Krama Terseret Arus Saat Banyu Pinaruh di Watu Klotok
Pinandita Sanggraha Nusantara Gelar Panglukatan Agung Banyu Pinaruh
GIANYAR, NusaBali
Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN) melaksanakan upacara Panglukatan Agung saat Banyu Pinaruh pada Radite Paing Sinta, Minggu (13/5). Ritual Panglukatan Agung ini dilaksanakan di Pantai Masceti, Desa Medahan, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar. Sementara, seorang krama terseret ombak saat rayakan Banyu Pinaruh di Pantai Watu klotok, Desa Tojan, Kecamatan Klungkung.
Upacara Panglukatan Agung Banyu Pinaruh di Pantai Masceti, Minggu kemarin, dilaksanakan sejak pagi pukul 05.30 Wita hingga siang pukul 12.00 Wita. Ritual ini melibatkan seluruh pinandita anggota PSN di Kabupaten Gianyar. Upacara diantarkan tiga sulinggih, yakni Ida Pedanda dari Griya Kekeran (Desa/Kecamatan Blahbatuh, Gianyar), Ida Pedanda Budha dari Griya Peliatan (Kecamatan Ubud, Gianyar), dan Ida Pedanda dari Griya Kawan (Desa Keramas, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar). Di akhir prosesi, dilaksanakan ritual malukat secara bergilir bagi pinandita dan krama yang hadir.
Ketua Panitia Panglukatan Agung, Jro Mangku Nyoman Sudiana, menyatakan Panglukatan Agung (Pangweruh) ini dilaksanakan oleh PSN bekerjasama dengan Pemkab Tabanan dan Kantor Kementrian Agama Kabupaten Gianyar. “Ritual serupa juga digelar serentak di seluruh Bali saat Banyu Pinaruh hari ini,” papar Jro Mangku Sudiana di Pantai Masceti, Minggu kemarin.
Sementara itu, seorang krama nyaris tenggelam terseret arus, karena tiba-tiba mengalami kram bagian perut saat mandi dalam perayaan Banyu Pinaruh di Pantai Watu Klotok, Desa Tojan, Kecamtan Klungkung, Minggu pagi pukul 08.45 Wita. Korbannya adalah Dewa Made Parnata, 40, asal Desa Satra, Kecamatan Klungkung.
Beruntung, korban Dewa Partana selamat dari maut setelah ditolong krama lainnya yang merayakan Banyu Pinaruh di Pantai Watu Klotok. Korban ditemukan di tengah laut dalam kondisi pingsan. Selanjutnya, korban Dewa Partana dievakuasi ke tepi pantai. Korban sempat mendapat penanganan medis dari Pelayanan Kesehatan Ambulance Kriss 118 Pemkab Klungkung yang turun ke lokasi. Setelah kondisinya pulih, korban dijemput keluarganya untuk diajak pulang ke Desa Satra.
Kapolsek Klungkung, Kompol Wayan Sarjana, mengatakan korban Dewa Partana berhasil diselamatkan tanpa mengalkami luka sedikit pun. Namun, korban mengalami trauma. "Pihak keluarha korban sudah ngaturang banten pengulap di lokasi kejadian di pantai Watu Klotok," ungkap Kompol Sarjana saat dikonfirmasi NusaBali.
Di sisi lain, Polres Klungkung mengerahkan personelnya melalui masing-masing Polsek untuk pengamanan perayaan Banyu Pinaruh. Pengamanan dilaksanakan di sepanjang Pantai Goa Lawah (sisi timur), Pantai Kusamba, Pantai Watu Klotok, Pantai Lepang, hingga Pantai Tegalbesar (sisi barat). Selain itu, juga dilakukan pengamatan sejumlah pantai di kawasan seberang Kecamatan Nusa Penida.
Wakapolres Klungkung, Kompol Ida Bagus Dedi Januartha, mengatakan saat perayaan Banyu Pinaruh, Minggu kematin, terjadi peningkatan aktivitas masyarakat yang terpusat di pantai-pantai. Kondisi ini yang diwaspadai aparat kepolisian, karena berdasarkan pengalaman sebelumnya, beberapa kali terjadi peristiwa terseret ombak saat Banyu Pinaruh, karena mandi teralu ke tengah laut.
Bukan hanya itu, saat kondisi cuaca tidak memungkinkan, masih ada saja warga yang nekat ‘menantang’ ombak hingga yang bersangkutan terseret arus, bahkan sampai meregang nyawa. “Kami tetap memantau aktivitas krama yang melaksanakan Banyu Pinaruh. Kami bersama personel juga mengimbau mereka agar tetap memaspadai kondisi gelombang,” tandas Kompol Gus Dedi Junuartha. *wan
Upacara Panglukatan Agung Banyu Pinaruh di Pantai Masceti, Minggu kemarin, dilaksanakan sejak pagi pukul 05.30 Wita hingga siang pukul 12.00 Wita. Ritual ini melibatkan seluruh pinandita anggota PSN di Kabupaten Gianyar. Upacara diantarkan tiga sulinggih, yakni Ida Pedanda dari Griya Kekeran (Desa/Kecamatan Blahbatuh, Gianyar), Ida Pedanda Budha dari Griya Peliatan (Kecamatan Ubud, Gianyar), dan Ida Pedanda dari Griya Kawan (Desa Keramas, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar). Di akhir prosesi, dilaksanakan ritual malukat secara bergilir bagi pinandita dan krama yang hadir.
Ketua Panitia Panglukatan Agung, Jro Mangku Nyoman Sudiana, menyatakan Panglukatan Agung (Pangweruh) ini dilaksanakan oleh PSN bekerjasama dengan Pemkab Tabanan dan Kantor Kementrian Agama Kabupaten Gianyar. “Ritual serupa juga digelar serentak di seluruh Bali saat Banyu Pinaruh hari ini,” papar Jro Mangku Sudiana di Pantai Masceti, Minggu kemarin.
Sementara itu, seorang krama nyaris tenggelam terseret arus, karena tiba-tiba mengalami kram bagian perut saat mandi dalam perayaan Banyu Pinaruh di Pantai Watu Klotok, Desa Tojan, Kecamtan Klungkung, Minggu pagi pukul 08.45 Wita. Korbannya adalah Dewa Made Parnata, 40, asal Desa Satra, Kecamatan Klungkung.
Beruntung, korban Dewa Partana selamat dari maut setelah ditolong krama lainnya yang merayakan Banyu Pinaruh di Pantai Watu Klotok. Korban ditemukan di tengah laut dalam kondisi pingsan. Selanjutnya, korban Dewa Partana dievakuasi ke tepi pantai. Korban sempat mendapat penanganan medis dari Pelayanan Kesehatan Ambulance Kriss 118 Pemkab Klungkung yang turun ke lokasi. Setelah kondisinya pulih, korban dijemput keluarganya untuk diajak pulang ke Desa Satra.
Kapolsek Klungkung, Kompol Wayan Sarjana, mengatakan korban Dewa Partana berhasil diselamatkan tanpa mengalkami luka sedikit pun. Namun, korban mengalami trauma. "Pihak keluarha korban sudah ngaturang banten pengulap di lokasi kejadian di pantai Watu Klotok," ungkap Kompol Sarjana saat dikonfirmasi NusaBali.
Di sisi lain, Polres Klungkung mengerahkan personelnya melalui masing-masing Polsek untuk pengamanan perayaan Banyu Pinaruh. Pengamanan dilaksanakan di sepanjang Pantai Goa Lawah (sisi timur), Pantai Kusamba, Pantai Watu Klotok, Pantai Lepang, hingga Pantai Tegalbesar (sisi barat). Selain itu, juga dilakukan pengamatan sejumlah pantai di kawasan seberang Kecamatan Nusa Penida.
Wakapolres Klungkung, Kompol Ida Bagus Dedi Januartha, mengatakan saat perayaan Banyu Pinaruh, Minggu kematin, terjadi peningkatan aktivitas masyarakat yang terpusat di pantai-pantai. Kondisi ini yang diwaspadai aparat kepolisian, karena berdasarkan pengalaman sebelumnya, beberapa kali terjadi peristiwa terseret ombak saat Banyu Pinaruh, karena mandi teralu ke tengah laut.
Bukan hanya itu, saat kondisi cuaca tidak memungkinkan, masih ada saja warga yang nekat ‘menantang’ ombak hingga yang bersangkutan terseret arus, bahkan sampai meregang nyawa. “Kami tetap memantau aktivitas krama yang melaksanakan Banyu Pinaruh. Kami bersama personel juga mengimbau mereka agar tetap memaspadai kondisi gelombang,” tandas Kompol Gus Dedi Junuartha. *wan
Komentar