Batik Ujung Tombak Ekonomi Kerakyatan
Kementerian Perindustrian menyebut Industri Kecil Menengah (IKM) kerajinan, termasuk IKM batik merupakan tombak ekonomi kerakyatan, di mana pasarnya terus meningkat dan tahan terhadap krisis ekonomi global.
JAKARTA, NusaBali
“Untuk itu, Kementerian Perindustrian terus berupaya mengembangkan IKM melalui berbagai program,” kata Dirjen Industri Kecil Menengah dan Aneka Kemenperin Gati Wibawaningsih, Rabu (8/5).
Program-program tersebut antara lain peningkatan kompetensi SDM, pengembangan kualitas produk, standardisasi, fasilitasi mesin, dan peralatan serta promosi dan pameran batik di dalam dan luar negeri.
Gati mengatakan untuk meningkatkan akses pasar, Kemenperin juga memiliki program e-Smart IKM yang bekerja sama dengan beberapa marketplace.
Melalui program e-Smart ini produk kerajinan, perhiasan, dan batik di dorong untuk memasuki pasar daring (online), sehingga memiliki jangkauan pasar yang lebih luas karena dapat diakses oleh konsumen dari berbagai daerah.
“Kami juga mendorong agar para perajin batik untuk memperoleh berbagai fasilitas pembiayaan seperti KUR, dan lembaga pembiayaan perbankan dan non-perbankan lainnya untuk memperkuat struktur modalnya,” tambahnya. Dengan demikian, lanjut Gati, diharapkan industri batik nasional dapat tumbuh signifikan dan daya saingnya meningkat.
Gati mengatakan di tengah-tengah upaya pembangunan ekonomi, sentra-sentra IKM sebagai basis ekonomi kerakyatan, perlu terus menerus dikembangkan. “Semangat berkarya dan berkreasi perlu difasilitasi melalui kemudahan untuk mempromosikan karya-karya para pelaku IKM,” ujarnya.*ant
Program-program tersebut antara lain peningkatan kompetensi SDM, pengembangan kualitas produk, standardisasi, fasilitasi mesin, dan peralatan serta promosi dan pameran batik di dalam dan luar negeri.
Gati mengatakan untuk meningkatkan akses pasar, Kemenperin juga memiliki program e-Smart IKM yang bekerja sama dengan beberapa marketplace.
Melalui program e-Smart ini produk kerajinan, perhiasan, dan batik di dorong untuk memasuki pasar daring (online), sehingga memiliki jangkauan pasar yang lebih luas karena dapat diakses oleh konsumen dari berbagai daerah.
“Kami juga mendorong agar para perajin batik untuk memperoleh berbagai fasilitas pembiayaan seperti KUR, dan lembaga pembiayaan perbankan dan non-perbankan lainnya untuk memperkuat struktur modalnya,” tambahnya. Dengan demikian, lanjut Gati, diharapkan industri batik nasional dapat tumbuh signifikan dan daya saingnya meningkat.
Gati mengatakan di tengah-tengah upaya pembangunan ekonomi, sentra-sentra IKM sebagai basis ekonomi kerakyatan, perlu terus menerus dikembangkan. “Semangat berkarya dan berkreasi perlu difasilitasi melalui kemudahan untuk mempromosikan karya-karya para pelaku IKM,” ujarnya.*ant
Komentar