Pasar Ramadhan, Masih Unggulkan Sate Susu
Pasar musiman menyambut bulan Ramadhan kembali digelar di ‘Kampung Jawa’ Dusun Wanasari mulai Senin (6/5).
DENPASAR, NusaBali
Primadonanya masih sama, kuliner sate susu yang menjadi sajian khas di bulan puasa. Dominasi Sate Susu itu dipajang di sepanjang gang area Masjid Baiturrahman Jalan Ahmad Yani Denpasar Barat, dengan lebih dari satu pedagang.
Berbeda halnya di tempat-tempat berbuka puasa, sate susu di Kampung Jawa ini selalu menjadi menu andal untuk berbuka dan paling banyak dicari. Pembuatan dari sate susu juga tidak sulit, namun memerlukan waktu yang tidak sebentar. Bahan dasarnya berasal dari kumpulan puting susu sapi.
Selanjutnya, puting susu sapi tersebut direbus hingga 2 sampai 4 jam, setelah hasil perebusan, puting susu sapi yang membeku dipotong-potong berbentuk dadu, kemudian dibumbui dengan bumbu plecing khas Bali kreasi masing-masing pedagang.
Total waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan sate susu sekitar setengah hari sampai siap dipasarkan. Sate susu ini paling pas dipasangkan dengan lontong, bumbu sambal dan sambal kuning yang berasal dari tepung beras dengan santan, dan rempah-rempah lainnya. Sate ini tidak diperbolehkan disimpan terlalu lama. Jadi, hanya bisa dikonsumsi pada hari yang sama saat membeli.
Harga yang pas dibandrol Rp 2.500 hingga Rp 3.000 per tusuk juga membuat para pembeli tidak segan-segan merogoh kocek yang tidak sedikit untuk membawa sekitar 20 hingga 40 tusuk sate susu sebagai menu berbuka puasa.
"Yang paling laku pas lagi Ramadhan gini ya sate susu, kayak paling sering dicari juga, makanya setiap Ramadhan saya selalu menjual sate ini. Alhamdulilah, selalu habis setiap harinya," kata salah seorang pedagang sate ini, Apung.*ant
Berbeda halnya di tempat-tempat berbuka puasa, sate susu di Kampung Jawa ini selalu menjadi menu andal untuk berbuka dan paling banyak dicari. Pembuatan dari sate susu juga tidak sulit, namun memerlukan waktu yang tidak sebentar. Bahan dasarnya berasal dari kumpulan puting susu sapi.
Selanjutnya, puting susu sapi tersebut direbus hingga 2 sampai 4 jam, setelah hasil perebusan, puting susu sapi yang membeku dipotong-potong berbentuk dadu, kemudian dibumbui dengan bumbu plecing khas Bali kreasi masing-masing pedagang.
Total waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan sate susu sekitar setengah hari sampai siap dipasarkan. Sate susu ini paling pas dipasangkan dengan lontong, bumbu sambal dan sambal kuning yang berasal dari tepung beras dengan santan, dan rempah-rempah lainnya. Sate ini tidak diperbolehkan disimpan terlalu lama. Jadi, hanya bisa dikonsumsi pada hari yang sama saat membeli.
Harga yang pas dibandrol Rp 2.500 hingga Rp 3.000 per tusuk juga membuat para pembeli tidak segan-segan merogoh kocek yang tidak sedikit untuk membawa sekitar 20 hingga 40 tusuk sate susu sebagai menu berbuka puasa.
"Yang paling laku pas lagi Ramadhan gini ya sate susu, kayak paling sering dicari juga, makanya setiap Ramadhan saya selalu menjual sate ini. Alhamdulilah, selalu habis setiap harinya," kata salah seorang pedagang sate ini, Apung.*ant
1
Komentar