Warga Khawatiri Senderan Jalan Jebol
Kalau sampai jebolnya lebih parah, bisa jadi air irigasi tumpah ke sungai dan tidak bisa mengalir ke sawah penduduk.
GIANYAR, NusaBali
Warga Banjar Sanding Gianyar, Desa Sanding, Kecamatan Tampaksiring, Gianyar, khawatiri kondisi senderan yang jebol. Warga was-was senderan jebol ini bisa makan korban.
Oleh karena itu, warga berinisiatif memasang papan larangan masuk. Pada senderan yang jebol juga dipasang penanda berupa ember berisi bambu melintang. Pantauan NusaBali, Jumat (10/5), sekilas memang tidak tampak membahayakan. Tapi jika tidak hati-hati, pengendara bisa-bisa nyemplung ke sungai yang cukup dalam di sisi selatan jalan. Salah satu warga, Komang Legos,50, mengungkapkan kondisi jebolnya senderan sudah terjadi sejak sebulan lalu karena hujan deras dan tanah labil. "Di bawah jalan ada saluran irigasi. Kalau sampai jebolnya lebih parah, bisa jadi air irigasi tumpah ke sungai dan tidak bisa mengalir ke sawah penduduk," ungkapnya. Jalan ini merupakan jalur alternatif yang menghubungkan Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh – wilayah Tampaksiring. Menurutnya, petugas dari Dinas PUPR Gianyar sudah beberapa kali melakukan pengecekan. Namun pihaknya masih menunggu tindakan perbaikan. Agar tidak tambah parah, warga setempat pun memasang tanda larangan masuk.
Selain itu, jalan berhotmix di Banjar Sanding Gianyar ini juga banyak yang berlubang. Hal tersebut, kata Legos, usia jalan sudah tua. Terakhir dihotmix tahun 1990an. Tak hanya jalan, kata dia, di bawah bagian jalan yang jebol tersebut terdapat saluran irigasi untuk puluhan haktare pertanian Subak Sanding dan Subak Blusung. Ia berharap pemerintah menyikapi hal itu. Sebab jika tak tertangani, puluhan hektare sawah terancam kekeringan. “Irigasinya sudah ada sejak tahun 1965, sampai sekarang tak pernah mendapat perbaikan. Makanya senderannya banyak yang keropos. Kalau ini sampai jebol, ratusan hektare sawah terancam kekeringan. Perlu ditindaklanjuti juga,” tandasnya.
Permasalahan infrastruktur, khususnya jalan tak hanya terjadi di Banjar Sanding. Jalan jebol juga terjadi di Jalan Raya Taro hingga di Lingkungan Sangging, Kelurahan
Gianyar, yang telah mencelakai sejumlah pengendara. Beberapa titik jalan berlubang juga terjadi di Banjar Blusung, Desa Pejeng Kaja, Tampaksiring.7nvi
‘Masuk Usulan di Musrenbang 2020’ PELAKSANA Tugas Kepala Dinas PU Gianyar Ir I Wayan Karya, saat dikonfirmasi, mengakui sejumlah titik jalan dan senderan di Kabupaten Gianyar sedang dalam kondisi rusak. ‘’Semua ruas jalan dan senderan jebol sudah masuk dalam bahasan Musrenbang Kabupaten Gianyar untuk tahun 2020,’’ jelasnya.
Jelas Karya, tidak semua jalan rusak dan senderan tersebut berstatus jalan atau fisik dari Kabupaten Gianyar, melainkan ada jalan provinsi dan nasional. Untuk jalan provinsi, perbaikannya menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi dan jalan nasional menjadi tanggung jawab pemerintah pusat. ‘’Untuk perbaikan jalan kabupaten yang rusak ini, tim kami masih terus bekerja di lapangan. Namun perbaikannya tentu tak bisa sekaligus atau bertahap,’’ jelasnya. Karya mengapresiasi tindakan warga yang memasang tanda ‘jalan rusak’ agar jalan tersebut tak membahayakan pemakai jalan. *lsa
Oleh karena itu, warga berinisiatif memasang papan larangan masuk. Pada senderan yang jebol juga dipasang penanda berupa ember berisi bambu melintang. Pantauan NusaBali, Jumat (10/5), sekilas memang tidak tampak membahayakan. Tapi jika tidak hati-hati, pengendara bisa-bisa nyemplung ke sungai yang cukup dalam di sisi selatan jalan. Salah satu warga, Komang Legos,50, mengungkapkan kondisi jebolnya senderan sudah terjadi sejak sebulan lalu karena hujan deras dan tanah labil. "Di bawah jalan ada saluran irigasi. Kalau sampai jebolnya lebih parah, bisa jadi air irigasi tumpah ke sungai dan tidak bisa mengalir ke sawah penduduk," ungkapnya. Jalan ini merupakan jalur alternatif yang menghubungkan Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh – wilayah Tampaksiring. Menurutnya, petugas dari Dinas PUPR Gianyar sudah beberapa kali melakukan pengecekan. Namun pihaknya masih menunggu tindakan perbaikan. Agar tidak tambah parah, warga setempat pun memasang tanda larangan masuk.
Selain itu, jalan berhotmix di Banjar Sanding Gianyar ini juga banyak yang berlubang. Hal tersebut, kata Legos, usia jalan sudah tua. Terakhir dihotmix tahun 1990an. Tak hanya jalan, kata dia, di bawah bagian jalan yang jebol tersebut terdapat saluran irigasi untuk puluhan haktare pertanian Subak Sanding dan Subak Blusung. Ia berharap pemerintah menyikapi hal itu. Sebab jika tak tertangani, puluhan hektare sawah terancam kekeringan. “Irigasinya sudah ada sejak tahun 1965, sampai sekarang tak pernah mendapat perbaikan. Makanya senderannya banyak yang keropos. Kalau ini sampai jebol, ratusan hektare sawah terancam kekeringan. Perlu ditindaklanjuti juga,” tandasnya.
Permasalahan infrastruktur, khususnya jalan tak hanya terjadi di Banjar Sanding. Jalan jebol juga terjadi di Jalan Raya Taro hingga di Lingkungan Sangging, Kelurahan
Gianyar, yang telah mencelakai sejumlah pengendara. Beberapa titik jalan berlubang juga terjadi di Banjar Blusung, Desa Pejeng Kaja, Tampaksiring.7nvi
‘Masuk Usulan di Musrenbang 2020’ PELAKSANA Tugas Kepala Dinas PU Gianyar Ir I Wayan Karya, saat dikonfirmasi, mengakui sejumlah titik jalan dan senderan di Kabupaten Gianyar sedang dalam kondisi rusak. ‘’Semua ruas jalan dan senderan jebol sudah masuk dalam bahasan Musrenbang Kabupaten Gianyar untuk tahun 2020,’’ jelasnya.
Jelas Karya, tidak semua jalan rusak dan senderan tersebut berstatus jalan atau fisik dari Kabupaten Gianyar, melainkan ada jalan provinsi dan nasional. Untuk jalan provinsi, perbaikannya menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi dan jalan nasional menjadi tanggung jawab pemerintah pusat. ‘’Untuk perbaikan jalan kabupaten yang rusak ini, tim kami masih terus bekerja di lapangan. Namun perbaikannya tentu tak bisa sekaligus atau bertahap,’’ jelasnya. Karya mengapresiasi tindakan warga yang memasang tanda ‘jalan rusak’ agar jalan tersebut tak membahayakan pemakai jalan. *lsa
Komentar