3 Srikandi Incumbent Terobos Dominasi PDIP di Tabanan
Meliani, Sri Labantari, Dayu Candrawati Ngaku Bersyukur Bisa Lolos
TABANAN, NusaBali
Ada yang menarik di tengah dahsyatnya gempuran PDIP, yang mendominasi 28 kursi dari total 40 kursi DPRD Tabanan hasil Pileg 2019. Tiga Srikandi berstatus caleg incumbent dari parpol non PDIP, yakni Ni Made Meliani (Golkar), Ni Nengah Sri Labantari (Gerindra), dan Ida Ayu Ketut Candrawati (NasDem) berhasil selamat dan lolos ke DPRD Tabanan 2019-2024.
Ni Made Meliani lolos dari lubang jarum perebutan kursi DPRD Tabanan Dapil I (Kecamnatan Tabanan-Kerambitan), dengan perolehan 4.431 suara. Made Meliani adalah caleg incumbent yang kini masih menjabat Wakil Ketua DPRD Tabanan 2014-2019 dari Fraksi Golkar. Mantan Sekretaris DPD II Golkar Tabanan ini sudah dua periode duduk di legislatif.
Sedangkan Ni Nengah Sri Labantari, berhasil selamat dari maut dalam tarung neraka di Dapil IV (Kecamatan Marga-Tabanan). Ketua DPC Gerindra Tabanan ini lolos ke DPRD Tabanan 2019-2024 dengan perolehan hanya kisaran 1.800 suara. Saat ini, Sri Labantari masih menjabat Wakil Ketua DPRD Tabanan 2014-2019 dari Fraksi Gerindra.
Demikian pula Ida Ayu Ketut Candrwa, berhasil selamat dari maut dalam tarung neraka di Dapil IV (Marga-Tabanan). Hebatnya, Srikandi NasDem ini lolos ke kursi DPRD Tabanan 2019-2024 dengan perolehan suara cukup lumayan, mencapai 5.113 suara. Saat ini, Dayu Candrawati duduk di Komisi IV DPRD Tabanan 2014-2019.
Ketiga Srikandi tangguh ini harus berjuang ekstra berat untuk bisa lolos ke DPRD Tabanan dalam Pileg 2019. Terlebih Made Meliani, yang sejak awal pendaftaran sebagai cakal caleg sudah menemui banyak kendala. Namanya nyaris tak dicantumkan dalam pencalegan di internal Golkar. Bahkan, Meliani sempat mengamuk di Kantor KPU Tabanan, sebelum kemudian dimasukkan Golkar sebagai caleg ke Pileg 2019.
Kepada NusaBali, Meliani mengaku sangat bersyukur pada akhirnya bisa lolos lagi ke kursi DPRD Tabanan 2019-2024. Apalagi, dia harus bertarung di Dapil I (Kecamatan Tabanan-Kerambitan) yang dijuluki sebagai Dapil Neraka. “Beruntung, saya punya pendukung setia. Astungkara saya bisa lolos lagi, terimakasih kepada masyarakat," ujar Meliani di Tabanan, Kamis (2/5).
Meliani sendiri mengaku sempat dag dig dug. Pasalnya, Golkar mulanya diisukan hanya meraih 1 satu kursi di Dapil I. Ternyata, Golkar dapat 2 kursi di Dapil Neraka ini. Satu kursi lagi bagi Golkar direbut I Made Asta Darma, yang juga berstatus caleg incumbent. "Syukurlah Golkar tetap mampu pertahankan 2 kurdi di Dapil I,” tegas Meliani.
Berdasarkan hasil pleno tingkat kecamatan, Meliani lolos ke legislatif dengan perolehan 4.431 suara. Terbanyak direbut di tanah kelahirannya yakni Desa Penarukan, Kecamatan Kerambitan, disusul kemudian di Desa Denbantas (Kecamatan Tabanan). "Masyarakat percaya dengan saya, karena saya tidak pernah memauk (berbohong, Red). Kalau memauk, mungkin saya sudah habis di tengah gempuran lawan dari berbagai arah," tandas mantan Ketua Fraksi Golkar DPRD Tabanan 2009-2014 ini.
Menurut Meliani, tarung Pileg 2019 benar-benar sengit dan dilalui dengan sangat melelahkan. Beruntung, dirinya sudah mulai start bekerja sejak awal 2018. Dari kegigihan itu, Meliani bisa bertahan. Kegigihan serupa juga dilakukan rekan-rekan separtainya, sehingga Golkar masih bisa membentuk satu fraksi di DPRD Tabanan 2019-2024 dengan kekuatan 5 kursi---berkurang 1 kursi ketimbang hasil Pileg 2014.
Setelah lolos lagi ke kursi Dewan, Srikandi Golkar kelahiran 10 Agustus 1963 ini akan berusaha memperjuangkan aspirasi masyarakat sesuai dengan kemampuanya. Meliani sendiri juga berpeluang menduduki kembali kursi Wakil Ketua DPRD Tabanan dari Fraksi Golkar. "Saya berharap pemilihan Wakil Ketua Dewan di internal Golkar agar sesuai dengan mekanisme, jangan sampai kayak dulu," tegas Meliani yang kini menjabat Bendahara DPD II Golkar Tabanan.
Sementara itu, perjuangan berat juga dirasakan Ida Ayu Ketut Candrawati, caleg incumbent dari NasDem Dapil IV (Marga-Kediri). Berkat kegigihannya, Srikandi Politik asal Banjar Dinas Cau, Desa Tua, Kecamatan Marga ini akhirnya berhasil lolos dengan mendulang 5.113 suara.
Menurut Candrawati, pertarungan Pileg 2019 sangat sengit dan perlu kerja keras, karena pilihan masyarakat sulit ditebak dan banyak janji mereka yang tidak bisa dipegang. "Saat simakrama sudah lancar dan masyarakat menyatakan mau membantu, tapi kenyataannya beda. Syukurlah banyak juga masyarakat masih setia dengan saya," tutur Candrawati kepada NusaBali.
Candrawati mengaku sangat gembira, karena NasDem naik daun di Pileg 2019 ini. Mulanya, NasDem hanya dapat 2 kursi DPRD Tabanan saat Pileg 2014 lalu, masing-masing melalui I Gusti Ngurah Sanjaya (Dapil Penebel-Baturiti) dan Candrawati sendiri. Kini, Candrawati dan IGN Sanjaya lolos lagi bersama I Gede Sudiartha, caleg new comer dari Dapil I (Tabanan-Kerambitan) yang notabene mantan kader PDIP.
Di sisi lain, Nengah Sri Labantari juga mengaku sangat bersyukur bisa lolos lagi ke DPRD Tabanan 2019-2024, meskipun perolehan suaranya jauh dari prediksi. Sri Labantari awalnya pasang target sekitar 5.000-6.000 suara. Namun, nyatanya hanya mampu meraih 1.800 suara.
"Ini bagaikan badai, karena saat saya turun ke lapangan, masyarakat di daerah binaan yang sudah syaa bina selama 5 tahun sangat antusias. Namun nyatanya, saat hari H coblosan Pileg 2019, hasilnya sangat berbeda," sesal Sarikandi Politik pertama di Tananan yang terpilih menjadi Wakil Ketua DPRD Tabanan hasil Pileg 2014 ini.
Menurut Sri Labantari, melesetnya prediksi ini terjadi karena beberapa faktor. Salah satunya, masyarakat takut terhadap kesepakatan yang dibuat pihak adat. Padahal, awalnya masyarakat mengaku tidak akan menghiraukan kesepakatan adat tersebut, sehingga Sri Labantari percaya diri. "Wajar saya percaya diri, karena sambutan masyarakat saat saya turun sangat luar bisa. Apalagi saat perlu bantuan, mereka saya bantu. Namun, tetap saja kebobolan," keluh politisi-pengusaha asal Desa Abiantuwung, Kecamatan Kediri, Tabanan ini.
Bukan hanya suara Sri Labantari yang anjlok drastis dibanding Pileg 2014 lalu, ketika dia lolos ke Dewan dengan memperoleh 3.367 suara. Gerindra juga kehilangan 1 kursi dari semula 4 kursi hasil Pileg 2014 menjadi 3 kursi DPRD Tabanan 2019-2024. Itu artinya, Gerindra teranvam tak bisa membentuk satu fraksi tersendiri.
Meski demikian, Sri Labantari mengaku opitimistis kursi Wakil Ketua DPRD Tabanan hasil Pileg 2019 akan mampu dipertahankan Gerindra. "Gerindra masih ada di posisi ketiga di DPRD Tabanan (dibawah PDIP yang meraih 28 kursi dan Golkar yang raih 5 kursi, Red)," tegas Sri Labantari. *des
Ni Made Meliani lolos dari lubang jarum perebutan kursi DPRD Tabanan Dapil I (Kecamnatan Tabanan-Kerambitan), dengan perolehan 4.431 suara. Made Meliani adalah caleg incumbent yang kini masih menjabat Wakil Ketua DPRD Tabanan 2014-2019 dari Fraksi Golkar. Mantan Sekretaris DPD II Golkar Tabanan ini sudah dua periode duduk di legislatif.
Sedangkan Ni Nengah Sri Labantari, berhasil selamat dari maut dalam tarung neraka di Dapil IV (Kecamatan Marga-Tabanan). Ketua DPC Gerindra Tabanan ini lolos ke DPRD Tabanan 2019-2024 dengan perolehan hanya kisaran 1.800 suara. Saat ini, Sri Labantari masih menjabat Wakil Ketua DPRD Tabanan 2014-2019 dari Fraksi Gerindra.
Demikian pula Ida Ayu Ketut Candrwa, berhasil selamat dari maut dalam tarung neraka di Dapil IV (Marga-Tabanan). Hebatnya, Srikandi NasDem ini lolos ke kursi DPRD Tabanan 2019-2024 dengan perolehan suara cukup lumayan, mencapai 5.113 suara. Saat ini, Dayu Candrawati duduk di Komisi IV DPRD Tabanan 2014-2019.
Ketiga Srikandi tangguh ini harus berjuang ekstra berat untuk bisa lolos ke DPRD Tabanan dalam Pileg 2019. Terlebih Made Meliani, yang sejak awal pendaftaran sebagai cakal caleg sudah menemui banyak kendala. Namanya nyaris tak dicantumkan dalam pencalegan di internal Golkar. Bahkan, Meliani sempat mengamuk di Kantor KPU Tabanan, sebelum kemudian dimasukkan Golkar sebagai caleg ke Pileg 2019.
Kepada NusaBali, Meliani mengaku sangat bersyukur pada akhirnya bisa lolos lagi ke kursi DPRD Tabanan 2019-2024. Apalagi, dia harus bertarung di Dapil I (Kecamatan Tabanan-Kerambitan) yang dijuluki sebagai Dapil Neraka. “Beruntung, saya punya pendukung setia. Astungkara saya bisa lolos lagi, terimakasih kepada masyarakat," ujar Meliani di Tabanan, Kamis (2/5).
Meliani sendiri mengaku sempat dag dig dug. Pasalnya, Golkar mulanya diisukan hanya meraih 1 satu kursi di Dapil I. Ternyata, Golkar dapat 2 kursi di Dapil Neraka ini. Satu kursi lagi bagi Golkar direbut I Made Asta Darma, yang juga berstatus caleg incumbent. "Syukurlah Golkar tetap mampu pertahankan 2 kurdi di Dapil I,” tegas Meliani.
Berdasarkan hasil pleno tingkat kecamatan, Meliani lolos ke legislatif dengan perolehan 4.431 suara. Terbanyak direbut di tanah kelahirannya yakni Desa Penarukan, Kecamatan Kerambitan, disusul kemudian di Desa Denbantas (Kecamatan Tabanan). "Masyarakat percaya dengan saya, karena saya tidak pernah memauk (berbohong, Red). Kalau memauk, mungkin saya sudah habis di tengah gempuran lawan dari berbagai arah," tandas mantan Ketua Fraksi Golkar DPRD Tabanan 2009-2014 ini.
Menurut Meliani, tarung Pileg 2019 benar-benar sengit dan dilalui dengan sangat melelahkan. Beruntung, dirinya sudah mulai start bekerja sejak awal 2018. Dari kegigihan itu, Meliani bisa bertahan. Kegigihan serupa juga dilakukan rekan-rekan separtainya, sehingga Golkar masih bisa membentuk satu fraksi di DPRD Tabanan 2019-2024 dengan kekuatan 5 kursi---berkurang 1 kursi ketimbang hasil Pileg 2014.
Setelah lolos lagi ke kursi Dewan, Srikandi Golkar kelahiran 10 Agustus 1963 ini akan berusaha memperjuangkan aspirasi masyarakat sesuai dengan kemampuanya. Meliani sendiri juga berpeluang menduduki kembali kursi Wakil Ketua DPRD Tabanan dari Fraksi Golkar. "Saya berharap pemilihan Wakil Ketua Dewan di internal Golkar agar sesuai dengan mekanisme, jangan sampai kayak dulu," tegas Meliani yang kini menjabat Bendahara DPD II Golkar Tabanan.
Sementara itu, perjuangan berat juga dirasakan Ida Ayu Ketut Candrawati, caleg incumbent dari NasDem Dapil IV (Marga-Kediri). Berkat kegigihannya, Srikandi Politik asal Banjar Dinas Cau, Desa Tua, Kecamatan Marga ini akhirnya berhasil lolos dengan mendulang 5.113 suara.
Menurut Candrawati, pertarungan Pileg 2019 sangat sengit dan perlu kerja keras, karena pilihan masyarakat sulit ditebak dan banyak janji mereka yang tidak bisa dipegang. "Saat simakrama sudah lancar dan masyarakat menyatakan mau membantu, tapi kenyataannya beda. Syukurlah banyak juga masyarakat masih setia dengan saya," tutur Candrawati kepada NusaBali.
Candrawati mengaku sangat gembira, karena NasDem naik daun di Pileg 2019 ini. Mulanya, NasDem hanya dapat 2 kursi DPRD Tabanan saat Pileg 2014 lalu, masing-masing melalui I Gusti Ngurah Sanjaya (Dapil Penebel-Baturiti) dan Candrawati sendiri. Kini, Candrawati dan IGN Sanjaya lolos lagi bersama I Gede Sudiartha, caleg new comer dari Dapil I (Tabanan-Kerambitan) yang notabene mantan kader PDIP.
Di sisi lain, Nengah Sri Labantari juga mengaku sangat bersyukur bisa lolos lagi ke DPRD Tabanan 2019-2024, meskipun perolehan suaranya jauh dari prediksi. Sri Labantari awalnya pasang target sekitar 5.000-6.000 suara. Namun, nyatanya hanya mampu meraih 1.800 suara.
"Ini bagaikan badai, karena saat saya turun ke lapangan, masyarakat di daerah binaan yang sudah syaa bina selama 5 tahun sangat antusias. Namun nyatanya, saat hari H coblosan Pileg 2019, hasilnya sangat berbeda," sesal Sarikandi Politik pertama di Tananan yang terpilih menjadi Wakil Ketua DPRD Tabanan hasil Pileg 2014 ini.
Menurut Sri Labantari, melesetnya prediksi ini terjadi karena beberapa faktor. Salah satunya, masyarakat takut terhadap kesepakatan yang dibuat pihak adat. Padahal, awalnya masyarakat mengaku tidak akan menghiraukan kesepakatan adat tersebut, sehingga Sri Labantari percaya diri. "Wajar saya percaya diri, karena sambutan masyarakat saat saya turun sangat luar bisa. Apalagi saat perlu bantuan, mereka saya bantu. Namun, tetap saja kebobolan," keluh politisi-pengusaha asal Desa Abiantuwung, Kecamatan Kediri, Tabanan ini.
Bukan hanya suara Sri Labantari yang anjlok drastis dibanding Pileg 2014 lalu, ketika dia lolos ke Dewan dengan memperoleh 3.367 suara. Gerindra juga kehilangan 1 kursi dari semula 4 kursi hasil Pileg 2014 menjadi 3 kursi DPRD Tabanan 2019-2024. Itu artinya, Gerindra teranvam tak bisa membentuk satu fraksi tersendiri.
Meski demikian, Sri Labantari mengaku opitimistis kursi Wakil Ketua DPRD Tabanan hasil Pileg 2019 akan mampu dipertahankan Gerindra. "Gerindra masih ada di posisi ketiga di DPRD Tabanan (dibawah PDIP yang meraih 28 kursi dan Golkar yang raih 5 kursi, Red)," tegas Sri Labantari. *des
Komentar