PUPRKP Tabanan Anggarkan Rp 3,1 M untuk Pemeliharaan Jalan
Tahun 2019 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Pemukiman (PUPRKP) Kabupaten Tabanan menganggarkan dana pemeliharaan jalan sebesar Rp 3,1 miliar.
TABANAN, NusaBali
Jumlah ini berkurang dibanding pada 2018 lalu yang sebesar Rp 3,8 miliar. Kepala Dinas PUPRKP Kabupaten Tabanan I Made Yudiana, menjelaskan panjang jalan Kabupaten Tabanan sepanjang 863,218 kilometer, dari total tersebut sepanjang 663,110 kilometer sudah dihotmix.
Di tengah keterbatasan anggaran dan skala prioritas pembangunan lainnya, tentu tidak seluruh jalan kabupaten bisa tuntas untuk program hotmix, melainkan dilakukan bertahap. “Tahun ini kami juga prioritaskan pemeliharaan jalan sebesar Rp 3,1 miliar,” ungkap Yudiana, Senin (6/5).
Diakuinya memang anggaran pemeliharaan Rp 3,1 miliar berkurang dari anggaran tahun 2018 sebesar Rp 3,8 miliar. Meskipun demikian anggaran ini akan dipergunakan maksimal. “Pemeliharaan jalan sebagai upaya menjaga kualitas jalan, dan hanya untuk pengadaan material dan upah tenaga,” imbuh Yudiana.
Yudiana mengakui biaya pemeliharaan rutin ini digunakan untuk melakukan perbaikan ruas jalan dengan kondisi kerusakan tidak lebih dari 5 persen. Dan tentunya disesuaikan dengan perkembangan keadaan ruas jalan sesuai dengan tingkat kerusakan. Begitupun perbaikan jalan dilakukan, menyesuaikan faktor cuaca, ketersediaan bahan, serta tingkat kerusakan.
Selain pemeliharaan jalan, kata Yudiana, tahun ini program hotmix akan direncanakan untuk empat ruas jalan yang didanai dari dana alokasi khusus (DAK). Di samping ada juga yang didanai dari BKK Provinsi Bali dan BKK Kabupaten Badung. “Namun untuk bantuan BKK Provinsi Bali serta Kabupaten Badung masih menunggu SK untuk ruas yang akan mendapatkan alokasi dana itu,” tuturnya.
Adapun ruas jalan yang akan ditangani DAK adalah jalan Banjar Selabih – Bukit Tumpeng, ruas Mekayu – Pancoran Kecamatan Selemadeg Barat, ruas jalan Desa Serampingan – Kelecung Kecamatan Selemadeg, dan ruas Jelijih – Munduk Ulan.
“Pengerjaan untuk empat ruas jalan tersebut masih proses tender. Diharapkan jika tidak ada kendala, pertengahan Juni sudah mulai kontrak,” tandasnya. *des
Di tengah keterbatasan anggaran dan skala prioritas pembangunan lainnya, tentu tidak seluruh jalan kabupaten bisa tuntas untuk program hotmix, melainkan dilakukan bertahap. “Tahun ini kami juga prioritaskan pemeliharaan jalan sebesar Rp 3,1 miliar,” ungkap Yudiana, Senin (6/5).
Diakuinya memang anggaran pemeliharaan Rp 3,1 miliar berkurang dari anggaran tahun 2018 sebesar Rp 3,8 miliar. Meskipun demikian anggaran ini akan dipergunakan maksimal. “Pemeliharaan jalan sebagai upaya menjaga kualitas jalan, dan hanya untuk pengadaan material dan upah tenaga,” imbuh Yudiana.
Yudiana mengakui biaya pemeliharaan rutin ini digunakan untuk melakukan perbaikan ruas jalan dengan kondisi kerusakan tidak lebih dari 5 persen. Dan tentunya disesuaikan dengan perkembangan keadaan ruas jalan sesuai dengan tingkat kerusakan. Begitupun perbaikan jalan dilakukan, menyesuaikan faktor cuaca, ketersediaan bahan, serta tingkat kerusakan.
Selain pemeliharaan jalan, kata Yudiana, tahun ini program hotmix akan direncanakan untuk empat ruas jalan yang didanai dari dana alokasi khusus (DAK). Di samping ada juga yang didanai dari BKK Provinsi Bali dan BKK Kabupaten Badung. “Namun untuk bantuan BKK Provinsi Bali serta Kabupaten Badung masih menunggu SK untuk ruas yang akan mendapatkan alokasi dana itu,” tuturnya.
Adapun ruas jalan yang akan ditangani DAK adalah jalan Banjar Selabih – Bukit Tumpeng, ruas Mekayu – Pancoran Kecamatan Selemadeg Barat, ruas jalan Desa Serampingan – Kelecung Kecamatan Selemadeg, dan ruas Jelijih – Munduk Ulan.
“Pengerjaan untuk empat ruas jalan tersebut masih proses tender. Diharapkan jika tidak ada kendala, pertengahan Juni sudah mulai kontrak,” tandasnya. *des
1
Komentar