Plafon Perpustakaan Jebol, Program Calistung Ditunda
Plafon perpustakaan di SDN 3 Kukuh di Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, jebol.
TABANAN, NusaBali
Jebolnya plafon yang terbuat dari kalsiboard itu diperkirakan terjadi pada Senin (13/5) malam. Akibatnya program membaca, menulis, dan menghitung (Calistung) ditunda sementara.
Pantauan di lapangan pada Selasa (14/5) pagi, plafon tersebut jebol di bagian timur dan tak sampai membuat ruangan perpustakaan bocor. Meski jebolnya tak banyak, namun menimbulkan retakan baru pada plafon sekitarnya. Dengan kondisi itu guru tak berani mengajak siswa beraktifitas di dalam perpustakaan, karena dikhawatirkan plafon jebol mendadak.
Menurut guru kelas IV, I Bagus Astawa Putra, jebolnya plafon itu terjadi mendadak. Karena Senin siang kondisinya masih bagus. Menurut dia, plafon yang di bagian utara tiga bulan lalu sudah sempat jebol, namun telah diperbaiki. Kini kejadian yang sama terulang kembali. Dengan kondisi itu plafon di sekitarnya retak yang membuat warga sekolah waswas. “Karena ada plafon yang retak, program calistung setiap Sabtu ditunda dulu sebab kami takut masuk ke dalam ruangan,” jelasnya.
Kepala SDN 3 Kukuh Ni Nyoman Sudi Ratnadi menambahkan, gedung perpustakaan dibangun tahun 2013 lewat dana anggaran khusus (DAK). “Pengerjaannya dibantu oleh komite dan warga secara swadaya,” ujarnya.
Dia menduga plafon tersebut jebol kemungkinan ada kucing dan tikus di atas plafon sehingga jebol mendadak. “Masalah ini sudah kami koordinasikan ke komite agar segera ditindaklanjuti. Dan memang akibat jebolnya plafon, program calistung ditunda dulu,” ujarnya.
Ratnadi mengaku selain plafon jebol, ruangan kelas 1, 3, dan 4 di bagian barat yang letaknya berdekatan dengan tegalan warga, plafonnya juga sudah lapuk. Kondisi ini sudah sempat dilaporkan ke Dinas Pendidikan Tabanan. Bahkan sudah sempat dicek, akan tetapi kondisi sekolah masih dikatakan tidak kategori rusak berat. “Katanya masih rusak ringan, remuk di bagian barat karena lembab,” kata Ratnadi.
Sementara di sisi lain terkait dengan tenaga pendidik, pengajar kelas 4, 5, dan 6 di SDN 3 Kukuh belum berstatus guru negeri. Mereka berstatus guru pengabdi dan tenaga kontrak. Bahkan gaji tenaga abdi hanya Rp 200.000 per bulan. “Ya guru PNS hanya kelas 1, 2, dan 3,” imbuh Ratnadi. *des
Pantauan di lapangan pada Selasa (14/5) pagi, plafon tersebut jebol di bagian timur dan tak sampai membuat ruangan perpustakaan bocor. Meski jebolnya tak banyak, namun menimbulkan retakan baru pada plafon sekitarnya. Dengan kondisi itu guru tak berani mengajak siswa beraktifitas di dalam perpustakaan, karena dikhawatirkan plafon jebol mendadak.
Menurut guru kelas IV, I Bagus Astawa Putra, jebolnya plafon itu terjadi mendadak. Karena Senin siang kondisinya masih bagus. Menurut dia, plafon yang di bagian utara tiga bulan lalu sudah sempat jebol, namun telah diperbaiki. Kini kejadian yang sama terulang kembali. Dengan kondisi itu plafon di sekitarnya retak yang membuat warga sekolah waswas. “Karena ada plafon yang retak, program calistung setiap Sabtu ditunda dulu sebab kami takut masuk ke dalam ruangan,” jelasnya.
Kepala SDN 3 Kukuh Ni Nyoman Sudi Ratnadi menambahkan, gedung perpustakaan dibangun tahun 2013 lewat dana anggaran khusus (DAK). “Pengerjaannya dibantu oleh komite dan warga secara swadaya,” ujarnya.
Dia menduga plafon tersebut jebol kemungkinan ada kucing dan tikus di atas plafon sehingga jebol mendadak. “Masalah ini sudah kami koordinasikan ke komite agar segera ditindaklanjuti. Dan memang akibat jebolnya plafon, program calistung ditunda dulu,” ujarnya.
Ratnadi mengaku selain plafon jebol, ruangan kelas 1, 3, dan 4 di bagian barat yang letaknya berdekatan dengan tegalan warga, plafonnya juga sudah lapuk. Kondisi ini sudah sempat dilaporkan ke Dinas Pendidikan Tabanan. Bahkan sudah sempat dicek, akan tetapi kondisi sekolah masih dikatakan tidak kategori rusak berat. “Katanya masih rusak ringan, remuk di bagian barat karena lembab,” kata Ratnadi.
Sementara di sisi lain terkait dengan tenaga pendidik, pengajar kelas 4, 5, dan 6 di SDN 3 Kukuh belum berstatus guru negeri. Mereka berstatus guru pengabdi dan tenaga kontrak. Bahkan gaji tenaga abdi hanya Rp 200.000 per bulan. “Ya guru PNS hanya kelas 1, 2, dan 3,” imbuh Ratnadi. *des
Komentar