Ibu dan Anak Bunuh Diri Minum Potas
Ibu Yatmiati Ningsih (50) dan anak YBW (8), di Pasuruan mengakhiri hidupnya bersama dengan cara meminum racun ikan.
PASURUAN, NusaBali
Seorang Sebelum tewas, warga Dusun Beji Kidul, Desa Sumbersuko, Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan ini ditemukan sekarat di dalam kamar.
Dari mulut mereka terlihat keluar busa. Aksi bunuh diri pertama diketahui suami korban, Lamat (50), Senin (6/5) pukul 23.00 WIB.
"Saat masuk ke dalam kamar, ayah 4 anak itu melihat tubuh istri dan anak bungsunya sekarat dengan mulut mengeluarkan busa. Ia langsung berteriak meminta tolong," kata Kapolsek Purwosari AKP Made Suardana, Selasa (7/5) seperti dilansir detik.
Lamat dan anaknya yang sudah dewasa, M Yusuf, lalu membawa tubuh kedua korban keluar. Bidan desa sempat dipanggil, namun nyawa kedua korban tak tertolong.
"15 menit setelah ditemukan korban meninggal," terang Made.
Polisi menyebut, racun ikan yang diminum sejenis potas. Hal itu terlihat dari barang bukti di dekat korban berupa 3 gelas kaca berisi sisa cairan potas yang diminum kedua korban.
"Suami korban ini juga sering cari ikan pakai potas. Diduga itu (yang diminum korban) potas suaminya," terang Made.
Bukti lain pengakuan Yusuf (33), anak korban. Yusuf menyatakan dalam surat pernyataan bahwa ibu dan adiknya meninggal karena minum potas.
"Bahwa ibu saya dan adik saya meninggal dunia karena melakukan bunuh diri dengan cara minum cairan potas (obat ikan)," demikian tulis Yusuf.
Suardana menduga aksi nekat tersebut dilakukan Yatmi karena tekanan ekonomi. "Korban ini punya 4 anak, ada yang sudah menikah. Yang paling kecil YBW itu, kelas 2 SD," kata Suardana.
Suaminya sendiri bekerja serabutan. Ia lalu mengajak anaknya ikut mengakhiri hidup. "Sebelumnya sempat ada cekcok antara korban dan suaminya. Biasa, masalah keluarga. Masalah ekonomi. Apalagi ini kan puasa dan hari raya," terang Made.
Sebelum bunuh diri, Yatmi meninggalkan untuk suami dan anaknya Yusuf. Kedua surat ditulis dalam bahasa Jawa. Surat untuk Lamat berbunyi (kurang lebih): "Aku minta maaf. Aku yang salah. Aku yang menghabiskan uangmu."
Sementara surat kedua ditujukan untuk M Yusuf, anaknya. Surat tersebut berbunyi (kurang lebih): "Aku Ningsih, Sup (M Yusuf). Aku titip Bagas (YBW, anak yang bunuh diri). Rawatlah adikmu hingga jadi orang sukses. Jangan dimarahi. Sudah cukup aku merawat kalian. Wassalam."
Dari bunyi surat itu sepertinya Yatmi tidak bermaksud mengajak YBW bunuh diri. Namun kenapa YBW ikut tewas? Sayangnya, keluarga menolak untuk dilakukan autopsi. *
Dari mulut mereka terlihat keluar busa. Aksi bunuh diri pertama diketahui suami korban, Lamat (50), Senin (6/5) pukul 23.00 WIB.
"Saat masuk ke dalam kamar, ayah 4 anak itu melihat tubuh istri dan anak bungsunya sekarat dengan mulut mengeluarkan busa. Ia langsung berteriak meminta tolong," kata Kapolsek Purwosari AKP Made Suardana, Selasa (7/5) seperti dilansir detik.
Lamat dan anaknya yang sudah dewasa, M Yusuf, lalu membawa tubuh kedua korban keluar. Bidan desa sempat dipanggil, namun nyawa kedua korban tak tertolong.
"15 menit setelah ditemukan korban meninggal," terang Made.
Polisi menyebut, racun ikan yang diminum sejenis potas. Hal itu terlihat dari barang bukti di dekat korban berupa 3 gelas kaca berisi sisa cairan potas yang diminum kedua korban.
"Suami korban ini juga sering cari ikan pakai potas. Diduga itu (yang diminum korban) potas suaminya," terang Made.
Bukti lain pengakuan Yusuf (33), anak korban. Yusuf menyatakan dalam surat pernyataan bahwa ibu dan adiknya meninggal karena minum potas.
"Bahwa ibu saya dan adik saya meninggal dunia karena melakukan bunuh diri dengan cara minum cairan potas (obat ikan)," demikian tulis Yusuf.
Suardana menduga aksi nekat tersebut dilakukan Yatmi karena tekanan ekonomi. "Korban ini punya 4 anak, ada yang sudah menikah. Yang paling kecil YBW itu, kelas 2 SD," kata Suardana.
Suaminya sendiri bekerja serabutan. Ia lalu mengajak anaknya ikut mengakhiri hidup. "Sebelumnya sempat ada cekcok antara korban dan suaminya. Biasa, masalah keluarga. Masalah ekonomi. Apalagi ini kan puasa dan hari raya," terang Made.
Sebelum bunuh diri, Yatmi meninggalkan untuk suami dan anaknya Yusuf. Kedua surat ditulis dalam bahasa Jawa. Surat untuk Lamat berbunyi (kurang lebih): "Aku minta maaf. Aku yang salah. Aku yang menghabiskan uangmu."
Sementara surat kedua ditujukan untuk M Yusuf, anaknya. Surat tersebut berbunyi (kurang lebih): "Aku Ningsih, Sup (M Yusuf). Aku titip Bagas (YBW, anak yang bunuh diri). Rawatlah adikmu hingga jadi orang sukses. Jangan dimarahi. Sudah cukup aku merawat kalian. Wassalam."
Dari bunyi surat itu sepertinya Yatmi tidak bermaksud mengajak YBW bunuh diri. Namun kenapa YBW ikut tewas? Sayangnya, keluarga menolak untuk dilakukan autopsi. *
1
Komentar