NasDem Pinang Demokrat Bentuk Fraksi di Tabanan
Gerindra Belum Tentukan Arah Koalisi
TABANAN, NusaBali
Parpol-parpol papan bawah hasil Pileg 2019 mulai gerilya mencari teman koalisi, untuk membentuk fraksi di DPRD 2019-2024. NasDem, misalnya, berusaha meminang Demokrat untuk diajak koalisi.
Berdasarkan hasil Pileg 2019, hanya dua parpol yang bisa membetuk fraksi secara mandiri di DPRD Tabanan 2019-2024, yakni PDIP dan Golkar. PDIP mendominasi 28 kursi dari total 40 kursi DPRD Tabanan atau kuasai 70,00 persen suara parlemen. Sementara Golkar meraih 5 kur DPRD Tabanan atau berkekatan 12,50 persen suara parlemen.
Sedangkan tiga parpol lainnya yang tembus DPRD Tabanan hasil Pileg 2019, tidak cukup kursi untuk membentuk fraksi secara mandiri, yakni Gerindra, NasDem, dan Demokrat. Gerindra hanya meraih 3 kursi DPRD Tabanan 2019-2024 atau kuasai 7,50 persen suara parlemen. Kekuatan Gerindra berkurang 1 kursi dari semula 4 kursi hasil Pileg 2014 lalu.
Sementara NasDem berhasil meraih 3 kursi DPRD Tabanan 2019-2024 atau kuasai 7,50 persen suara parlemen hasil Pileg 2019. Kekuatan NasDem bertambah dari semula hanya 2 kursi di DPRD Tabanan 2014-2019 lalu.
Tiga (3) kursi DPRD Tabanan 2019-2024 diraih NasDem melalui Ida Ayu Ketut Candrawati (caleg incumbent dari Dapil Kecamatan Kediri-Marga yang lolos ke legislatif dengan perolehan 2.232 suara), I Gusti Ngurah Sanjaya (caleg incumbent dari Dapil Kecamatan Penebel-Baturiti yang lolos ke legislatif dengan perolehan 1.904), I Gede Sudiartha (caleg new comer dari Dapil Kecamatan Tabanan-Kerambitan yang lolos ke legislatif dengan perolehan 1.649 suara).
Sebaliknya, Demokrat hanya berhasil meraih 1 kursi DPRD Tabanan 2019-2024 atau berkekuatan 2,50 persen suara parlemen hasil Pileg 2019. Satu-satunya kursi bagi Demokrat tersebut diraih I Ketut Semara Putra, caleg new comer yang lolos dari Dapil Kecamatgan Penebel-Kediri dengan raihan 2.594 suara. Kekuatan Demokrat anjlok drastis ketimbang DPRD Tabanan 2014-2019 ketika mereka berjaya dengan perolehan 4 kursi legislatif.
Maka, Demokrat kini menjadi rebutan antara NasDem dan Gerindra untuk diajak gabung dan berkoalisi membentuk fraksi. Jika NasDem berhasil menggaet Demokrat, maka Gerindra mau tak mau harus masuk Fraksi Golkar atau Fraksi PDIP di DPRD Tabanan 2019-2024. Bisa juga Geridra masuk barisan NasDem-Demokrat membentuk Fraksi Gabungan.
Hingga Minggu (19/5), baru kubu NasDem yang berusaha mendekati Demokrat. Sedangkan Gerindra sejauh ini belum menentukan arah koalisi untuk fraksi. "Kami perlu 1 kursi lagi untu membentuk fraksi di DPRD Tabanan. Kami ajak Demokrat bergabung. Ini atas dasar karena Demokrat juga berkeinginan gabung ke NasDem," ungkap Sekretaris DPD NasDem Tabanan, I Made Putrayadi, saat dikonfirmasi NusaBali di Tabanan, Minggu kemarin.
Menurut Made Putrayadi, rancangan koalisi membentuk fraksi ini sudah diko-munikasikan per telepon dengan Plt Sekretaris DPC Demokrat Tabanan, I Gusti Made Purnayasa. Rancangan ini tinggal dituangkan dalam bentuk surat kesepakatan. Setelah menggaet Demokrat membentuk fraksi, kata Putrayadi, barulah NasDem akan berkoalisi dengan PDIP untuk tarung Pilkada Tabanan 2020. Menurut Purayadi, NasDem memilih masuk barisan PDIP di Pilkada Tabanan 2019, agar sinkron dari pusat ke daerah menjadi Satu Jalur.
Sementara itu, Plt Sekretaris DPC Demokrat Tabanan, IGM Purnayasa, mengaku belum memutuskan partainya akan gabung ke mana dalam bangunan fraksi di DPRD Tabanan 2019-2024. Menurut Purnayasa, banyak parpol yang ingin meminang Demokrat untuk koalisi. Namun, arah koalisi belum diputuskan.
Puernayasa menyebutkan, semua harus dikoordinasikan dulu dengan caleg terpilih DPRD Tabanan, selai juga menggelar rapat interenal DPC Demokrat Tabanan dan DPD Demokrat. "Belum ada koalsii untuk fraksi, siapa bilang? Memang banyak yang meminang Demokrat di Tabanan, tapi saya tidak mau mendahului. Lagipula, penetapan caleg terpilih oleh KPU juga belum ada," tegas Purnayasa saat dikonfirmasi terpisah di Tabanan, Minggu kemarin.
Yang jelas, kata Purnayasa, Demokrat memang harus bergabung ke partai lain, lantaran hanya memiliki 1 kursi DPRD Tabanan hasil Pileg 2019. Tapi, sejauh ini belum ada keputusan arah koalisi. “Nanti juga kami koordinasikan hal ini dengan caleg terpilih,” tandas mantan Wakil Ketua DPRD Tabanan 2009-2014 dari Fraksi Demokrat ini.
Di sisi lain, kubu menyatakan akan membahas masalah pembentukan hrasi setelah penetapan hasil pileg 2019 oleh KPU Tabanan, 22 Mei nanti. "Belum kita bahas, nantilah setelah penetapan," tandas Ketua DPC Gerindra Tabanan, Ni Nengah Sri Labantari, Minggu kemarin.
Disinggung apakah sudah mempunyai rencana akan gabung ke partai mana atau meminang siapa, Sri Labantari menegaskan belum ada. Dia berjanji mengabarkan masalah ini lebih lanjut. "Nanti tiyang kabari nggih. Pokoknya yang terbaiklah nanti," tegas Srikandi Politik asal Desa Abiantuwung, Kecamatan Kediri yang masih menjabat Wakil Ketua DPRD Tabanan 2014-2019 dari Fraksi Gerindra ini. *des
Berdasarkan hasil Pileg 2019, hanya dua parpol yang bisa membetuk fraksi secara mandiri di DPRD Tabanan 2019-2024, yakni PDIP dan Golkar. PDIP mendominasi 28 kursi dari total 40 kursi DPRD Tabanan atau kuasai 70,00 persen suara parlemen. Sementara Golkar meraih 5 kur DPRD Tabanan atau berkekatan 12,50 persen suara parlemen.
Sedangkan tiga parpol lainnya yang tembus DPRD Tabanan hasil Pileg 2019, tidak cukup kursi untuk membentuk fraksi secara mandiri, yakni Gerindra, NasDem, dan Demokrat. Gerindra hanya meraih 3 kursi DPRD Tabanan 2019-2024 atau kuasai 7,50 persen suara parlemen. Kekuatan Gerindra berkurang 1 kursi dari semula 4 kursi hasil Pileg 2014 lalu.
Sementara NasDem berhasil meraih 3 kursi DPRD Tabanan 2019-2024 atau kuasai 7,50 persen suara parlemen hasil Pileg 2019. Kekuatan NasDem bertambah dari semula hanya 2 kursi di DPRD Tabanan 2014-2019 lalu.
Tiga (3) kursi DPRD Tabanan 2019-2024 diraih NasDem melalui Ida Ayu Ketut Candrawati (caleg incumbent dari Dapil Kecamatan Kediri-Marga yang lolos ke legislatif dengan perolehan 2.232 suara), I Gusti Ngurah Sanjaya (caleg incumbent dari Dapil Kecamatan Penebel-Baturiti yang lolos ke legislatif dengan perolehan 1.904), I Gede Sudiartha (caleg new comer dari Dapil Kecamatan Tabanan-Kerambitan yang lolos ke legislatif dengan perolehan 1.649 suara).
Sebaliknya, Demokrat hanya berhasil meraih 1 kursi DPRD Tabanan 2019-2024 atau berkekuatan 2,50 persen suara parlemen hasil Pileg 2019. Satu-satunya kursi bagi Demokrat tersebut diraih I Ketut Semara Putra, caleg new comer yang lolos dari Dapil Kecamatgan Penebel-Kediri dengan raihan 2.594 suara. Kekuatan Demokrat anjlok drastis ketimbang DPRD Tabanan 2014-2019 ketika mereka berjaya dengan perolehan 4 kursi legislatif.
Maka, Demokrat kini menjadi rebutan antara NasDem dan Gerindra untuk diajak gabung dan berkoalisi membentuk fraksi. Jika NasDem berhasil menggaet Demokrat, maka Gerindra mau tak mau harus masuk Fraksi Golkar atau Fraksi PDIP di DPRD Tabanan 2019-2024. Bisa juga Geridra masuk barisan NasDem-Demokrat membentuk Fraksi Gabungan.
Hingga Minggu (19/5), baru kubu NasDem yang berusaha mendekati Demokrat. Sedangkan Gerindra sejauh ini belum menentukan arah koalisi untuk fraksi. "Kami perlu 1 kursi lagi untu membentuk fraksi di DPRD Tabanan. Kami ajak Demokrat bergabung. Ini atas dasar karena Demokrat juga berkeinginan gabung ke NasDem," ungkap Sekretaris DPD NasDem Tabanan, I Made Putrayadi, saat dikonfirmasi NusaBali di Tabanan, Minggu kemarin.
Menurut Made Putrayadi, rancangan koalisi membentuk fraksi ini sudah diko-munikasikan per telepon dengan Plt Sekretaris DPC Demokrat Tabanan, I Gusti Made Purnayasa. Rancangan ini tinggal dituangkan dalam bentuk surat kesepakatan. Setelah menggaet Demokrat membentuk fraksi, kata Putrayadi, barulah NasDem akan berkoalisi dengan PDIP untuk tarung Pilkada Tabanan 2020. Menurut Purayadi, NasDem memilih masuk barisan PDIP di Pilkada Tabanan 2019, agar sinkron dari pusat ke daerah menjadi Satu Jalur.
Sementara itu, Plt Sekretaris DPC Demokrat Tabanan, IGM Purnayasa, mengaku belum memutuskan partainya akan gabung ke mana dalam bangunan fraksi di DPRD Tabanan 2019-2024. Menurut Purnayasa, banyak parpol yang ingin meminang Demokrat untuk koalisi. Namun, arah koalisi belum diputuskan.
Puernayasa menyebutkan, semua harus dikoordinasikan dulu dengan caleg terpilih DPRD Tabanan, selai juga menggelar rapat interenal DPC Demokrat Tabanan dan DPD Demokrat. "Belum ada koalsii untuk fraksi, siapa bilang? Memang banyak yang meminang Demokrat di Tabanan, tapi saya tidak mau mendahului. Lagipula, penetapan caleg terpilih oleh KPU juga belum ada," tegas Purnayasa saat dikonfirmasi terpisah di Tabanan, Minggu kemarin.
Yang jelas, kata Purnayasa, Demokrat memang harus bergabung ke partai lain, lantaran hanya memiliki 1 kursi DPRD Tabanan hasil Pileg 2019. Tapi, sejauh ini belum ada keputusan arah koalisi. “Nanti juga kami koordinasikan hal ini dengan caleg terpilih,” tandas mantan Wakil Ketua DPRD Tabanan 2009-2014 dari Fraksi Demokrat ini.
Di sisi lain, kubu menyatakan akan membahas masalah pembentukan hrasi setelah penetapan hasil pileg 2019 oleh KPU Tabanan, 22 Mei nanti. "Belum kita bahas, nantilah setelah penetapan," tandas Ketua DPC Gerindra Tabanan, Ni Nengah Sri Labantari, Minggu kemarin.
Disinggung apakah sudah mempunyai rencana akan gabung ke partai mana atau meminang siapa, Sri Labantari menegaskan belum ada. Dia berjanji mengabarkan masalah ini lebih lanjut. "Nanti tiyang kabari nggih. Pokoknya yang terbaiklah nanti," tegas Srikandi Politik asal Desa Abiantuwung, Kecamatan Kediri yang masih menjabat Wakil Ketua DPRD Tabanan 2014-2019 dari Fraksi Gerindra ini. *des
Komentar