
Sedangkan Ketut Gunadiasa dan Wayan Guna Wijaya berhasil menyelamatkan bocah Kadek Jogani Lutra. Kemudian, bocah selamat yang baru berusia 9 tahun ini dibawa ke bibir pantai. Bocah Kadek Jogani selamat dari maut tanpa luka sedikit pun.
Sebaliknya, bocah Made Mei Antara dan ayahnya, Made Gunarta, hilang tenggelam pasca terseret arus. Hingga tadi malam, upaya pencarian yang dilakukan tim gabungan dari Basarnas, kepolisian, dan BPBD Tabanan, serta dibantu masyarakat setempat, belum membuahkan hasil. "Dua korban yang merupak bapak dan anak kandungnya belum ditemukan sampai saat ini,” ungkap Kapolek Selemadeg Barat, AKP I Wayan Sugita, saat diokonfirmasi NusaBali, Kamis malam.
Sementara itu, Kelian Dinas Banjar Daren, Desa Lalanglinggah, I Gede Sudiarta, juga menyatakan dua warganya yang hilang terseret arus di Pantai Petangahan belum ditemukan. Masyarakat Banjar Daren sudah ramai-ramai terjun ke pantai yang berjarak 1,5 kilometer dari pusat desa untuk ikut melakukan pencarian. "Tapi, sampai sekarang bapak dan anaknya yang terseret arus itu belum ditemukan," terang Gede Sudiarta yang dikonfirmasi terpisah, tadi malam.
Sudiarta mengatakan, sesuai dengan informasi awal yang diterimanya, bocah Made Mei Antara dan Kadek Jogani Lutra memang sedang mandi saat dihantam ombak besar. Sedangkan ayah mereka sedang menjaring ikan. "Begitu kejadian, ayah mereka secara bersama-sama berusaha menolong keda bocah. Dalam musibah ini, tiga orang selamat, namun Made Gunarta dan anaknya, Made Mei Antara, tidak bisa diselamatkan," jelas Sudiarta.
Menurut Sudiarta, pihak keluarga masih terus menunggu kabar terbaru terkait bapak-anak yang hilang terseret ombak ini. Namun, informasi dari Tim SAR, upaya pencarian tadi malam tak bisa dilakukan karena ombak sedang mengamuk. "Saya sebenarnya tidak ke lokasi, karena kaki saya keseleo. Tapi, informasinya Tim SAR belum bisa melakukan pencarian ke tengah laut karena ombaknya besar," beber Sudiarta.
Sedangkan Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Tababan, I Putu Trisna Widiatmika, mengatakan pencarian korban terseret arus dengan melibat Basarnas, Pol Air Polres Tabanan, Polsek Selemadeg Barat, PMI Tabanan, dan masyarakat masih dilakukan. Pencarian dilakukan dengan cara menyisir sepanjang Pantai Petangahan, Desa Lalanglinggah.
"Tim Basarnas tidak bisa melakukan pencarian ke tengah laut, karena ombaknya besar dan sudah malam. Kami hanya lakukan penyisiran di bibir pantai," ungkap Putu Trisna yang tadi malam berada di lokasi kejadian bersama anggota TRC BPBD Tabanan. "Hingga malam ini pukul 21.32 Wita, kedua korban belum ditemukan," tandas Putu Trisna.
Korban Made Gunarta sendiri memiliki dua orang anak dari pernikahannya dengan Ni Made Sukerti. Bocah Made Mei Antara yang terseret ombak merupakan anak kedua. Saat ini, bocah malang tersebut masih duduk di Kelas VI SD. Kesehariannya, Made Gunarta bekerja sebagai petani dan peternak sapi. *des
1
Komentar