Gubernur DKI Lengkapi Sarana Prasarana Umat Hindu
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melengkapi sarana prasarana umat Hindu di Jakarta.
JAKARTA, NusaBali
Ia datang ke Pura Segara Kemayu, Cilincing, Jakarta Utara pada Sabtu kemarin (11/5) untuk melihat langsung perkembangan pembangunan di sana.
Menurut Ketua Suka Duka Hindu Dharma (SDHD) DKI Jakarta Made Sudarta, sejak satu tahun lalu pihaknya mengajukan permohonan bantuan.
"Permohonan bantuan itu meliputi sarana dan prasarana umat Hindu di Jakarta dan sekitarnya dalam melakukan prosesi pengabenan. Yakni pembangunan jalan, jembatan dan dermaga kecil yang digunakan sebagai sandaran perahu untuk melarung abu jenazah," ujar Made Sudarta kepada NusaBali, Senin (13/5).
Pembangunan direalisasikan sejak awal 2019. Guna mengecek perkembangan pembangunannya, gubernur Anies ditemani Made Sudarta meninjau ke lokasi untuk memastikan pembangunan berjalan baik.
Sebelumnya, jalan belum menggunakan blok. Dengan adanya bantuan membuat jalan menuju Pura dan ke laut memakai blok. Kemudian jembatan yang rusak dan tidak ada pelindung di sisi kanan dan kiri, kini dibangun dengan menggunakan beton. Plus diberi pengaman besi di sisi kanan dan kirinya dengan menggunakan warna cerah. Bahkan jembatan yang saat ini terealisasi 30 meter akan ditambah lagi sepanjang 40 meter.
Bantuan pemerintah DKI Jakarta, kata Made Sudarta, tidak berhenti disitu saja. Pemerintah DKI memberikan bantuan tanah kuburan pula bagi umat Hindu. Berhubung umat Hindu tidak menggunakannya, mereka mengembalikan tanah tersebut.
Sebagai gantinya, mereka meminta bantuan mesin untuk kremasi jenazah. "Gubernur DKI menyatakan oke. Beliau akan menindaklanjuti segera atau empat bulan akan datang, karena harus melalui proses dahulu," terang Sudarta.
Sudarta berharap, umat Hindu Jakarta segera memiliki mesin kremasi. Sebab selama ini, bila ada umat Hindu di wilayah Jakarta dan sekitarnya meninggal, mereka menyewa mesin di sebuah yayasan yang tidak jauh dari Pura Segara. Padahal, saat kepemimpinan gubernur Ali Sadikin di DKI Jakarta pada 1970an peminjaman alat tersebut gratis.
Setelah itu, mereka dikenakan biaya, meski tidak membayar penuh. "Karena umat Hindu semakin banyak di Jakarta dan jumlah yang meninggal juga bertambah membuat kami dikenakan biaya ketika melakukan kremasi. Tapi pembayarannya tidak full," jelasnya.
Kelak, bila mesin kremasi sudah ada, mereka sangat terbantu. Sebab, meringankan beban umat Hindu saat melakukan kremasi. "Ini sangat luar biasa. Mudah-mudahan keinginan memiliki mesin kremasi segera terwujud, dan kami sangat berterimakasih sekali kepada pemerintah DKI yang telah memperhatikan umat Hindu disini," ucap Sudarta. *K22
Menurut Ketua Suka Duka Hindu Dharma (SDHD) DKI Jakarta Made Sudarta, sejak satu tahun lalu pihaknya mengajukan permohonan bantuan.
"Permohonan bantuan itu meliputi sarana dan prasarana umat Hindu di Jakarta dan sekitarnya dalam melakukan prosesi pengabenan. Yakni pembangunan jalan, jembatan dan dermaga kecil yang digunakan sebagai sandaran perahu untuk melarung abu jenazah," ujar Made Sudarta kepada NusaBali, Senin (13/5).
Pembangunan direalisasikan sejak awal 2019. Guna mengecek perkembangan pembangunannya, gubernur Anies ditemani Made Sudarta meninjau ke lokasi untuk memastikan pembangunan berjalan baik.
Sebelumnya, jalan belum menggunakan blok. Dengan adanya bantuan membuat jalan menuju Pura dan ke laut memakai blok. Kemudian jembatan yang rusak dan tidak ada pelindung di sisi kanan dan kiri, kini dibangun dengan menggunakan beton. Plus diberi pengaman besi di sisi kanan dan kirinya dengan menggunakan warna cerah. Bahkan jembatan yang saat ini terealisasi 30 meter akan ditambah lagi sepanjang 40 meter.
Bantuan pemerintah DKI Jakarta, kata Made Sudarta, tidak berhenti disitu saja. Pemerintah DKI memberikan bantuan tanah kuburan pula bagi umat Hindu. Berhubung umat Hindu tidak menggunakannya, mereka mengembalikan tanah tersebut.
Sebagai gantinya, mereka meminta bantuan mesin untuk kremasi jenazah. "Gubernur DKI menyatakan oke. Beliau akan menindaklanjuti segera atau empat bulan akan datang, karena harus melalui proses dahulu," terang Sudarta.
Sudarta berharap, umat Hindu Jakarta segera memiliki mesin kremasi. Sebab selama ini, bila ada umat Hindu di wilayah Jakarta dan sekitarnya meninggal, mereka menyewa mesin di sebuah yayasan yang tidak jauh dari Pura Segara. Padahal, saat kepemimpinan gubernur Ali Sadikin di DKI Jakarta pada 1970an peminjaman alat tersebut gratis.
Setelah itu, mereka dikenakan biaya, meski tidak membayar penuh. "Karena umat Hindu semakin banyak di Jakarta dan jumlah yang meninggal juga bertambah membuat kami dikenakan biaya ketika melakukan kremasi. Tapi pembayarannya tidak full," jelasnya.
Kelak, bila mesin kremasi sudah ada, mereka sangat terbantu. Sebab, meringankan beban umat Hindu saat melakukan kremasi. "Ini sangat luar biasa. Mudah-mudahan keinginan memiliki mesin kremasi segera terwujud, dan kami sangat berterimakasih sekali kepada pemerintah DKI yang telah memperhatikan umat Hindu disini," ucap Sudarta. *K22
1
Komentar