Pelopor Jewellery Painting Gelar Pameran Tropicana Indonesia
Seniman perhiasan, I Komang Tri Darmaja, menggelar pameran Jewellery Painting bertajuk ‘Tropicana Indonesia'.
MANGUPURA, NusaBali
Pameran yang digelar, Kamis (2/5) ini berlangsung di Hotel Pullman, Legian, Badung. Sebanyak 20 buah lukisan perhiasan garapan Komang Tri ditampilkan dengan bantuan para model cantik. Ia juga secara spontan melakukan jewellery painting di hadapan para tamu.
“Basically, background saya 9 tahun di dunia perhiasan. Tapi, kali ini saya memang khusus membuat suatu dimensi seni baru yang disebut ‘jepan’ atau jewellery painting yang menceritakan tentang keindahan Indonesia melalui tanamannya,” ungkap Komang Tri saat ditemui di lokasi pameran.
Motif-motif tanaman yang menginspirasi Komang Tri kebanyakan motif tanaman heliconia, daun singkong, bunga kamboja, dan juga ada sebuah lukisan yang menurutnya special dengan judul ‘When Bali Japan in Love’ yang terinspirasi dari kecintaan terhadap Jepang dan Indonesia, sehingga membuat kedua budayanya tampak mirip.
Karya itu dipersonifikasikan dengan motif bunga kamboja yang dipadukan dengan ikon khas Jepang, yakni bunga sakura. Selain motif tanaman, Komang Tri juga terinspirasi dari motif-motif lain dari Indonesia, seperti motif batik, candi bentar, penari Bali, kebudayaan, dan unsur lainnya yang mewakili Indonesia, khususnya Bali. Dengan bahan yang terdiri dari perak dan kristal swarovski, Komang Tri menyusun perhiasan-perhiasan mungil tersebut di atas sebidang spons berbentuk oktagon (segi delapan) dan membingkainya dengan kaca.
Menurut Komang Tri, pengerjaan lukisan perhiasan dari tahap sketsa, pembentukan, dan pengukiran kurang lebih dimulai sejak 6 bulan yang lalu. Sebuah lukisan menghabiskan waktu selama 1 bulan, namun waktu tersebut terbilang relatif bagi seniman asal Tabanan itu. “Memang ada sedikit keterbatasan. Setiap perhiasan perlu waktu untuk pengerjaannya, sehingga 20 ini adalah 20 lukisan terbaik yang bisa saya persembahkan untuk Artist Playground,” sambungnya.
Lanjut Komang Tri, tantangan sebagai seniman perhiasan menurutnya adalah berani atau tidaknya memulai karena minimnya referensi baik teknik maupun motif. Hal itu menurutnya berbeda dari seniman lukis yang bebas berekspresi menggunakan cat. Sedangkan, Komang Tri harus berkutat dengan perak dan berbagai bebatuan berkilau dengan menyusunnya satu per satu hingga menjadi sebuah maha karya yang indah.
Selain mengadakan pameran dan peragaan oleh para model, Komang Tri juga unjuk kebolehan dengan melukis perhiasan secara spontan di depan para tamu. Sepanjang pengalamannya sebagai seniman perhiasan, Komang Tri rupanya telah beberapa kali menorehkan prestasi. Ia merupakan sosok di balik megahnya mahkota Miss Universe Kanada 2010, Miss Earth Indonesia 2018, dan mahkota untuk Puteri Indonesia Bali 2011-2018. Selain itu, Komang Tri juga didaulat menjadi Official Jeweller untuk Miss Indonesia 2012 di Las Vegas, AS. Yang tidak kalah membanggakan, ia dinobatkan UNICEF sebagai Indonesian Young Leader Awardee. *cr41
“Basically, background saya 9 tahun di dunia perhiasan. Tapi, kali ini saya memang khusus membuat suatu dimensi seni baru yang disebut ‘jepan’ atau jewellery painting yang menceritakan tentang keindahan Indonesia melalui tanamannya,” ungkap Komang Tri saat ditemui di lokasi pameran.
Motif-motif tanaman yang menginspirasi Komang Tri kebanyakan motif tanaman heliconia, daun singkong, bunga kamboja, dan juga ada sebuah lukisan yang menurutnya special dengan judul ‘When Bali Japan in Love’ yang terinspirasi dari kecintaan terhadap Jepang dan Indonesia, sehingga membuat kedua budayanya tampak mirip.
Karya itu dipersonifikasikan dengan motif bunga kamboja yang dipadukan dengan ikon khas Jepang, yakni bunga sakura. Selain motif tanaman, Komang Tri juga terinspirasi dari motif-motif lain dari Indonesia, seperti motif batik, candi bentar, penari Bali, kebudayaan, dan unsur lainnya yang mewakili Indonesia, khususnya Bali. Dengan bahan yang terdiri dari perak dan kristal swarovski, Komang Tri menyusun perhiasan-perhiasan mungil tersebut di atas sebidang spons berbentuk oktagon (segi delapan) dan membingkainya dengan kaca.
Menurut Komang Tri, pengerjaan lukisan perhiasan dari tahap sketsa, pembentukan, dan pengukiran kurang lebih dimulai sejak 6 bulan yang lalu. Sebuah lukisan menghabiskan waktu selama 1 bulan, namun waktu tersebut terbilang relatif bagi seniman asal Tabanan itu. “Memang ada sedikit keterbatasan. Setiap perhiasan perlu waktu untuk pengerjaannya, sehingga 20 ini adalah 20 lukisan terbaik yang bisa saya persembahkan untuk Artist Playground,” sambungnya.
Lanjut Komang Tri, tantangan sebagai seniman perhiasan menurutnya adalah berani atau tidaknya memulai karena minimnya referensi baik teknik maupun motif. Hal itu menurutnya berbeda dari seniman lukis yang bebas berekspresi menggunakan cat. Sedangkan, Komang Tri harus berkutat dengan perak dan berbagai bebatuan berkilau dengan menyusunnya satu per satu hingga menjadi sebuah maha karya yang indah.
Selain mengadakan pameran dan peragaan oleh para model, Komang Tri juga unjuk kebolehan dengan melukis perhiasan secara spontan di depan para tamu. Sepanjang pengalamannya sebagai seniman perhiasan, Komang Tri rupanya telah beberapa kali menorehkan prestasi. Ia merupakan sosok di balik megahnya mahkota Miss Universe Kanada 2010, Miss Earth Indonesia 2018, dan mahkota untuk Puteri Indonesia Bali 2011-2018. Selain itu, Komang Tri juga didaulat menjadi Official Jeweller untuk Miss Indonesia 2012 di Las Vegas, AS. Yang tidak kalah membanggakan, ia dinobatkan UNICEF sebagai Indonesian Young Leader Awardee. *cr41
Komentar