Bongkaran Pasar Seni Rusak Perabot Warga
Agung Putra Wijaya juga berharap agar pihak pemborong bisa bertanggungjawab atas keteledoran mereka saat bekerja.
GIANYAR, NusaBali
Proyek pembongkaran bangunan Pasar Seni Sukawati di Desa/Kecamatan Sukawati, Gianyar, merusak tiga unit mesin cuci milik Anak Agung Putra Wijaya asal Banjar Dlodtangluk, Desa/Kecamatan Sukawati, Selasa (7/5) sore. Rumah AA Putra Wijaya persis di sebelah utara pasar ini, hanya dibatasi tembok. Getaran alat berat saat bekerja dan reruntuhan material bangunan saat dibongkar menimpa area kamar mandi korban AA Putra Wijaya.
Tidak ada korban jiwa dalam musibah ini, namun kerugian yang dialami mencaai Rp 6 juta. Sebelum dilakukan pembongkaran, seingatnya tidak ada pemberitahuan untuk menggeser barang berharga. Sehingga ia pun membiarkan begitu saja mesin cucinya yang ada di sebuah bangunan tepat pada perbatasan tembok pasar dengan rumahnya. “Pemberitahuan memang tidak ada, tapi dikatakan sudah ada perjanjian sebelumnya, ketika ada rumah pendamping jadi korban pihak pemerintah dan pemborong katanya akan ganti rugi,” terangnya.
Selain tiga mesin cuci seharga Rp 6 juta tersebut, juga bangunan tempat mencucinya turut kena lontaran beton sepanjang tiga meter. Akibatnya, mesin itu rusak hingga tidak bisa digunakan mencuci pakaian. Pipa aliran air yang menghubungkan air ke rumahnya juga mengalami kebocoran akibat lontaran beton tersebut. “Ini pipa airnya juga kena lontaran, sehingga saya sulit cari air untuk mandi dan mencuci. Istirahat juga tidak bisa, karena alat berat yang digunakan dampaknya seperti gempa. Pekerja proyek ini bekerja mulai pukul 08.00 Wita - 16.00 Wita, setelah itu tidak terasa getaran lagi,” ujarnya.
Agung Putra Wijaya juga berharap agar pihak pemborong bisa bertanggungjawab atas keteledoran mereka saat bekerja. Mengingat perjanjian sebelumnya jika ada warga menjadi korban akan diganti rugi. “Tadi sudah dari pihak pemborong ke sini, katanya akan diganti rugi. Tetapi mereka bilang mau berkoordinasi dulu dengan kepada desa,” paparnya.
“Takutnya kan ngakunya akan diganti rugi setelah bangunan selesai. Tetapi ujung-ujungnya mereka kabur. Saya berharap ini bisa diselesaikan dengan baik-baik dan secara terbuka,” imbuh pria yang berumur 55 tahun tersebut.
Sebelumnya, setelah sempat gabeng (tak jelas) sejak tahun 2017, akhirnya Pemkab Gianyar memastikan Pasar Seni Sukawati, di Desa/Kecamatan Sukawati, Gianyar, akan direvitalisasi mulai Mei 2019. Proyek ini akan ditandai dengan ngingsirang lingga (memindahkan stana) Ida Bhatara, Pura Melanting Pasar Seni, lanjut nuwasen atau upacara memulai pekerjaan fisik, Buda Wage Menail, Rabu (20/3), bertepatan Purnama Kadasa. *nvi
Tidak ada korban jiwa dalam musibah ini, namun kerugian yang dialami mencaai Rp 6 juta. Sebelum dilakukan pembongkaran, seingatnya tidak ada pemberitahuan untuk menggeser barang berharga. Sehingga ia pun membiarkan begitu saja mesin cucinya yang ada di sebuah bangunan tepat pada perbatasan tembok pasar dengan rumahnya. “Pemberitahuan memang tidak ada, tapi dikatakan sudah ada perjanjian sebelumnya, ketika ada rumah pendamping jadi korban pihak pemerintah dan pemborong katanya akan ganti rugi,” terangnya.
Selain tiga mesin cuci seharga Rp 6 juta tersebut, juga bangunan tempat mencucinya turut kena lontaran beton sepanjang tiga meter. Akibatnya, mesin itu rusak hingga tidak bisa digunakan mencuci pakaian. Pipa aliran air yang menghubungkan air ke rumahnya juga mengalami kebocoran akibat lontaran beton tersebut. “Ini pipa airnya juga kena lontaran, sehingga saya sulit cari air untuk mandi dan mencuci. Istirahat juga tidak bisa, karena alat berat yang digunakan dampaknya seperti gempa. Pekerja proyek ini bekerja mulai pukul 08.00 Wita - 16.00 Wita, setelah itu tidak terasa getaran lagi,” ujarnya.
Agung Putra Wijaya juga berharap agar pihak pemborong bisa bertanggungjawab atas keteledoran mereka saat bekerja. Mengingat perjanjian sebelumnya jika ada warga menjadi korban akan diganti rugi. “Tadi sudah dari pihak pemborong ke sini, katanya akan diganti rugi. Tetapi mereka bilang mau berkoordinasi dulu dengan kepada desa,” paparnya.
“Takutnya kan ngakunya akan diganti rugi setelah bangunan selesai. Tetapi ujung-ujungnya mereka kabur. Saya berharap ini bisa diselesaikan dengan baik-baik dan secara terbuka,” imbuh pria yang berumur 55 tahun tersebut.
Sebelumnya, setelah sempat gabeng (tak jelas) sejak tahun 2017, akhirnya Pemkab Gianyar memastikan Pasar Seni Sukawati, di Desa/Kecamatan Sukawati, Gianyar, akan direvitalisasi mulai Mei 2019. Proyek ini akan ditandai dengan ngingsirang lingga (memindahkan stana) Ida Bhatara, Pura Melanting Pasar Seni, lanjut nuwasen atau upacara memulai pekerjaan fisik, Buda Wage Menail, Rabu (20/3), bertepatan Purnama Kadasa. *nvi
Komentar