Sundul Bapak, Sandang Predikat Anggota Dewan Termuda di Jembrana
Kasus anak sundul bapaknya di kursi legislatif, banyak terjadi dalam Pileg 2019.
NEGARA, NusaBali
Salah satunya, I Komang Gde Leon Satriana Wijaya, 28, caleg Demokrat yang lolos ke kursi DPRD Jembrana 2019-2024 menggantikan ayahnya, I Putu Kama Wijaya alias Tu Kama, 54. Komang Gde Leon Satriana Wijaya bukan sekadar lolos, namun sekaligus sandang predikat anggota Dewan termuda yang terpilih melalui Pileg 2019 di Jembrana.
Dalam Pileg 2019, Komang Gde Leon Satriana Wijaya, lolos ke kursi DPRD Jembrana 2019-2024 dari Dapil Mendoyo, dengan perolehan 3.304 suara. Politisi asal Desa Pergung, Kecamatan Mendoyo, Jembrana ini lolos dari Dapil Mendoyo bersama 7 caleg terpilih asal parpol berbeda.
Mereka masing-masing Ni Made Sri Sutharmi (caleg PDIP yang lolos dengan raihan 7.335 suara), Ni Made Artini (caleg PDIP/4.361 suara), I Gede Putu Suegardana Cita )caleg PDIP/2.813 suara), Ni Ketut Muliasih (caleg PDIP/2.312 suara), I Gede Muliyadi (caleg PDIP/1.240 suara), I Wayan Suardika (Golkar/2.271 suara), dan I Ketut Gama (Golkar/1.678 suara).
Leon Satriana yang berstatus caleg new comer, lolos ke DPRD Jembrana hasil Pileg 2019 bersama dua politisi Demokrat lainnya yang berstatus incumbent. Mereka adalah I Wayan Wardana (Ketua DPC Demokrat Jembrana yang lolos ke kursi legislatif Dapil Kecamatan Melaya dengan raihan 2.657 suara) dan I Ketut Catur (Sekretaris DPC Demokrat Jembrana yang lolos dari Dapil Kecamatan Negara dengan perolehan 2.407 suara).
Leon Satriana bukan hanya meraih suara tertinggi di internal caleg Demokrat untuk kursi DPRD Jembrana 2019-2024. Politisi kelahiran 8 Agustus 1990 ini juga mengukuhkan diri sebagai anggota Dewan termuda di Jembrana hasil Pileg 2019. Sedangkan 34 caleg terpilih lainnya dari parpol berbeda-beda hasil Pileg 2019, semuanya berusia di atas 28 tahun.
Sayangnya, Demokrat kehilangan jatah Wakil Ketua DPRD Jembrana 2019, karena gagal tembus peringkat tiga besar. Lagipula, kursi Demokrat turun dari semula 4 kursi DPRD Jembrana hasil Pileg 2014-2019 menjadi 3 kursi hasil Pileg 2019. “Ya, Demokrat kehilang jatah Wakil Ketua Dewan,” tutur Leon Satriana kepada NusaBali di Jembrana, Rabu (8/5) lalu.
Leon Satriana sendiri merupakan anak bungsu dari 3 bersaudara pasangan I Putu Kama Wijaya dan Ni Ketut Seniadi. Sang ayah Putu Kama Wijaya alias Tu Kama adalah mantan anggota DPRD Jembrana tiga kali periode (1999-2004 naik kendaraan PDIP, sementara 2009-2014 dan 2014-2019 naik kenda-raan Demokrat). Selain itu, Tu Kama juga menjabat Ketua PAC Demokrat Kecamatan Mendoyo 2016-2021. Tu Kama berencana maju tarung sebagai Calon Wakil Bupati ke Pilkada Jembrana 2020.
Leon Satriana baru resmi memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) Demokrat sejak 2016. Dia dipercaya sebagai Deputi Bidang Kepemudaan DPC Demokrat Jembrana. Meski demikian, Leon Satriana sudah cukup lama mengenal dunia politik, karena ayahnya adalahs eorang politisi yang awalnya bergabung di PDIP. “Saya sejak SD banyak tahu politik, karena sering dengar bapak sama teman-temannya ngobrol tentang politik,” kenang Leon Satriana.
Semula, Leon Satriana tidak ada niat nyaleg ke DPRD Jembrana di Pileg 2019. Sebab, dia tahu bagaimana perjalan politik ayahnya yang penuh dengan gejolak, terutama ketika menjadikan I Gede Winasa sebagai Bupati Jembrana, sehingga Tu Kama dipecat oleh PDIP dan banting haluan gabung ke Demokrat di Pileg 2009. Namun, Leon Satriana didorong ayahnya maju tarung ke Pileg 2019. “Karena didorong terus dan bapak menaruh harapan agar saya bisa lebih baik melanjutkan perjuangannya, ya saya akhirnya tarung ke Pileg 2019,” katanya.
Selama kampanye Pemilu 2019, Leon Satriana meneruskan moto dari ayahnya yakni ‘Lanjutkan Meselisi’ (lanjutkan mencari saudara, Red). Ketika awal turun ke masyarakat, dia juga didampingi sang ayah. Nah, setelah dua-tiga kali didampingi, Leoan Satriana semakin terbiasa, dan selanjutnya bisa turun secara mandiri untuk menyerap aspirasi masyarakat.
Leon Satriana banyak menyasar kaum milenial yang tergabung dalam Sekaa Teruna Teruni (STT). Saat menyasar kalangan muda-mudi, dia sempat berjanji akan menggelar hiburan rakyat dengan mengundang Made Gimbal, Matanai Band, dan sejumlah band lokal. Janji itu sudah direalisasikan Jumat (19/4) lalu, selang dua hari pasca coblosan Pileg 2019.
Semenatara itu sang ayah, Putu Kamawijaya alias Tu Kama, mengaku putuskan tidak nyalon lagi di Pileg 2019, karena sudah bosan menjadi DPRD Jembrana setelah tiga periode berkiprah. Dia ingin memberikan kesempatan anak muda, dalam hal ini putra bungsunya.
Tu Kama yang selama ini dikenal vokal di DPRD Jembrana, mengaku telah menurunkan berbagai kunci ilmu-ilmu pamungkas dalam menjalan tugas sebagai legislator. Tu Kama sendiri berencana maju sebagai Calon Wakil Bupati (Cawabup) Jembrana di Pilkada 2020 nanti.
“Jujur, banyak teman dari berbagai parpol yang mendorong saya maju tarung ke Pilkada Jembrana. Termasuk teman-teman di PDIP dulu, karena mereka tahu saya yang mendampingi Pak Gede Winasa dari nol dalam berbagai keberhasilan programnya,” kata Tu Kama. *ode
Dalam Pileg 2019, Komang Gde Leon Satriana Wijaya, lolos ke kursi DPRD Jembrana 2019-2024 dari Dapil Mendoyo, dengan perolehan 3.304 suara. Politisi asal Desa Pergung, Kecamatan Mendoyo, Jembrana ini lolos dari Dapil Mendoyo bersama 7 caleg terpilih asal parpol berbeda.
Mereka masing-masing Ni Made Sri Sutharmi (caleg PDIP yang lolos dengan raihan 7.335 suara), Ni Made Artini (caleg PDIP/4.361 suara), I Gede Putu Suegardana Cita )caleg PDIP/2.813 suara), Ni Ketut Muliasih (caleg PDIP/2.312 suara), I Gede Muliyadi (caleg PDIP/1.240 suara), I Wayan Suardika (Golkar/2.271 suara), dan I Ketut Gama (Golkar/1.678 suara).
Leon Satriana yang berstatus caleg new comer, lolos ke DPRD Jembrana hasil Pileg 2019 bersama dua politisi Demokrat lainnya yang berstatus incumbent. Mereka adalah I Wayan Wardana (Ketua DPC Demokrat Jembrana yang lolos ke kursi legislatif Dapil Kecamatan Melaya dengan raihan 2.657 suara) dan I Ketut Catur (Sekretaris DPC Demokrat Jembrana yang lolos dari Dapil Kecamatan Negara dengan perolehan 2.407 suara).
Leon Satriana bukan hanya meraih suara tertinggi di internal caleg Demokrat untuk kursi DPRD Jembrana 2019-2024. Politisi kelahiran 8 Agustus 1990 ini juga mengukuhkan diri sebagai anggota Dewan termuda di Jembrana hasil Pileg 2019. Sedangkan 34 caleg terpilih lainnya dari parpol berbeda-beda hasil Pileg 2019, semuanya berusia di atas 28 tahun.
Sayangnya, Demokrat kehilangan jatah Wakil Ketua DPRD Jembrana 2019, karena gagal tembus peringkat tiga besar. Lagipula, kursi Demokrat turun dari semula 4 kursi DPRD Jembrana hasil Pileg 2014-2019 menjadi 3 kursi hasil Pileg 2019. “Ya, Demokrat kehilang jatah Wakil Ketua Dewan,” tutur Leon Satriana kepada NusaBali di Jembrana, Rabu (8/5) lalu.
Leon Satriana sendiri merupakan anak bungsu dari 3 bersaudara pasangan I Putu Kama Wijaya dan Ni Ketut Seniadi. Sang ayah Putu Kama Wijaya alias Tu Kama adalah mantan anggota DPRD Jembrana tiga kali periode (1999-2004 naik kendaraan PDIP, sementara 2009-2014 dan 2014-2019 naik kenda-raan Demokrat). Selain itu, Tu Kama juga menjabat Ketua PAC Demokrat Kecamatan Mendoyo 2016-2021. Tu Kama berencana maju tarung sebagai Calon Wakil Bupati ke Pilkada Jembrana 2020.
Leon Satriana baru resmi memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) Demokrat sejak 2016. Dia dipercaya sebagai Deputi Bidang Kepemudaan DPC Demokrat Jembrana. Meski demikian, Leon Satriana sudah cukup lama mengenal dunia politik, karena ayahnya adalahs eorang politisi yang awalnya bergabung di PDIP. “Saya sejak SD banyak tahu politik, karena sering dengar bapak sama teman-temannya ngobrol tentang politik,” kenang Leon Satriana.
Semula, Leon Satriana tidak ada niat nyaleg ke DPRD Jembrana di Pileg 2019. Sebab, dia tahu bagaimana perjalan politik ayahnya yang penuh dengan gejolak, terutama ketika menjadikan I Gede Winasa sebagai Bupati Jembrana, sehingga Tu Kama dipecat oleh PDIP dan banting haluan gabung ke Demokrat di Pileg 2009. Namun, Leon Satriana didorong ayahnya maju tarung ke Pileg 2019. “Karena didorong terus dan bapak menaruh harapan agar saya bisa lebih baik melanjutkan perjuangannya, ya saya akhirnya tarung ke Pileg 2019,” katanya.
Selama kampanye Pemilu 2019, Leon Satriana meneruskan moto dari ayahnya yakni ‘Lanjutkan Meselisi’ (lanjutkan mencari saudara, Red). Ketika awal turun ke masyarakat, dia juga didampingi sang ayah. Nah, setelah dua-tiga kali didampingi, Leoan Satriana semakin terbiasa, dan selanjutnya bisa turun secara mandiri untuk menyerap aspirasi masyarakat.
Leon Satriana banyak menyasar kaum milenial yang tergabung dalam Sekaa Teruna Teruni (STT). Saat menyasar kalangan muda-mudi, dia sempat berjanji akan menggelar hiburan rakyat dengan mengundang Made Gimbal, Matanai Band, dan sejumlah band lokal. Janji itu sudah direalisasikan Jumat (19/4) lalu, selang dua hari pasca coblosan Pileg 2019.
Semenatara itu sang ayah, Putu Kamawijaya alias Tu Kama, mengaku putuskan tidak nyalon lagi di Pileg 2019, karena sudah bosan menjadi DPRD Jembrana setelah tiga periode berkiprah. Dia ingin memberikan kesempatan anak muda, dalam hal ini putra bungsunya.
Tu Kama yang selama ini dikenal vokal di DPRD Jembrana, mengaku telah menurunkan berbagai kunci ilmu-ilmu pamungkas dalam menjalan tugas sebagai legislator. Tu Kama sendiri berencana maju sebagai Calon Wakil Bupati (Cawabup) Jembrana di Pilkada 2020 nanti.
“Jujur, banyak teman dari berbagai parpol yang mendorong saya maju tarung ke Pilkada Jembrana. Termasuk teman-teman di PDIP dulu, karena mereka tahu saya yang mendampingi Pak Gede Winasa dari nol dalam berbagai keberhasilan programnya,” kata Tu Kama. *ode
1
Komentar