UKM Upakara STAHN Mpu Kuturan Jual Banten Online
Orderan Saraswati Tembus 1.300 Pesanan
SINGARAJA, NusaBali
Unit Kegiatan mahasiswa (UKM) Upakara Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan kembali melayani pemesanan banten Sesayut Saraswati, serangkaian dengan hari rayas Saraswati yang jatuh pada Saniscara Umanis Watugunung, Sabtu (11/5). Sebanyak 1.300 buah banten Sesayut terjual hingga Jumat (10/5).
Seratusan mahasiswa yang tergabung di UKM Upakara STAHN Mpu Kuturan yang bernama UKM Dewa Dewi Tapini Yadnya, itu menyiapkan seluruh pesanan sejak Jumat (10/5) pagi. Uniknya tak hanya mahasiswi saja yang menggarap banten pesanan dari konsumen yang sudah terakumulasi sejak dua minggu sebelum Saraswati, tetapi juga mahasiswa. Selama seharian penuh mereka membagi tugas untuk merampungkan seluruh banten pesanan itu yang kemudian diantarkan ke pelanggan pada Jumat sore.
Seluruh persiapan dan kegiatan pembuatan banten dilakukan sepenuhnya oleh mahasiswa anggota UKM Upakara. Mereka hanya diawasi dan diarahkan oleh sejumlah dosen pembina. Kegiatan pembuatan banten itu dilaksanakan di Lab Upakara STAHN Mpu Kuturan. Ada yang bertugas majejaitan (membuat canang dari janur), mayasin (menata bunga di canang), matanding (menyusun sejumlah sarana upakara dalam wadah) dan persiapan alat dan sarana lainnya.
Menurut Ketua Lab Upakara Brahma Widya, Ketut Agus Nova, SFilH, MAg yang akrab disapa Jro Anom, Sabtu (11/5) mengatakan, kegiatan menjual banten Sraswati itu sudah dilakukan sejak berdirinya kampus STAHN Mpu Kuturan Singaraja, tahun 2016 silam. Awalnya, proses pemasaran dilakukan melalui media sosial Facebook milik UKM STAHN Mpu Kuturan Singaraja. Mereka pun sudah rutin melakukan kegiatan ini enam bulan sekali.
Kewirausahaan yang dlakukan oleh UKM Upakara STAHN Mpu Kuturan, sejak awal promosi mendapat sambutan baik dari masyarakat. Sejumlah pelanggan memesan banten melalui pesan Facebook maupun kontak telepon langsung. Sejauh ini pelayanan penjualan banten Saraswati baru melayani pesanan sekitar Singaraja saja. Banten pun akan langsung diantar ke rumah masing-masing sebatas masih di areal kota.
“Pesanan banyak masuk lewat online sekitar 800 buah banten sesayut, sisanya lima ratusan dipesan mahasiswa dan dosen disini. Kami memang melayani delivery order,” kata Jro Anom. Satu buah banten Sesayut Saraswati dijual dengan harga cukup murah, yakni hanya Rp 5 ribu per tamas. Biasanya pembeli yang memesan kebanyakan lebih dari satu tamas.
Sementara itu Pembina Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Upakara, STAHN Mpu Kuturan Singaraja, Wayan Murniti mengatakan, selain menjual banten sesayut, pihaknya bersama kelompok UKM juga melayani pemesanan banten pejati. Harga satu buah banten pejati lengkap dibanderol Rp 80 ribu.
“Untuk Saraswati ini, selain banten Sesayut, kami juga menerima pesanan banten pejati. Hingga Jumat kemarin dapat pesanan 40 pejati. Jadi kalau dihitung omset banten sesayut dan pejati bisa tembus Rp 10 juta,” ujar Murniti.
UKM Upakara STAHN Mpu Kuturan juga disebut Murniti tak hanya melayani pemesanan banten saat Hari Raya Saraswati saja. Timnya juga membuka pesanan saat Hari Raya Siwaratri, Tumpek Landep hingga Buda Cemeng Klawu. Tak terkecuali, mereka juga melayani pemesanan banten ngaben masal, metatah, tiga bulanan, melaspas rumah hingga banten caru.
“Kalau ada pesanan kami akan garapkan, selain itu juga kami sudah ada MoU dengan beberapa sulinggih di Buleleng, kalau pihak griya kewalahan kami siap membantu,” imbuh Murniti. Ia pun menyebutkan jika pesanan banten buatan UKM Upakara STAHN Mpu Kuturan tak hanya dipesan umat Hindu di Bali saja, tetapi sudah sampai ke Surabaya.
Selain menyediakan jasa penjualan banten, UKM Upakara biasanya langsung menyiapkan pamuput (pemimpin,red) upacara. Jika upacara yang digelar berskala kecil langsung dipuput oleh Jro Anom. Namun jika upacara berskala besar akan dipuput oleh sulinggih yang langsung difasilitasi UKM Upakara. “Jadi yang punya upacara biasanya sudah tanggung beres, selain banten, yang muput juga kami yang handel,” ucap dia.
Lalu hasil kewirausahaan UKM Upakara yangs udah berlangsung kurang lebih tiga tahun ini, akan masuk ke kas UKM. Selanjutnya uang itu dikelola untuk membiayai operasional dan permodalan. Jika ada sisa digunakan untuk membiayai kegiatan Tirtayatra atau ngayah sebagai bentuk pengabdian.
Ketua STAHN Mpu Kuturan Singaraja, Prof Dr Drs I Made Suweta MSi mengapresiasi inovasi dari UKM Upakara. Menurutnya, selain sebagai ajang untuk membelajarkan diri dalam bidang upakara, usaha ini dinilai tepat untuk melatih jiwa wirausaha bagi mahasiswa agar memiliki bekal ketika tamat kuliah.
Prof Suweta juga megatakan kegiatan ini secara tidak langsung menjadi momen promosi bagi lembaga STAHN Mpu Kuturan Singaraja. Mahasiswa yang dilibatkan langsung dalam penyiapkan banten itu, juga disebutnya sebagai bukti nyata implementasi pembelajaran di dalam ruang kuliah di bidang non akademik. “Ini menjadi bukti bahwa pembelajaran kami bagi mahasiswa bukan hanya di tataran akademik saja. Tetapi juga dari sisi tataran ngayah hingga manajemen wirausaha, yang patut diapresiasi,” jelasnya. *k23
Seratusan mahasiswa yang tergabung di UKM Upakara STAHN Mpu Kuturan yang bernama UKM Dewa Dewi Tapini Yadnya, itu menyiapkan seluruh pesanan sejak Jumat (10/5) pagi. Uniknya tak hanya mahasiswi saja yang menggarap banten pesanan dari konsumen yang sudah terakumulasi sejak dua minggu sebelum Saraswati, tetapi juga mahasiswa. Selama seharian penuh mereka membagi tugas untuk merampungkan seluruh banten pesanan itu yang kemudian diantarkan ke pelanggan pada Jumat sore.
Seluruh persiapan dan kegiatan pembuatan banten dilakukan sepenuhnya oleh mahasiswa anggota UKM Upakara. Mereka hanya diawasi dan diarahkan oleh sejumlah dosen pembina. Kegiatan pembuatan banten itu dilaksanakan di Lab Upakara STAHN Mpu Kuturan. Ada yang bertugas majejaitan (membuat canang dari janur), mayasin (menata bunga di canang), matanding (menyusun sejumlah sarana upakara dalam wadah) dan persiapan alat dan sarana lainnya.
Menurut Ketua Lab Upakara Brahma Widya, Ketut Agus Nova, SFilH, MAg yang akrab disapa Jro Anom, Sabtu (11/5) mengatakan, kegiatan menjual banten Sraswati itu sudah dilakukan sejak berdirinya kampus STAHN Mpu Kuturan Singaraja, tahun 2016 silam. Awalnya, proses pemasaran dilakukan melalui media sosial Facebook milik UKM STAHN Mpu Kuturan Singaraja. Mereka pun sudah rutin melakukan kegiatan ini enam bulan sekali.
Kewirausahaan yang dlakukan oleh UKM Upakara STAHN Mpu Kuturan, sejak awal promosi mendapat sambutan baik dari masyarakat. Sejumlah pelanggan memesan banten melalui pesan Facebook maupun kontak telepon langsung. Sejauh ini pelayanan penjualan banten Saraswati baru melayani pesanan sekitar Singaraja saja. Banten pun akan langsung diantar ke rumah masing-masing sebatas masih di areal kota.
“Pesanan banyak masuk lewat online sekitar 800 buah banten sesayut, sisanya lima ratusan dipesan mahasiswa dan dosen disini. Kami memang melayani delivery order,” kata Jro Anom. Satu buah banten Sesayut Saraswati dijual dengan harga cukup murah, yakni hanya Rp 5 ribu per tamas. Biasanya pembeli yang memesan kebanyakan lebih dari satu tamas.
Sementara itu Pembina Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Upakara, STAHN Mpu Kuturan Singaraja, Wayan Murniti mengatakan, selain menjual banten sesayut, pihaknya bersama kelompok UKM juga melayani pemesanan banten pejati. Harga satu buah banten pejati lengkap dibanderol Rp 80 ribu.
“Untuk Saraswati ini, selain banten Sesayut, kami juga menerima pesanan banten pejati. Hingga Jumat kemarin dapat pesanan 40 pejati. Jadi kalau dihitung omset banten sesayut dan pejati bisa tembus Rp 10 juta,” ujar Murniti.
UKM Upakara STAHN Mpu Kuturan juga disebut Murniti tak hanya melayani pemesanan banten saat Hari Raya Saraswati saja. Timnya juga membuka pesanan saat Hari Raya Siwaratri, Tumpek Landep hingga Buda Cemeng Klawu. Tak terkecuali, mereka juga melayani pemesanan banten ngaben masal, metatah, tiga bulanan, melaspas rumah hingga banten caru.
“Kalau ada pesanan kami akan garapkan, selain itu juga kami sudah ada MoU dengan beberapa sulinggih di Buleleng, kalau pihak griya kewalahan kami siap membantu,” imbuh Murniti. Ia pun menyebutkan jika pesanan banten buatan UKM Upakara STAHN Mpu Kuturan tak hanya dipesan umat Hindu di Bali saja, tetapi sudah sampai ke Surabaya.
Selain menyediakan jasa penjualan banten, UKM Upakara biasanya langsung menyiapkan pamuput (pemimpin,red) upacara. Jika upacara yang digelar berskala kecil langsung dipuput oleh Jro Anom. Namun jika upacara berskala besar akan dipuput oleh sulinggih yang langsung difasilitasi UKM Upakara. “Jadi yang punya upacara biasanya sudah tanggung beres, selain banten, yang muput juga kami yang handel,” ucap dia.
Lalu hasil kewirausahaan UKM Upakara yangs udah berlangsung kurang lebih tiga tahun ini, akan masuk ke kas UKM. Selanjutnya uang itu dikelola untuk membiayai operasional dan permodalan. Jika ada sisa digunakan untuk membiayai kegiatan Tirtayatra atau ngayah sebagai bentuk pengabdian.
Ketua STAHN Mpu Kuturan Singaraja, Prof Dr Drs I Made Suweta MSi mengapresiasi inovasi dari UKM Upakara. Menurutnya, selain sebagai ajang untuk membelajarkan diri dalam bidang upakara, usaha ini dinilai tepat untuk melatih jiwa wirausaha bagi mahasiswa agar memiliki bekal ketika tamat kuliah.
Prof Suweta juga megatakan kegiatan ini secara tidak langsung menjadi momen promosi bagi lembaga STAHN Mpu Kuturan Singaraja. Mahasiswa yang dilibatkan langsung dalam penyiapkan banten itu, juga disebutnya sebagai bukti nyata implementasi pembelajaran di dalam ruang kuliah di bidang non akademik. “Ini menjadi bukti bahwa pembelajaran kami bagi mahasiswa bukan hanya di tataran akademik saja. Tetapi juga dari sisi tataran ngayah hingga manajemen wirausaha, yang patut diapresiasi,” jelasnya. *k23
1
Komentar