Sugawa Korry vs Kresna Budi Berebut Wakil Ketua DPRD Bali dari Golkar
Modal 4 Kursi, Demokrat Bisa Bikin Fraksi
DENPASAR, NusaBali
Golkar, Gerindra, dan Demokrat berhak dapat jatah kursi Wakil Ketua DPRD Bali hasil Pileg 2019, guna mendampingi sang jawara PDIP yang kebagian jabatan Ketua Dewan. Ada dua nama yang bersaing berebut kursi Wakil Ketua DPRD Bali 2019-2024 dari Fraksi Golkar, yakni I Nyoman Sugawa Korry dan Ida Gede Komang Kresna Budi.
Berdasarkan hasil Pileg 2019, PDIP berhak atas jatah kursi Kedua DPRD Bali 2019-2024 karena mendominasi 33 kursi dari total 55 kursi Dewan. Sedangkan Golkar berada di posisi kedua dengan memperoleh 8 kursi dan mampu membentuk fraksi tersendiri, sehingga berhak atas jatah Wakil Ketua DPRD Bali.
Sementatara Gerindra yang berada di posisi ketiga dengan 6 kursi, juga mampu membentuk fraksi tersendiri sehingga berhak kebagian jatah Wakil Ketua DPRD Bali 2019-2024. Demikian pula Demokrat, yang berada di peringkat empat dengan perolehan 4 kursi, bisa membentuk fraksi secara mandiri untuk merebut jatah Wakil Ketua DPRD Bali 2019-204.
Sebaliknya, tiga parpol lagi harus berkoalisi untuk bebnetuk Fraksi Gabungan DPRD Bali, karena kursinya minim, yakni NasDem (1 kursi), Hanura (1 kursi), dan PSI (1 kursi). Ketiga parpol gurem ini tidak berhak dapat jatah Wakil Ketua DPRD Bali 2019-2024.
Di internal Golkar, Nyoman Sugawa Korry dan IGKomang Kresna Budi disebut-sebut bersaing berebut kursi Wakil Ketua DPRD Bali 2014-2019. Keduanya merupakan caleg incumbent DPRD Bali dari Golkar Dapil Buleleng yang sama-sama lolos lagi ke kursi legislatif.
Sugawa Korry adalah politisi asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng kini menjabat Wakil Ketua DPRD Bali 2014-2019, selain juga jadi Sekretaris DPD I Golkar Bali. Politisi-dedengkot Koperasi ini lolos ke DPRD Bali dengan perolehan 13.312 suara.
Sedangkan Kresna Budi adalah politisi asal Desa Liligundi, Kecamatan Buleleng yang kini masih menjabat sebagai Sekretaris Fraksi Golkar DPRD Bali 2014-2019. Kresna Budi lolos ke DPRD Bali Dapil Buleleng hasil Pileg 2019 dengan 11.535 suara. Saat ini, Kresna Budi pegang posisi Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Buleleng DPD I Golkar Bali.
Dalam perebutan kursi Wakil Ketua DPRD Bali 2019-2024 dari Fraksi Golkar, Sugawa Korry punya peluang besar untuk terpilih kembali menjadi karena posisinya selaku Sekretaris DPD I Golkar Bali. Pasalnya, dialah kader Golkar dengan jabatan tertinggi di struktur partai yang lolos DPRD Bali. Sedangkan Plt Ketua DPD I Golkar Bali, Gede Sumarjaya Linggih, di Pileg 2019 ini lolos ke DPR RI Dapil Bali. Sementara Bendahara DPD I Golkar Bali, Komang Takuaki Banuarta, nyaleg di DPRD Gianyar.
Plt Ketua DPD I Golkar Bali, Gede Sumarjaya Linggih alias Demer, mengatakan jabatan di struktur partai menjadi pertimbangan utama untuk perebutan kursi Pimpinan Dewan. “Kalau suara terbanyak, tidak menjadi pertimbangan di Golkar. Nanti akan dilihat jabatan di struktur, kemudian PDLT (Prestasi, Dedikasi, Loyalitas, Tidak Tercela). Pengalaman di Dewan juga jadi pertimbangan. Nanti yang memutuskan adalah DPP Golkar. Kita hanya mengusulkan dari bawah,” ujar Demer saat dikonfirmasi NusaBali, Jumat (10/5).
Menurut Demer, dari 8 caleg Golkar yang lolos DPRD Bali 2019-2024, yang menduduki jabatan struktural tinggi di partainya ada tiga orang: Sugawa Korry, Kresna Budi, dan Made Suardana (Wakil Ketua Bappilu Wiloayah Jembrana DPDI Golkar Bali). “Yang lainnya banyak juga duduk di struktur partai. Nanti akan dibahas di internal partai (soal siapa calon Wakil Ketua DPRD Bali, Red), dilihat juga PDLT-nya,” ujar politisi Golkar asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng yang untuk keempat kalinya lolos ke DPR RI Dapil Bali ini.
Dikonfirmasi NusaBali terpisah, Jumat kemarin, Sugawa Korry tidak mau membahas masalah jatah Wakil Ketua DPRD Bali. Alasannya, masih menunggu penetapan calon terpilih oleh KPU Bali. “Nantilah setelah penetapan calon terpilih. Sekarang saya tidak komentar dulu,” elak Sugawa Korry.
Sebaliknya, Kresna Budi mengatakan menyerahkan sepenuhnya kepada yang lebih sneior terkait perebutan kursi Pimpinan DPRD Bali di internal Golkar ini. “Saya serahkan kepada yang lebih senior saja. Ada Pak Sugawa Korry. Perolehan suara Pak Sugawa Korry juga lebih banyak daripada saya. Jabatan struktur saya hanya Korwil Buleleng, maka menjadi anggota sudah cukup,” ujar vokalis Golkar yang notabene adik ipar Demer ini.
Sementara itu, di internal Gerindra muncul dua nama sebagai kandidat kuat Wakil Ketua DPRD Bali. Pertama, I Ketut Gede Nugrahita Pendit (politisi Gerindra asal Desa Pacung, Kecamatan Baturiti, Tabanan yang lolos ke DPRD Bali dengan 14.953 suara. Saat ini, Nugrahita Pendit yang berstatus caleg incumbent menjabat sebagai Bendahara DPD Gerindra Bali.
Kedua, I Nyoman Suyasa, politisi Gerindera asal Desa Pertima, Kecamatan Karangasem yang lolos lagi ke DPRD Bali selaku caleg incumbent dengan perolehan 15.638 suara. Saat ini, Suyasa menjabat sebagai Ketua DPC Gerindra Karangasem. Suyasa diuntungkan dengan jabatannya saat ini sebagai Wakil Ketua DPRD Bali 2018-2019, menggantikan Jro Komang Swastika alias Jro Jangol.
Saat dikonfirmasi NusaBali kemarin, Suyasa mengaku menyerahkan sepenuhnya kepada DPP Gerindra soal jabatan Wakil Ketua DPRD Bali 2019-2024. “Kan ada kriteria, ada persyaratan, ada mekanisme. Saya menyerahkan sepenuhnya kepada DPP Gerindra saja,” ujar Suyasa.
Sementara, di internal Demokrat ada satu nama yang digadang-gadang sebagai kandidat kuat Wakil Ketua DPRD Bali 2019-2024. Dia adalah Tjokorda Gede Asmara Putra Sukawati alias Cok Asmara, politisi asal Puri Agung Ubud yang kini menjabat Ketua DPC Demokrat Gianyar. Cok Asmara lolos buat ketiga kalinya ke DPRD Bali Dapil Gianyar, dengan perolehan 20.016 suara.
Pesaing utama Cok Asmara adalah Utami Dwi Suryadi (Srikandi asal Desa Dauh Puri Kelod, Kecamatan Denpasar Barat yang menjabat sebagai Wakil Sekretaris DPD Demokrat Bali/yang lolos ketiga kalinya ke DPRD Bali dengan 5.736 suara) dan Komang Nova Sewi Putra (politisi asal Desa Bengkel, Kecamatan Busungbiu, Buleleng menjabat sebagai Wakil Sekretaris DPD Demokrat Bali dan lolos buat ketiga kalinya ke DPRD Bali dengan 10.756 suara).
Meski dijagokan, Cok Asmara belum mau berandai-andai soal jabatan Wakil Ketua DPRD Bali. Menurut Cok Asmara, semuanya ada di tangan DPP Demokrat. “Saya tidak komentar dulu, kan itu kewenangan DPP Demokrat. Tunggu dulu proses penetapan caleg terpilih,” elak Cok Asmara saat dikonfirmasi NusaBali, Jumat kemarin.
Sedangkan Wakil Sekjen DPP Demokrat, Putu Supadma Rudana, juga belum mau membahas masalah penunjukan Wakil Ketua DPRD Bali hasil Pileg 2019. Alasannya, Demokrat masih menunggu proses pleno KPU secara nasional. “Masih menunggu penetapan caleg terpilih dulu. Kita pasti akan melakukan pertimbangan, pembahasan, dan kajian dengan objektif ketika menentukan pemilihan unsur pimpinan di Bali,” ujar politisi asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar yang lolos lagi ke DPR RI Dapil Bali ini. *nat
Berdasarkan hasil Pileg 2019, PDIP berhak atas jatah kursi Kedua DPRD Bali 2019-2024 karena mendominasi 33 kursi dari total 55 kursi Dewan. Sedangkan Golkar berada di posisi kedua dengan memperoleh 8 kursi dan mampu membentuk fraksi tersendiri, sehingga berhak atas jatah Wakil Ketua DPRD Bali.
Sementatara Gerindra yang berada di posisi ketiga dengan 6 kursi, juga mampu membentuk fraksi tersendiri sehingga berhak kebagian jatah Wakil Ketua DPRD Bali 2019-2024. Demikian pula Demokrat, yang berada di peringkat empat dengan perolehan 4 kursi, bisa membentuk fraksi secara mandiri untuk merebut jatah Wakil Ketua DPRD Bali 2019-204.
Sebaliknya, tiga parpol lagi harus berkoalisi untuk bebnetuk Fraksi Gabungan DPRD Bali, karena kursinya minim, yakni NasDem (1 kursi), Hanura (1 kursi), dan PSI (1 kursi). Ketiga parpol gurem ini tidak berhak dapat jatah Wakil Ketua DPRD Bali 2019-2024.
Di internal Golkar, Nyoman Sugawa Korry dan IGKomang Kresna Budi disebut-sebut bersaing berebut kursi Wakil Ketua DPRD Bali 2014-2019. Keduanya merupakan caleg incumbent DPRD Bali dari Golkar Dapil Buleleng yang sama-sama lolos lagi ke kursi legislatif.
Sugawa Korry adalah politisi asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng kini menjabat Wakil Ketua DPRD Bali 2014-2019, selain juga jadi Sekretaris DPD I Golkar Bali. Politisi-dedengkot Koperasi ini lolos ke DPRD Bali dengan perolehan 13.312 suara.
Sedangkan Kresna Budi adalah politisi asal Desa Liligundi, Kecamatan Buleleng yang kini masih menjabat sebagai Sekretaris Fraksi Golkar DPRD Bali 2014-2019. Kresna Budi lolos ke DPRD Bali Dapil Buleleng hasil Pileg 2019 dengan 11.535 suara. Saat ini, Kresna Budi pegang posisi Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Buleleng DPD I Golkar Bali.
Dalam perebutan kursi Wakil Ketua DPRD Bali 2019-2024 dari Fraksi Golkar, Sugawa Korry punya peluang besar untuk terpilih kembali menjadi karena posisinya selaku Sekretaris DPD I Golkar Bali. Pasalnya, dialah kader Golkar dengan jabatan tertinggi di struktur partai yang lolos DPRD Bali. Sedangkan Plt Ketua DPD I Golkar Bali, Gede Sumarjaya Linggih, di Pileg 2019 ini lolos ke DPR RI Dapil Bali. Sementara Bendahara DPD I Golkar Bali, Komang Takuaki Banuarta, nyaleg di DPRD Gianyar.
Plt Ketua DPD I Golkar Bali, Gede Sumarjaya Linggih alias Demer, mengatakan jabatan di struktur partai menjadi pertimbangan utama untuk perebutan kursi Pimpinan Dewan. “Kalau suara terbanyak, tidak menjadi pertimbangan di Golkar. Nanti akan dilihat jabatan di struktur, kemudian PDLT (Prestasi, Dedikasi, Loyalitas, Tidak Tercela). Pengalaman di Dewan juga jadi pertimbangan. Nanti yang memutuskan adalah DPP Golkar. Kita hanya mengusulkan dari bawah,” ujar Demer saat dikonfirmasi NusaBali, Jumat (10/5).
Menurut Demer, dari 8 caleg Golkar yang lolos DPRD Bali 2019-2024, yang menduduki jabatan struktural tinggi di partainya ada tiga orang: Sugawa Korry, Kresna Budi, dan Made Suardana (Wakil Ketua Bappilu Wiloayah Jembrana DPDI Golkar Bali). “Yang lainnya banyak juga duduk di struktur partai. Nanti akan dibahas di internal partai (soal siapa calon Wakil Ketua DPRD Bali, Red), dilihat juga PDLT-nya,” ujar politisi Golkar asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng yang untuk keempat kalinya lolos ke DPR RI Dapil Bali ini.
Dikonfirmasi NusaBali terpisah, Jumat kemarin, Sugawa Korry tidak mau membahas masalah jatah Wakil Ketua DPRD Bali. Alasannya, masih menunggu penetapan calon terpilih oleh KPU Bali. “Nantilah setelah penetapan calon terpilih. Sekarang saya tidak komentar dulu,” elak Sugawa Korry.
Sebaliknya, Kresna Budi mengatakan menyerahkan sepenuhnya kepada yang lebih sneior terkait perebutan kursi Pimpinan DPRD Bali di internal Golkar ini. “Saya serahkan kepada yang lebih senior saja. Ada Pak Sugawa Korry. Perolehan suara Pak Sugawa Korry juga lebih banyak daripada saya. Jabatan struktur saya hanya Korwil Buleleng, maka menjadi anggota sudah cukup,” ujar vokalis Golkar yang notabene adik ipar Demer ini.
Sementara itu, di internal Gerindra muncul dua nama sebagai kandidat kuat Wakil Ketua DPRD Bali. Pertama, I Ketut Gede Nugrahita Pendit (politisi Gerindra asal Desa Pacung, Kecamatan Baturiti, Tabanan yang lolos ke DPRD Bali dengan 14.953 suara. Saat ini, Nugrahita Pendit yang berstatus caleg incumbent menjabat sebagai Bendahara DPD Gerindra Bali.
Kedua, I Nyoman Suyasa, politisi Gerindera asal Desa Pertima, Kecamatan Karangasem yang lolos lagi ke DPRD Bali selaku caleg incumbent dengan perolehan 15.638 suara. Saat ini, Suyasa menjabat sebagai Ketua DPC Gerindra Karangasem. Suyasa diuntungkan dengan jabatannya saat ini sebagai Wakil Ketua DPRD Bali 2018-2019, menggantikan Jro Komang Swastika alias Jro Jangol.
Saat dikonfirmasi NusaBali kemarin, Suyasa mengaku menyerahkan sepenuhnya kepada DPP Gerindra soal jabatan Wakil Ketua DPRD Bali 2019-2024. “Kan ada kriteria, ada persyaratan, ada mekanisme. Saya menyerahkan sepenuhnya kepada DPP Gerindra saja,” ujar Suyasa.
Sementara, di internal Demokrat ada satu nama yang digadang-gadang sebagai kandidat kuat Wakil Ketua DPRD Bali 2019-2024. Dia adalah Tjokorda Gede Asmara Putra Sukawati alias Cok Asmara, politisi asal Puri Agung Ubud yang kini menjabat Ketua DPC Demokrat Gianyar. Cok Asmara lolos buat ketiga kalinya ke DPRD Bali Dapil Gianyar, dengan perolehan 20.016 suara.
Pesaing utama Cok Asmara adalah Utami Dwi Suryadi (Srikandi asal Desa Dauh Puri Kelod, Kecamatan Denpasar Barat yang menjabat sebagai Wakil Sekretaris DPD Demokrat Bali/yang lolos ketiga kalinya ke DPRD Bali dengan 5.736 suara) dan Komang Nova Sewi Putra (politisi asal Desa Bengkel, Kecamatan Busungbiu, Buleleng menjabat sebagai Wakil Sekretaris DPD Demokrat Bali dan lolos buat ketiga kalinya ke DPRD Bali dengan 10.756 suara).
Meski dijagokan, Cok Asmara belum mau berandai-andai soal jabatan Wakil Ketua DPRD Bali. Menurut Cok Asmara, semuanya ada di tangan DPP Demokrat. “Saya tidak komentar dulu, kan itu kewenangan DPP Demokrat. Tunggu dulu proses penetapan caleg terpilih,” elak Cok Asmara saat dikonfirmasi NusaBali, Jumat kemarin.
Sedangkan Wakil Sekjen DPP Demokrat, Putu Supadma Rudana, juga belum mau membahas masalah penunjukan Wakil Ketua DPRD Bali hasil Pileg 2019. Alasannya, Demokrat masih menunggu proses pleno KPU secara nasional. “Masih menunggu penetapan caleg terpilih dulu. Kita pasti akan melakukan pertimbangan, pembahasan, dan kajian dengan objektif ketika menentukan pemilihan unsur pimpinan di Bali,” ujar politisi asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar yang lolos lagi ke DPR RI Dapil Bali ini. *nat
Komentar