Merana Sejak 1999, Desa Kayubihi Langsung Sukses Loloskan Dua Caleg
Desa Kayubihi, Kecamatgan Bangli mencatat sejarah tersendiri dalam Pileg 2019.
BANGLI, NusaBali
Untuik kali pertama desa dengan jumlah penduduk terbesar ke-16 di Kabupaten Bangli ini berhasil meloloskan caleg ke kursui legislatif, sejak Pemilu perdana era Reformasi 1999. Bukan tanggung-tanggung, Desa Kayubihi meloloskan sekaligus 2 caleg ke DPRD Bangli 2019-2024, yakni I Wayan Merta Suteja (PDIP) dan I Ketut Guna (NasDem).
Berdasarkan hasil pleno KPU Bangli, I Wayan Merta Suteja (asal Banjar Kayubihi, Desa Kayubihi) lolos ke kursi DPRD Bangli 2019-2024 dari Dapil Kecamatan Bangli dengan meraih 3.141 suara. Sedangkan I Ketut Guna (asal Banjar Kayang, Desa Kayubihi) lolos ke kursi legislatif dengan perolehan 2.304 suara.
Mereka lolos ke DPRD Bangli 2019-2024 dari Dapil Kecamatan Bangli bersama 4 caleg lainnya asal parpol berbeda. Mereka masing-masing I Gusti Nyoman Bagus Triana Putra (caleg new comer PDIP/lolos dengan 5.292 suara), Ni Nengah Dwi Madya Yani (incumbent PDIP/2.777 suara), I Nengah Darsana (incumbent Golkar/2.284 suara), dan I Wayan Wedana (incumbent PKPI/2.374 suara).
Dalam Pileg 2019, ada 3 caleg asal Desa Kayubihi yang berebut kursi DPRD Bangli. Satu caleg lagi adalah I Wayan Budiarta, yang maju berebut kursi DPRD Bangli sbagai caleg PKPI. Sayangnya, politisi PKPI asal Banjar Kayang, Desa Kayubihi ini gagal lolos ke kursi Dewan.
Inilah untuk kali pertama Desa Kayubihi berhasil meloloskan calegnya ke kursi DPRD Bangli sejak era Reformasi 1999. Sebelumnya, desa dengan jumlah pemilih terbanyak ke-12 yakni mencapai 4.372 orang ini tak pernah bisa meluluskan wakil rakyat ke DPRD Bangli.
Dalam tarung Pileg 2014, misalnya, ada dua caleg dari Desa Kayubihi yang tarung berebut kursi DPRD Bangli, namun gagal lolos ke Dewan. Mereka masing-masing I Ketut Guna (yang kala itu maju PDIP Dapil Kecamatan Bangli-Tembuku) dan I Wayan Suganda (dari Gerindra Dapil Kecamatan Bangli-Tembuku). Kala itu, Ketut Guna gagal lolos dengan raihan suara sebetulnya cukup besar, 2.555 suara. Sementara I Wayan Suganda kala itu hanya memperoleh 611 suara. Ini ironis, padahal Desa Kayubihi merupakan desa di Bangli dengan jumlah pemilih terbanyak ke-12.
Sekadar dicatat, dari total 72 desa/kelurahan di Kabupaten Bangli, Desa Peninjoan (Kecamatan Tembuku) memiliki jumlah pemilih terbanyak untuk tarung Pileg 2019, yakni mencapai 7.570 orang. Sedangkan Kelurahan Kawan (Kecamatan Bangli) menduduki peringkat kedua dengan 7.069 pemilih. Desa Songan B (Kecamatan Kintamani) berada di posisi ketiga dengan 6.963 pemilih. Sementara Desa Yangapi (Kecamat Tembuku) menempati peringkat keempat dengan 6.840 pemilih.
Sedangkan Desa Sulahan (Kecamatan Susut) menempati peringkat kelima dengan jumlah pemilih mencapai 6.607 orang, disusul Kelurahan Cempaga (Kecamatan Bangli/6.499 pemilih), Desa Jehem (Kecamatan Tembuku/6.106 pemilih), Desa Tiga (Kecamatan Susut/5.632 pemilih), Desa Abuan (Kecamatan Susut/5.475 pemilih), Desa Tamanbali (Kecamatan Bangli/5.286 pemilih), Desa Songan A (Kecamatan Kintamani/4.933 pemilih), Desa Batur Selatan (Kecamatan Kintamani/4.792 pemilih), Kelurahan Bebalang (Kecamatan Bangli/4.428 pemilih), Desa Sukawana (Kecamatan Kintamani/4.406 pemilih), dan Desa Kayubihi (Kecamatan Bangli/4.372 pemilih).
Kini dalam Pileg 2019, Wayan Merta Suteja (PDIP) dan Ketut Guna (mantan kader PDIP yang hijrah ke NasDem), berhasil mendobrak mitos Desa Kayubihi dengan lolos ke DPRD Bangli 2019-2024. Merta Suteja sangat bersyukur bisa lolos ke kursi legislatif. Sebagai bentuk syukur, Merta Suteja pun ritual keliling pura-pura untuk lakukan persembahyangan. “Usai coblosan Pileg, 17 April 2019, kami melakukan persembahyangan ke beberapa pura,” tutur Merta Suteja kepada NusaBali di Bangli, Senin (6/5).
Merta Suteja mengatakan, program yang akan diperjuangkannya setelah jadi anggota Dewan nanti adalah masalah perbaikan infrastruktur. “Termasuk fasilitas olahraga di Bangli sangat perlu ditingkatkan. Selain itu, juga terkait masalah KK miskin yang tidak memiliki rumah layak huni,” terang Merta Suteja.
Sedangkan Ketut Guna, yang dikonfirmasi NusaBali terpisah, Senin kemarin, mengaku siap memperjuangkan aspirasi masyakarat setelah duduk di kursi legislatif. “Raihan suara yang kami dapat merupakan sebuah kepercayaan. Saya siap mengemban amanah masyarakat,” tandas Ketut Guna.
Sementara itu, Kepala Desa (Perbekel) Kayubihi, I Ketut Widiana, mengaku sangat bersyukur karena baru dalam Pileg 2019 ini desanya mamapu menempatkan wakil di DPRD Bangli. “Kami bersyukur sekali, karena dari beberpa kali pelaksanaan Pemilu sebelumnya, Desa Kayubihi mampu meloloskan wakilnya ke Dewan. Lebih membanggakan lagi, kali ini bahkan ada dua caleg sekaligus yang lolos ke DPRD Bangli,” tegas Ketut Widana, Senin kemarin.
Menurut Widana, berdasarkan hasil penghitungan suara, dari total jumlah 4.372 pemilih di Desa Kayubihi, ternyata suara mereka dominan diberikan untuk kedua caleg terpilih ini. Hal itu membuktikan masyarakat Desa Kayubihi tak ingin hanya jadi penonton, melainkan bertekad kuat untuk memilki wakil dari desa sendiri ke DPRD Bangli. "Tentu ini sudah menjadi komitmen masyarakat agar memiliki perwakilan di legislatif," sergah Widana.
Widiana berharap Merta Suteja dan Ketut Guna ke depanya mampu memperjuangan aspirasi masyarakat Kayubihi di pemerintahan. "Selama ini, dana yang diserap ke Desa Kayubihi tidak maksimal,” katanya. Dengan memiliki dua wakil rakyat di Dewan, menurut Widana, nanti bisa bersama-sama ikut memfasilitasi dan memerjuangkan aspirasi yang muncul di masyarakat. *esa
Berdasarkan hasil pleno KPU Bangli, I Wayan Merta Suteja (asal Banjar Kayubihi, Desa Kayubihi) lolos ke kursi DPRD Bangli 2019-2024 dari Dapil Kecamatan Bangli dengan meraih 3.141 suara. Sedangkan I Ketut Guna (asal Banjar Kayang, Desa Kayubihi) lolos ke kursi legislatif dengan perolehan 2.304 suara.
Mereka lolos ke DPRD Bangli 2019-2024 dari Dapil Kecamatan Bangli bersama 4 caleg lainnya asal parpol berbeda. Mereka masing-masing I Gusti Nyoman Bagus Triana Putra (caleg new comer PDIP/lolos dengan 5.292 suara), Ni Nengah Dwi Madya Yani (incumbent PDIP/2.777 suara), I Nengah Darsana (incumbent Golkar/2.284 suara), dan I Wayan Wedana (incumbent PKPI/2.374 suara).
Dalam Pileg 2019, ada 3 caleg asal Desa Kayubihi yang berebut kursi DPRD Bangli. Satu caleg lagi adalah I Wayan Budiarta, yang maju berebut kursi DPRD Bangli sbagai caleg PKPI. Sayangnya, politisi PKPI asal Banjar Kayang, Desa Kayubihi ini gagal lolos ke kursi Dewan.
Inilah untuk kali pertama Desa Kayubihi berhasil meloloskan calegnya ke kursi DPRD Bangli sejak era Reformasi 1999. Sebelumnya, desa dengan jumlah pemilih terbanyak ke-12 yakni mencapai 4.372 orang ini tak pernah bisa meluluskan wakil rakyat ke DPRD Bangli.
Dalam tarung Pileg 2014, misalnya, ada dua caleg dari Desa Kayubihi yang tarung berebut kursi DPRD Bangli, namun gagal lolos ke Dewan. Mereka masing-masing I Ketut Guna (yang kala itu maju PDIP Dapil Kecamatan Bangli-Tembuku) dan I Wayan Suganda (dari Gerindra Dapil Kecamatan Bangli-Tembuku). Kala itu, Ketut Guna gagal lolos dengan raihan suara sebetulnya cukup besar, 2.555 suara. Sementara I Wayan Suganda kala itu hanya memperoleh 611 suara. Ini ironis, padahal Desa Kayubihi merupakan desa di Bangli dengan jumlah pemilih terbanyak ke-12.
Sekadar dicatat, dari total 72 desa/kelurahan di Kabupaten Bangli, Desa Peninjoan (Kecamatan Tembuku) memiliki jumlah pemilih terbanyak untuk tarung Pileg 2019, yakni mencapai 7.570 orang. Sedangkan Kelurahan Kawan (Kecamatan Bangli) menduduki peringkat kedua dengan 7.069 pemilih. Desa Songan B (Kecamatan Kintamani) berada di posisi ketiga dengan 6.963 pemilih. Sementara Desa Yangapi (Kecamat Tembuku) menempati peringkat keempat dengan 6.840 pemilih.
Sedangkan Desa Sulahan (Kecamatan Susut) menempati peringkat kelima dengan jumlah pemilih mencapai 6.607 orang, disusul Kelurahan Cempaga (Kecamatan Bangli/6.499 pemilih), Desa Jehem (Kecamatan Tembuku/6.106 pemilih), Desa Tiga (Kecamatan Susut/5.632 pemilih), Desa Abuan (Kecamatan Susut/5.475 pemilih), Desa Tamanbali (Kecamatan Bangli/5.286 pemilih), Desa Songan A (Kecamatan Kintamani/4.933 pemilih), Desa Batur Selatan (Kecamatan Kintamani/4.792 pemilih), Kelurahan Bebalang (Kecamatan Bangli/4.428 pemilih), Desa Sukawana (Kecamatan Kintamani/4.406 pemilih), dan Desa Kayubihi (Kecamatan Bangli/4.372 pemilih).
Kini dalam Pileg 2019, Wayan Merta Suteja (PDIP) dan Ketut Guna (mantan kader PDIP yang hijrah ke NasDem), berhasil mendobrak mitos Desa Kayubihi dengan lolos ke DPRD Bangli 2019-2024. Merta Suteja sangat bersyukur bisa lolos ke kursi legislatif. Sebagai bentuk syukur, Merta Suteja pun ritual keliling pura-pura untuk lakukan persembahyangan. “Usai coblosan Pileg, 17 April 2019, kami melakukan persembahyangan ke beberapa pura,” tutur Merta Suteja kepada NusaBali di Bangli, Senin (6/5).
Merta Suteja mengatakan, program yang akan diperjuangkannya setelah jadi anggota Dewan nanti adalah masalah perbaikan infrastruktur. “Termasuk fasilitas olahraga di Bangli sangat perlu ditingkatkan. Selain itu, juga terkait masalah KK miskin yang tidak memiliki rumah layak huni,” terang Merta Suteja.
Sedangkan Ketut Guna, yang dikonfirmasi NusaBali terpisah, Senin kemarin, mengaku siap memperjuangkan aspirasi masyakarat setelah duduk di kursi legislatif. “Raihan suara yang kami dapat merupakan sebuah kepercayaan. Saya siap mengemban amanah masyarakat,” tandas Ketut Guna.
Sementara itu, Kepala Desa (Perbekel) Kayubihi, I Ketut Widiana, mengaku sangat bersyukur karena baru dalam Pileg 2019 ini desanya mamapu menempatkan wakil di DPRD Bangli. “Kami bersyukur sekali, karena dari beberpa kali pelaksanaan Pemilu sebelumnya, Desa Kayubihi mampu meloloskan wakilnya ke Dewan. Lebih membanggakan lagi, kali ini bahkan ada dua caleg sekaligus yang lolos ke DPRD Bangli,” tegas Ketut Widana, Senin kemarin.
Menurut Widana, berdasarkan hasil penghitungan suara, dari total jumlah 4.372 pemilih di Desa Kayubihi, ternyata suara mereka dominan diberikan untuk kedua caleg terpilih ini. Hal itu membuktikan masyarakat Desa Kayubihi tak ingin hanya jadi penonton, melainkan bertekad kuat untuk memilki wakil dari desa sendiri ke DPRD Bangli. "Tentu ini sudah menjadi komitmen masyarakat agar memiliki perwakilan di legislatif," sergah Widana.
Widiana berharap Merta Suteja dan Ketut Guna ke depanya mampu memperjuangan aspirasi masyarakat Kayubihi di pemerintahan. "Selama ini, dana yang diserap ke Desa Kayubihi tidak maksimal,” katanya. Dengan memiliki dua wakil rakyat di Dewan, menurut Widana, nanti bisa bersama-sama ikut memfasilitasi dan memerjuangkan aspirasi yang muncul di masyarakat. *esa
1
Komentar